Kisah Nabi Harun Ini Cocok Dijadikan Materi Ceramah Ramadan
Nabi Harun adalah nabi ke-15, ia merupakan sepupu Nabi Musa. Harun diangkat menjadi nabi untuk mendampingi Nabi Musa. Melansir buku Kisah Seru 25 Nabi & Rasul oleh M. Zaka Alfarisi pengangkatan Harun menjadi nabi atas permintaan Nabi Musa.
Ketika itu Nabi Musa memohon agar diberi pendamping teman seperjuangannya. Lalu jatuhlah pilihan pada Nabi Harun.
Kisah Nabi Harun
Nabi Harun lahir terlebih dulu dari pada Nabi Musa, sehingga Nabi Harun terhindar dari perintah Fir’aun yang menyuruh untuk membunuh anak laki-laki pada masa Nabi Musa dilahirkan. Ketika Nabi Musa diangkat sebagai Nabi, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk pergi menemui Fir’aun dan memberikan dakwah padanya.
Kisah Nabi Harun antara lain 40 hari menjadi pemimpin kaum Bani Israil. Saat itu Nabi Musa harus menjalankan saum selama 30 hari karena Nabi Musa memohon agar kaum Bani Israil diberi kitab untuk petunjuk hidup.
Namun Nabi Musa diharuskan menggenapkan saumnya menjadi 40 hari. Dia juga harus ke Bukit Sinai untuk menghadap Allah SWT. Nabi Musa mengajak 70 orang menyertainya ke Bukit Sinai. Selama kepergiannya Nabi Harun menjadi pemimpin Bani Israil.
Tugas utama Nabi Harun adalah jangan sampai kaum Bani Israil terjeremus kembali ke dalam kesesatan. Sebelum pergi, Nabi Musa berjanji akan pergi selama 30 hari kepada Bani Israil. Namun dia harus menambahkan saum selama 10 hari.
Kaum Bani Israil kecewa, karena Nabi Musa dianggap telah menelentarkan mereka. Kekesalan Bani Israil dimanfaatkan orang munafik seperti Samiri.
Samiri adalah ahli sihir kerajaan Firaun. Dia mengatakan Nabi Musa telah tersesat dan mengajak Bani Israil mencari tuhan lain. Bani Israil lalu menyembah patung berbentuk anak sapi yang dibuat Samiri.
Patung anak sapi bisa melenguh seperti sapi hidup. Kesesatan Bani Israil membuat Harun cemas. Dia harus meluruskan mereka, namun Kaum Bani Israil tetap tidak mau.
Di tempat lain Nabi Musa sudah kembali, namun dia kecewa karena Bani Israil sedang mengelilingi patung anak sapi.
Nabi Musa menjambak Nabi Harun dan dia memberi teguran pada Harun. Harun tidak bisa melawan karena jumlah Bani Israil banyak. Lantas Nabi Musa mendatangi Samiri dan mengusirnya. Umat Bani Israil lantas kembali lagi menyembah Allah SWT.
Kisah Nabi Harun lainnya, yakni saat nememani Nabi Musa menghadap Firaun. Mereka mendatangi Firaun untuk menyampaikan Taurat, kitab Suci dari Allah untuk umat Nabi Musa, Bani Israil. Namun, Firaun murka dan mengancam Nabi Musa dan Nabi Harun. Keduanya mendapat perintah untuk meninggalkan Mesir.
Firaun dan pasukannya mengejar rombongan Nabi Musa. Nabi Harun tetap setia mendampingi. Langkah mereka dan rombongan terhenti karena adanya laut Merah.
Nabi Harun meyakinkan Bani Israil yang mulai gelisah. Atas kehendak Allah laut terbelah membentuk jalanan. Nabi Musa dan Nabi Harun memerintahkan kaumnya menyeberang. Tidak lama setelah itu Nabi Harun sakit dan meninggal di Bukit Haur, sehingga membuat Nabi Musa berduka.
Kelebihan Nabi Harun
Dengan adanya Nabi Harun sebagai rekan, Nabi Musa membuat beban Nabi Musa menjadi lebih ringan dalam berdakwah. Dipilihnya Nabi Harun oleh Nabi Musa bukan tanpa sebab. Nabi Harun dikenal karena kecakapannya dalam berbicara, bahkan Nabi Musa mengakui kelebihan yang dimiliki oleh saudaranya tersebut.
“Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku." (Q.S Al-Qashsash: 34).
Nabi Harun diberi anugerah oleh Allah SWT berupa kefasihan dalam berbicara. Dikatakan bahwa cara berbicara yang dimiliki Nabi Harun sangat lembut, tenang, dan mudah dipahami. Nabi Harun pandai menata setiap perkataannya sehingga membuat banyak orang senang berbicara dengan beliau.
Selain itu, Nabi Harun juga diketahui memiliki pendirian yang sangat kuat dan tegas. Dengan kelebihan yang dimiliki oleh Nabi Harun, membuatnya di tetapkan sebagai juru bicara Nabi Musa.
Amanah Allah SWT untuk Nabi Harun
Kisah Nabi Harun yang mungkin banyak diingat adalah ketika Nabi Musa menerima wahyu dari Allah SWT berupa Kitab Taurat. Dalam menerima wahyu tersebut, Nabi Musa harus pergi berdiam diri di sebuah bukit yang bernama Bukit Tursina selama 40 hari.
Nabi Musa kemudian memberikan amanat kepada Nabi Harun untuk menggantikannya untuk mengawasi dan memimpin Bani Israil. Namun, kepergian Nabi Musa untuk menerima wahyu ini justru dimanfaatkan oleh seseorang bernama Samiri.
Samiri mencoba untuk membujuk Bani Israil kembali menyembah berhala dengan membuat berhala dan melakukan tipu muslihat terhadap berhala tersebut. Melihat kaumnya yang kembali menyembah berhala, Nabi Harun pun memperingatkan dan berusaha mencegah kaumnya agar tidak menyekutukan Allah SWT.
Namun, upaya Nabi Harun untuk menyadarkan kaumnya tidak dipedulikan oleh kaumnya. Mereka tetap akan menyembah berhala yang menyerupai sapi tersebut sampai Nabi Musa kembali.