Strategi GOTO Perkuat Keuangan: Divestasi Aset dan Private Placement
Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berkomitmen memperkuat keuangan perusahaan teknologi ini dengan menjalankan sejumlah rencana strategis. Beberapa di antaranya ialah, menjalankan opsi divestasi aset non-inti, dan menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Chief Financial Officer, Jacky Lo mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki margin secara keuangan, dan memperkuat langkah perseroan agar mandiri secara finansial hingga mencapai profitabilitas. Salah satunya, mempertimbangkan opsi untuk melakukan divestasi aset non-inti.
"Kami juga dapat menggunakan persetujuan dari rapat pemeganng saham yang telah diperoleh pada bulan Juni 2022 untuk melakukan PMTHMETD sampai dengan jumlah maksimum sebesar 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan," kata Jacky dalam paparan publik, Kamis (8/12).
Menurut paparan yang dilaksanakan perseroan, PMTHMETD ini akan melepas maksimal 118,46 miliar saham atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor. Namun untuk waktu pelaksanaannya, perseroan masih mengkaji dengan pertimbangan kondisi makroekonomi, kondisi pasar modal, dan kebutuhan perseroan.
Selain itu, lanjut Jacky, perusahaan hasil peleburan Gojek Indonesia dan Tokopedia ini juga berupaya mengurangi beban operasional.
"Kami akan melanjutkan disiplin dalam mengurangi beban operasional yang kami yakin akan menghasilkan perbaikan yang berkelanjutan di tingkat burn rate perbulan," kata jacky.
Burn rate merupakan pengukuran arus kas negatif dari sebuah perusahaan. Hal ini biasanya terjadi di perusahaan rintisan (startup) yang baru memulai bisnis dan menggunakan uang yang diperoleh dari modal ventura untuk operasional bisnis, sebelum perusahaan dapat menghasilkan keuntungan.
Jacky juga menegaskan, perusahaan tidak akan melakukan investasi baru yang tidak memberikan kontribusi terhadap percepatan profitabilitas.
Terkait kinerja keuangan, perseroan berharap dapat mencapai break even ke depannya untuk EBITDA yang disesuikan. break even point adalah kondisi ketika operasional sebuah perusahaan tidak mendapat keuntungan sekaligus tidak menderita kerugian. Artinya, antara pendapatan dan biaya dalam kondisi yang sama, sehingga labanya adalah nol.
Terpisah, sebelumnya Head of Reaserch DBS Group Maynard Arif menyampaikan, sentimen yang dapat menekan saham emiten teknologi yakni perusahaan tidak bisa mengurangi kerugian. Sentimen negatif lainnya yakni target untuk mencapai titik impas alias break even meleset.
GOTO sebelumnya memangkas 1.300 karyawannya. Langkah ini dilakukan karena perusahaan sedang berupaya melakukan efisiensi keuangan. Jumlah karyawan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan 12% dari total tenaga kerja GoTo.
Pengurangan tersebut juga akan berdampak pada semua divisi. Selain itu, perusahaan harus mengakselerasi upaya untuk menjadi bisnis yang mandiri secara finansial dan tumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang.