Laba Bersih Adhi Karya Melesat 130% Jadi Rp 55 Miliar pada 2021
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) meraup laba bersih Rp 55,18 miliar sepanjang 2021, atau naik 130,2% dari perolehan tahun sebelumnya Rp 23,97 miliar. Kenaikan keuntungan perusahaan konstruksi pelat merah ini didukung pertumbuhan pendapatan usaha dan laba ventura.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, ADHI mencatat pendapatan tumbuh sebesar 6,49% menjadi Rp 11,53 triliun, dari sebelumnya Rp 10,82 triliun. Pada saat bersamaan, beban pokok pendapatan turut meningkat 7,5% menjadi Rp 9,77 triliun dari semula Rp 9,09 triliun.
Sementara itu, beban umum dan administrasi turun 12,08% dari Rp 709,06 miliar menjadi Rp 623,37 miliar. Dengan demikian, beban usaha perseroan turun 12,68% menjadi Rp 635,36 miliar pada 2021 dari sebelumnya sebesar Rp 727,68 miliar pada 2020.
Tahun lalu, perseroan juga mencatatkan kenaikan laba ventura sebesar 130,76% menjadi Rp 361,81 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 156,79 miliar.
Di samping itu, jumlah aset ADHI juga tumbuh menjadi Rp 39,9 triliun pada 2021 atau naik 4,74% dari sebelumnya Rp 38,09 triliun pada 2020. Kenaikan tersebut berasal dari tumbuhnya jumlah aset lancar menjadi Rp 31,6 triliun dari Rp 30,09 triliun, sedangkan jumlah aset tidak lancar juga tumbuh menjadi Rp 8,29 triliun dari sebelumnya Rp 8 triliun.
Di sisi lain, jumlah liabilitas ADHI turut meningkat menjadi Rp 34,24 triliun pada 2021 dibandingkan dengan sebelumnya sebesar Rp 32,51 triliun. Adapun, jumlah ekuitas perseroan juga tumbuh menjadi Rp 5,65 triliun pada 2021 dari sebelumnya sebesar Rp 5,57 triliun. Sementara itu, posisi kas dan setara kas ADHI pada akhir tahun 2021 tercatat sebesar Rp 3,15 triliun atau naik 33,3% dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp 2,36 triliun.
Tahun ini, ADHI berencana menambah modal dengan memberi hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue kepada pemegang saham melalui penawaran umum terbatas (PUT) II.
Perseroan akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 7,12 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Aksi korporasi ini rencananya akan dilakukan setelah perseroan mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar 7 April 2022 mendatang.
Namun, hingga saat ini perseroan belum menerbitkan informasi tambahan terkait harga pelaksanaan rights issue ini. Sementara itu, dana yang diperoleh dari hasil rights issue ini setelah dikurangi biaya-biaya seluruhnya akan digunakan untuk menyelesaikan rencana penyertaan proyek investasi ADHI berupa jalan tol, Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM), pengelolaan limbah, dan preservasi jalan.
"Penambahan modal dengan HMETD ini sejalan dengan rencana perseroan untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia," tulis manajemen ADHI dalam keterbukaan informasi, Kamis (17/3).