MNC Energy (IATA) Kantongi Izin OJK Right Issue Rp 2,6 Triliun
PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) telah memperoleh pernyataan efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue dengan target dana Rp 2,67 triliun.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menerbitkan 14,840 miliar saham seri B dengan harga pelaksanaan Rp 180 per saham dan rasio 10:13. Artinya pemegang saham yang memiliki 10 saham memiliki hak untuk menyerap 13 saham baru.
Melansir keterbukaan informasi, Selasa (18/10), emiten pertambangan milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini menargetkan perolehan dana hasil right issue sebesar Rp 2,671 triliun.
“Setelah dilaksanakan right issue ini, IATA akan dimiliki langsung oleh PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT),” jelas manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (19/10).
Tak hanya itu, MNC Energy Investama juga memberikan hak tambahan dengan menerbitkan 2,968 miliar waran seri I. Dalam setiap lima saham hasil pelaksanaan right issue, melekat satu waran seri I dengan harga pelaksanaan Rp 210.
Seluruh dana yang diperoleh dalam right issue, akan perseroan gunakan untuk beberapa keperluan seperti pelunasan surat sanggup atau promissory note dan beberapa setoran modal.
“Dana yang digunakan akan digunakan untuk pelunasan seluruh promissory note perseroan yang diterbitkan kepada BHIT dengan cara membayar uang dan dengan konversi hak tagih menjadi saham perseroan dalam rangka pengambilalihan PT Bhakti Coal Resources (BCR),” dalam keterangan resminya.
Sedangkan untuk setoran modal akan perseroan berikan kepada PT Bhakti Migas Resources (BMR) untuk investasi pengembangan usaha di sektor migas. Perseroan juga akan memberikan setoran modal kepada PT Bhakti Coal Resources (BCR) untuk modal kerja dan pengembangan usaha batu bara.
Sebagai tambahan informasi, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), melalui anak usaha di bidang batu bara, PT Bhakti Coal Resources (BCR) telah meraih kontrak penjualan batu bara dengan tiga pembeli senilai total US$ 108,42 juta atau setara Rp 1,62 triliun pada September lalu.
Perusahaan telah menandatangani Perjanjian Jual Beli dengan ketiga pihak pembeli tersebut, yakni SAII Resources Pte Ltd dengan nilai kontrak sebesar US$ 27,105 juta untuk 500,000 metrik ton, Visa Resources Pte Ltd sebesar US$ 27,105 juta untuk 500,000 metrik ton, dan CPTL Pte Ltd sebesar US$ 54,210 juta untuk 1,000,000 metrik ton.
Berdasarkan laporan keuangan, MNC Energy mencatat laba bersih sebesar US$ 9,43 juta atau setara Rp 135,32 miliar (Rp 14.351/US4) pada kuartal I 2022, dari sebelumnya rugi bersih US$ 1,3 juta atau setara Rp 18,65 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Entitas Grup MNC ini akhirnya meraup keuntungan, setelah mengalami kerugian bertahun-tahun sebelumnya.
Mengutip Bursa Efek Indonesia, ada perdagangan hari ini, IATA mengalami kenaikan 1,95% menjadi Rp 157 per saham.