Harga Saham Bali United Anjlok 6,29%, Terimbas Tragedi Kanjuruhan?

Lavinda
Oleh Lavinda
3 Oktober 2022, 11:18
Bali United
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.
Pesepak bola Bali United Irfan Jaya (kanan) bersama rekan setimnya Brwa Nouri (kedua kanan), Fadil Sausu (kiri) dan Willian Pacheco (kedua kiri) berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Persik Kediri pada pertandingan Liga 1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Sabtu (27/8/2022).

Harga saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk, pengelola klub sepak bola Bali United, anjlok 6,29% atau 20 poin ke level Rp 298 pada perdagangan pagi, sekitar 10.20 WIB, Senin (3/10) hari ini. Kondisi ini tak lama setelah tragedi kematian ratusan penonton di Stadion pada Sabtu (1/10) lalu.

Harga saham emiten milik pengusaha nasional, Pieter Tanuri ini dibuka di zona merah pada level Rp 310 pagi ini, dari posisi penutupan Jumat (30/9) lalu, yakni Rp 318.

Berdasarkan data RTI, harga saham emiten berkode BOLA ini ditransaksikan pada rentang Rp 296 - Rp 310, dan kapitalisasi pasar Bali Bintang Sejahtera saat ini berada di kisaran Rp 1,79 triliun.

Menurut historinya, harga saham BOLA sempat mengalami kenaikan sebanyak dua kali perdagangan pada pekan lalu. Pertama, pada Jumat (30/9) lalu, melonjak 3,25% atau 10 poin ke level Rp 318. Kedua, pada Rabu (28/9), naik tipis 0,64% atau 2 poin ke level Rp 314.

Harga saham tercatat menyusut 4,49% dalam sepekan, dan merosot 19,46% dalam kurun sebulan. Padahal, dalam periode tiga bulan terakhir, harga sahamnya naik 6,43%.

Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menilai pergerakan harga saham Bali United tak terlepas dari tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) lalu. Sebanyak ratusan orang meninggal saat menonton Pertandingan Liga I Sepak Bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.

"Liga 1 jadi langsung di stop kan," ujar Wafi kepada Katadata.co.id, Senin (3/10).

Senada, Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama juga mengatakan, para pelaku pasar modal, terutama investor BOLA terpengaruh dengan peristiwa yang terjadi di industri sepak bola Tanah Air saat ini.  

"Para pelaku pasar memfaktorkan kabar penghentian sementara Liga 1," kata Nafan kepada Katadata.co.id.

Terkait prospek sahamnya, menurut Nafan, para pelaku investor tentu akan mencermati prospek kinerja bottom line atau pendapatan bersih Bali United ke depannya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...