Seabank Promo Bunga Simpanan 7%, di Atas Bunga LPS
Usai diambil alih oleh grup bisnis Sea Group pada awal tahun ini, PT Bank Seabank Indonesia gencar mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) dengan memberi promo berupa bunga simpanan sebesar 7% per tahun kepada nasabah yang membuka rekening tabungan.
Melansir dari laman resmi Seabank, promo bunga simpanan diberikan kepada nasabah, tanpa minimum jumlah tabungan, jangka waktu, maupun biaya yang harus dipenuhi.
Besaran bunga tabungan yang diberikan Seabank berada di atas bunga yang dijaminkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar 4%. Suku bunga tabungan Seabank di luar promo sebenarnya sebesar 4% per tahun, sudah memenuhi syarat penjaminan LPS.
Sebelumnya, bank yang terafiliasi dengan Shopee ini bernama PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank BKE). Melalui PT Danadipa Artha Indonesia, Sea Group mengakuisisi Bank BKE pada Februari 2021. Sampai saat ini, 97,25% saham bank dimiliki Danadipa Artha Indonesia.
Katadata.co.id sudah menghubungi Direktur Utama Seabank Sasmaya Tuhuleley untuk mengetahui strategi terkait promo ini. Namun, Sasmaya belum merespons pesan singkat maupun menjawab panggilan suaran Katadata.co.id.
Direktur Riset CORE Piter Abdullah menilai pemberian bunga simpanan yang tinggi merupakan fenomena yang sudah biasa di Indonesia karena banyak bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Dengan demikian, tak ada larangan untuk menawarkan bunga simpanan yang tinggi.
"Ini fenomena biasa di Indonesia. Nasabah yang memang mengutamakan bunga boleh menempatkan dananya di bank tersebut tetapi dengan risiko tidak dijamin oleh LPS," kata Piter kepada Katadata.co.id, Jumat (3/9).
Piter mengatakan, bank berani menjanjikan suku bunga tinggi pada simpanan, karena bank masih bisa menyalurkan kredit dengan suku bunga yang jauh lebih tinggi. Salah satunya, pemberian kredit melalui perusahaan teknologi finansial (fintech) yang kemudian disalurkan dalam bentuk peer to peer lending.
"Bunga kreditnya tinggi karena memang bunga P2P-nya tinggi," kata Piter.
Ia mengatakan, risiko dari pemberian bunga simpanan dan bunga kredit yang tinggi ini sudah diperhitungkan sebelumnya. Targetnya pasarnya memang sektor atau nasabah yang memiliki risiko tinggi. Sehingga biasanya tingkat kredit seret (non-performing loan) akan lebih besar.
Berdasarkan penelusuran Katadata.co.id melalui website resmi Seabank, suku bunga dasar kredit (SBDK) per 30 Juni 2021 memang lebih tinggi dibandingkan suku bunga simpanan. SBDK untuk kredit korporasi sebesar 8,28%, kredit ritel 8,78%, dan kredit mikro 9,28%. Sementara kredit konsumsi, baik kredit pemilikan rumah (KPR) dan non-KPR sama-sama sebesar 9,28%.
Berdasarkan laporan keuangan, Seabank mampu menyalurkan kredit senilai 1,52 triliun hingga 30 Juni 2021. Sayangnya nilai penyaluran kredit tersebut mengalami penurunan hingga 37% dibandingkan dengan posisi 30 Juni 2020 yang mencapai Rp 2,45 triliun.
Sementara itu, total simpanan pada giro, tabungan, dan deposito mencapai Rp 4,58 triliun per 30 Juni 2021. Total tersebut tumbuh hingga 65% dibandingkan dengan total giro, tabungan, dan deposito pada 30 Juni 2020 senilai Rp 2,76 triliun.
Dari sisi kualitas kredit yang diberikan, kredit macet atau non-performing loan (NPL) Seabank ada di level 6,66% pada 30 Juni 2021. Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan periode sama tahun lalu, dimana NPL di level 5,55%.
Berdasarkan laporan keuangan tersebut, Seabank tercatat masih membukukan rugi bersih Rp 231,85 miliar sepanjang semester 2021. Kerugian tersebut membengkak 330% dibandingkan periode enam bulan pertama tahun lalu yang rugi Rp 53,88 miliar.