GOTO Punya Sejumlah Strategi Agar Harga Saham Tetap Naik
Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami fluktuasi tinggi dalam beberapa hari terakhir. Saham emiten teknologi ini melonjak dalam empat hari berturut-turut setelah terjerembab cukup dalam pada Mei lalu.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama GoTo Gojek Tokopedia Andre Soelistyo mengatakan, harga saham ditentukan oleh kondisi pasar serta keputusan masing-masing investor.
Kendati demikian, menurut dia, decacorn Tanah Air itu akan tetap berfokus untuk mencapai pertumbuhan kinerja berkelanjutan demi mempercepat langkah menuju profitabilitas.
"Kami akan terus memberi solusi teknologi terbaik bagi masyarakat dengan fokus pada empat area sinergi ekosistem GoTo," ujar Andre dalam paparan publik, Jumat (10/6).
Keempat area sinergi yang dimaksud antara lain, memberi penawaran silang atau cross selling antar layanan yang ada di dalam Grup GoTo, dan memaksimalkan strategi hyperlocal pada layanan logistik dan pemenuhan. Selain itu, mengintegrasikan layanan fintech antar platform secara mendalam, dan meningkatkan layanan nilai tambah untuk memberi layanan lebih bagi mitra pengendara dan merchant.
"Kami percaya dengan sinergi tersebut, kami bisa meningkatkan kenyamanan pelanggan, driver, dan merchant, maka akan tercipta flywill effect yang akan mendorong pertumbuhan ekosistem," ujarnya.
Dia menyontohkan, ekosistem GoTo menawarkan layanan lengkap yang didukung oleh armada logistik, layanan fintech dan pembayaran terpadu.
Semakin banyak konsumen yang masuk ke dalam ekosistem, para mitra juga akan tertarik berada dalam platform GoTo, karena penjualan akan meningkat dan bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Pada akhirnya, semakin banyak pedagang dan konsumen, transaksi akan semakin banyak dan mampu mendorong pertumbuhan kinerja GoTo.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian interim yang tidak diaudit, GOTO membukukan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 6,47 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Kerugian tersebut meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 1,81 triliun.
Sampai dengan periode tiga bulan pertama tahun ini, perusahaan membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,49 triliun, naik 65,48% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 904,83 miliar. Angka ini diperoleh dari pendapatan bruto perusahaan senilai Rp 5,23 triliun setelah dikurangi biaya promosi kepada pelanggan senilai Rp 3,73 triliun pada kuartal pertama tahun ini.
Sejalan dengan meningkatnya pendapatan, perusahaan merger Gojek dan Tokopedia ini juga mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan menjadi Rp 1,21 triliun dari tahun sebelumnya Rp 693,14 miliar.
Beban penjualan dan pemasaran tercatat naik menjadi Rp 3,30 triliun dari tahun sebelumnya Rp 431,49 miliar. Sedangkan, beban umum dan administrasi naik dari Rp 697,33 miliar menjadi Rp 2,58 triliun.
CEO GoTo, Andre Soelistyo mengatakan, pada kuartal pertama tahun ini kinerja perusahaan mencatatkan pertumbuhan. GoTo membukukan gross transaction value/GTV senilai Rp 140 triliun, meningkat 46% secara tahunan.
"Pendapatan bruto Rp 5,2 triliun, naik 53%. Ke depannya, kami akan memperbaiki monetisasi [segmen e-commerce dan on-demand]," kata Andre, dalam konferensi pers, Senin (30/5).
Fokus pada monetisasi ini, kata dia, turut berkontrubusi pada membaiknya marjin EBITDA yang naik 70 basis poin. Selain itu, dari sisi jumlah tahunan pengguna bertransaksi sepanjang dua belas bulan terakhir tumbuh 29% dibandingkan dengan tahun sebelumnya mencapai 65 juta, dengan rata-rata pembelanjaan meningkat sebesar 18% secara tahunan.
Jumlah pesanan (order) tumbuh 41% secara tahunan mencapai lebih dari 656 juta pesanan. "Kami baru bergabung setahun akan terus berinvestasi secara bijak dan memperkuat sinergi dengan memeprbesar skala ekonomi dan meningkatkan efisiensi biaya," tuturnya.