Prospek Saham Bank Besar Masih Moncer di Tengah Kenaikan Inflasi

 Zahwa Madjid
6 Oktober 2022, 10:09
Saham
Katadata
Ilustrasi perbankan

Saham-saham emiten perbankan berkapitalisasi besar diperkirakan masih mengalami kenaikan harga di masa mendatang. Investor direkomendasikan untuk melihat peluang, khususnya pada saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Analis Sektor Perbankan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo mempertahankan status overweight pada saham ketiga perusahaan tersebut, di tengah risiko kenaikan inflasi, kenaikan suku bunga, dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Istilah overweight dalam bursa saham dapat diartikan sebagai kondisi saham yang diperkirakan mengalami kenaikan melebihi saham lainnya dari sektor yang sama. Menurut teorinya, imbal hasil saham berstatus overweight umumnya lebih tinggi dari imbal hasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam 12 bulan ke depan. 

"Kami memilih bank dengan likuiditas yang cukup besar, memiliki kemampuan untuk mengembangkan aset, terutama dengan imbal hasil yang tinggi, dan kualitas aset yang sehat," katanya.

Ketiga perusahaan perbankan raksasa tersebut dianggap terus menunjukkan pertumbuhan kinerja yang kuat sampai Agustus 2022. “Menurut kami, BBCA dan BMRI memiliki kualitas neraca paling kuat sejauh ini, ditambah dengan rasio kredit bermasalah yang lebih rendah,” kata Handiman dalam laporan risetnya, dikutip Kamis (6/10).

Berdasarkan hasil riset Mirae Asset Sekuritas, secara rata-rata, kredit perbankan tumbuh 10,6% pada Agustus lalu. Secara bulanan, total kredit meningkat Rp 14,1 triliun atau 0,2%. Hal ini didorong oleh kredit konsumer dan investasi.

Di sisi lain, pertumbuhan simpanan terus melambat menjadi 7,8% dalam perhitungan tahunan atau Year on Year (YoY), dari pertumbuhan simpanan pada Juli yang sebesar 8,6%YoY. 

Pertumbuhan giro stabil di  level 17,7% per tahun, pertumbuhan deposito rebound ke wilayah positif menjadi 0,1% per tahun. Sementara itu, pertumbuhan tabungan melambat menjadi 10,6% per tahun. 

"Karena simpanan meningkat lebih tinggi dibanding kredit, rasio kredit bermasalah atau loan to deposit ratio (LDR) kembali menurun menjadi 81,2% sebelumnya pada bulan Juli 81,4%” lanjut Handiman.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...