Dikabarkan Disuntik Grab, BRI Agro Buka Pintu Kerja Sama Semua Pihak
Perusahaan transportasi berbasis daring atau ride-hailing asal Singapura, Grab, sedang mencari mitra potensial bidang perbankan di Indonesia. Langkah ini mengikuti saingannya seperti Gojek dan Sea Ltd. yang telah mengakuisisi bank di Tanah Air.
Dikutip dari Deal Street Asia, Grab berencana untuk bermitra dengan beberapa bank, kandidat yang paling berpotensi meraih investasi adalah PT Bank Fama dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk atau BRI Agro, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Sumber Deal Street Asia yang mengetahui informasi itu mengatakan, untuk kesepakatan dengan Bank Fama, Grab bergabung dengan konsorsium yang akan dipimpin oleh konglomerat media dan teknologi Indonesia, Emtek Group.
Sementara itu, terkait kesepakatan dengan Bank BRI Agro, sumber Deal Street Asia mengatakan, Grab akan menginvestasikan sejumlah besar dana kepada pemberi pinjaman. Namun, pembicaraan masih dalam tahap awal.
Seperti diketahui, Bank BRI Agro sedang mencari modal baru dengan menerbitkan saham baru. Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,15 miliar saham baru atau setara dengan 9,96% dari saham yang ditempatkan dan disetor perusahaan. Pemegang saham menyetujui dalam rapat pemegang saham yang digelar Senin (27/9).
Menanggapi kabar tersebut, manajemen BRI Agro mengatakan, pihaknya membuka peluang kerja sama dengan banyak pihak.
"Saat ini kami tidak dapat berkomentar mengenai aksi korporasi terkait dengan teman-teman di ride hailing (Grab)," kata Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang dalam paparan publik, Senin (27/9).
Ia menggarisbawahi, potensi pasar Indonesia sangat besar. Untuk dapat meraih pangsa pasar yang besar, serta pertumbuhan yang eksponensial, diperlukan kolaborasi-kolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki kapabilitas serta ekosistem teknologi yang sangat mumpuni.
"Maka itu, kami sebagai bank digital sudah barang tentu pasti membuka kesempatan selebar-lebarnya berkolaborasi dengan berbagai fintech maupun perusahaan teknologi lainnya," kata Kaspar.