BCA Kantongi Laba Bersih Rp 18 Triliun, Tumbuh 24,9% pada Semester I
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp 18 triliun pada semester I 2022, atau tumbuh 24,9% dari raihan untung bersih periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan pengumuman perusahaan, emiten berkode saham BBCA ini membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) selama semester I tahun 2022, yakni naik 5,3% menjadi Rp 29,8 triliun. Pendapatan selain bunga tumbuh 8,9% menjadi Rp 11,1 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15%.
Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp 40,9 triliun atau naik 6,3%. Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp 2,8 triliun dibandingkan tahun lalu.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, perusahaan membukukan peningkatan total kredit sebesar 13,8% secara tahunan (YoY) per Juni 2022 menjadi Rp 675,4 triliun. Hal ini didukung oleh kenaikan berbagai aktivitas bisnis sejalan dengan pelonggaran pembatasan mobilitas setelah pandemi Covid-19.
Total kredit pada kuartal II 2022 tercatat meningkat Rp 38,2 triliun dibanding kuartal sebelumnya. Menurut Jahja, ini menjadi rekor pertumbuhan kredit tertinggi secara kuartalan (QoQ).
“Kami melihat momentum permintaan kredit modal kerja yang kuat menjelang perayaan Idul Fitri pada kuartal II 2022, serta minat kredit konsumer yang terus membaik," ujar Jahja dalam paparan publik, Rabu (27/7).
Tak hanya itu, BCA juga mencatat adanya peningkatan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) selama pelaksanaan BCA Expoversary 2022.
Secara rinci dijelaskan, pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, terutama kredit korporasi yang naik 19,1% menjadi Rp 310,2 triliun pada Juni 2022. Kredit komersial dan Usaha Kredit Mikro (UKM) menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi kedua, naik 10,9% menjadi Rp 197,5 triliun.
Sementara itu, KPR tumbuh 8,5% menjadi Rp 101,6 triliun. KKB naik 4,8% menjadi Rp 43,2 triliun, setelah sempat tertekan pada masa pandemi.
Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 10,7% menjadi Rp 12,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 7,6% menjadi Rp 160,5 triliun.
Sehubungan dengan penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan (sustainable), portofolio BCA tumbuh sebesar 21,8% menjadi Rp 169,5 triliun per Juni 2022. Menurut porsinya, segmen ini berkontribusi hingga 24,9% terhadap portofolio pembiayaan BCA.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio pinjaman berisiko atau Loan at Risk (LAR) turun ke 12,3% pada semester I 2022, dibanding 19,1% pada tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tercatat sebesar 2,2%, didukung relaksasi restrukturisasi.
Dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) naik 17,3% secara tahunan menjadi Rp 817,8 triliun per Juni 2022, dan berkontribusi hingga 81% dari total dana pihak ketiga. Ini salah satunya ditopang oleh peningkatan frekuensi transaksi.
Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama pencapaian dana pihak ketiga, untuk pertama kali, menyentuh Rp 1.000 triliun. Per Juni 2022, total dana pihak ketiga tumbuh 12,9% YoY menjadi Rp 1.011 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 11,9% YoY menjadi Rp1.264,5 triliun.
Pendanaan CASA yang solid sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi. Per semester I 2022, total volume transaksi naik 40% YoY mencapai 10 miliar transaksi, yang mayoritas berasal dari mobile banking.