Usai Dicaplok Ajaib, Bank Bumi Arta Tunjuk Henry Koenaifi Jadi Dirut?
PT Takjub Finansial Teknologi (Ajaib) kembali menambah kepemilikan saham di PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) hingga total menjadi 40% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Kini, pengelola aplikasi investasi itu menjadi pemegang saham pengendali baru BNBA.
Dalam perkembangannya, berdasarkan kabar yang diterima Katadata, pemegang saham Bank Bumi Arta akan menunjuk Henry Koenaifi sebagai direktur utama perusahaan. Henry diketahui merupakan mantan Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Ketika dimintai konfirmasi, baik melalui telepon maupun pesan singkat, Henry Koenaifi tak memberikan tanggapan apapun.
Sementara itu, Vice President of Marketing Ajaib.com Gladys Pratiwi mengatakan pihaknya belum dapat memberi konfirmasi lebih lanjut terkait kabar tersebut.
Untuk hal ini kami belum bisa memberikan konfirmasi lebih lanjut," ujar Gladys dalam pesan singkat kepada Katadata, Selasa (12/4).
Sebagai informasi, Henry Koenaifi kini menjabat sebagai Presiden Komisaris BCA Finance sejak pertengahan 2021. Sebelumnya, Henry diketahui memiliki posisi sebagai Direktur BCA sejak Februari 2008 dan berhenti pada awal 2021 lalu.
Dalam kariernya di BCA, Henry membidangi pendanaan serta penyaluran kredit bisnis komersial serta usaha kecil dan menengah (UKM). Dia juga membawahi dua anak perusahaan BCA, yakni BCA Finance dan BCA Multi Finance, yang masing-masing bergerak di bidang pembiayaan kendaraan roda empat dan roda dua.
Sebelum menjabat sebagai Direktur BCA, Henry Koenaifi adalah Presiden Direktur PT BCA Finance pada periode 2000-2008. Henry juga sempat ditunjuk oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai Koordinator Tim Manajemen PT Bank Bali Tbk dan anggota Tim Manajemen Bank Jaya (1999-2000).
Pria yang meraih gelar MBA dari Monash University, Melbourne, Australia itu bergabung dengan BCA pada 1989 dan telah menduduki berbagai posisi manajerial, baik di kantor cabang maupun kantor pusat.
Sebelum memulai karir di industri perbankan dan bergabung dengan BCA pada 1989, Insinyur Teknik Sipil dari Universitas Katolik Parahyangan itu bekerja di IBM, perusahaan global di bidang teknologi informasi, selama enam tahun.
Berdasarkan data keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Ajaib membeli saham sebanyak 443,52 juta saham atau mewakili 16% dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam BNBA.
Sebelumnya, Ajaib sudah memiliki 665,28 juta saham atau setara 24% saham BNBA. Dengan demikian, saat ini jumlah saham BNBA yang dimiliki Ajaib menjadi 1,10 miliar saham atau setara 40% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan nilai transaksi mencapai Rp 596,53 miliar.
"Transaksi dilakukan pada 8 April 2022, dengan harga pelaksanaan Rp 1.345 per saham," demikian tertulis dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (12/4).
Manajemen Ajaib Grup menyatakan, seiring peningkatkan kepemilikan saham tersebut, saat ini perusahaan menjadi pemegang saham pengendali baru BNBA.
Adapun, tujuan transaksi tersebut yakni merupakan pembelian atas sebagian saham yang dimiliki PT Surya Husada Investment, PT Dana Graha Agung, dan PT Budiman Kencana Lestari, dengan jumlah seluruhnya 443,52 juta saham.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Desember 2021, BNBA membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar 44,45 miliar atau naik 27% dari sebelumnya Rp 35,05 miliar.
Sementara itu, perseroan mencatat penurunan pendapatan bunga sebesar 18% menjadi Rp 518,73 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 633,83 miliar. Adapun, total aset yang dimiliki perseroan tumbuh 13% secara tahunan dari sebelumnya Rp 7,63 triliun menjadi Rp 8,66 triliun.