Direksi Borong Saham Unilever Rp 4 Miliar, Harga Saham Terkerek 5%
Dua petinggi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membeli saham perusahaan dengan nilai total mencapai Rp 4 miliar. Keduanya mengantongi efek perusahaan dengan level harga rendah dibanding rerata harga dalam satu tahun terakhir.
Pada 28 Maret 2022, Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti membeli saham perseroan sebanyak 870 ribu lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp 3.460 per saham. Secara total, nilai transaksi tersebut mencapai Rp 3 miliar.
Sebelumnya, pada 24 Maret lalu, Direktur Unilever Indonesia Ainul Yaqin juga membeli sebanyak 296 ribu saham UNVR. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) disebutkan, nilai transaksi mencapai Rp 1 miliar.
Ainul membeli saham UNVR dengan harga pelaksanaan Rp 3.380 per saham pada Kamis (24/3). Harga pembelian saham perseroan tersebut berada di atas harga pasar UNVR saat ini, yakni di level Rp 3.630 per saham.
Dengan demikian, kepemilikan Ainul di UNVR bertambah menjadi 338.200 saham dari sebelumnya 42.200 saham. Disebutkan, tujuan dari transaksi ini adalah untuk investasi.
Hal ini diumumkan dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 11/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Laporan Kepemilikan atau Setiap Perubahan Kepemilikan saham Perusahaan Terbuka.
Berdasarkan data RTI, dalam kurun satu tahun, harga saham UNVR bergerak pada kisaran Rp 3.280 - Rp 6.800. Artinya, nilai saham yang dibeli kedua petinggi Unilever berada di level rendah kisaran harga saham tersebut.
Pada awal sesi II perdagangan hari ini, harga saham Unilever melonjak 5,46% atau 190 poin ke level Rp 3.670 dari level penutupan hari sebelumnya Rp 3.480. Saham dibuka di angka Rp 3.500 pada perdagangan pagi ini. Pada pukul 9.30 WIB, harga saham UNVR bahkan sempat meroket 6,03% atau 210 poin ke level Rp 3.690.
Berdasarkan data BEI, volume saham yang didagangkan sebanyak 57,88 juta, dengan nilai transaksi Rp 210,93 miliar, dan frekuensi 15.513 kali. Saat ini, kapitalisasi pasar Unilever tercatat Rp 140,01 triliun.
Menurut histori data Stockbit, harga saham UNVR merosot hingga 57,67% dalam lima tahun terakhir. Sementara itu, dalam setahun harganya turun 43,51%. Tiga bulan terakhir ini, harga saham melemah 10,46%.
Pada akhir Februari lalu, perusahaan penasihat investasi, Nilzon Capital menyebut bahwa, sudah waktunya UNVR untuk menjadi perusahaan tertutup (go private). Hal ini didasarkan pada beberapa indikator, seperti penurunan kinerja saham UNVR.
Dalam riset yang diterima Katadata, Nilzon Capital menilai, kinerja saham UNVR secara signifikan berada di bawah kinerja Indeks Harga Saham Gabungan dan Indeks LQ45, sejak 1 Februari 2018 hingga awal Februari 2022.
"Saham Unilever sekarang diperdagangkan dengan diskon 66% dari puncaknya di awal 2018, atau -62% jika disesuaikan dengan pembayaran dividen," demikian tertulis dalam riset tersebut.
Menurut hasil riset, penyebab turunnya kinerja saham UNVR mengarah kepada kinerja keuangan perusahaan yang melemah, menurunnya efektivitas manajemen perusahaan dan pemotongan bobot besar-besaran dari indeks utama Indonesia, khususnya IDX Composite, IDX-30, dan LQ-45 karena penerapan aturan free-float yang baru.
Berdasarkan data dalam 12 kuartal terakhir, UNVR membukukan kinerja negatif sebanyak 10 kali, sehingga membuat analis dan investor meragukan fundamental dan prospek perusahaan. Bahkan, dalam enam kuartal terakhir, EPS rata-rata lebih rendah 13% dari perkiraan.
Nilzon Capital mengatakan bahwa, semua faktor tersebut dapat menyebabkan penurunan lebih lanjut kepada harga saham, memberikan tekanan kepada manajemen dan top eksekutif untuk melakukan perubahan yang drastis untuk meningkatkan kepercayaan investor.