2 Contoh Ceramah Singkat tentang Ikhlas dalam Berbagai Aspek
Dikutip dari laman resmi Kemendikbud, ceramah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian suatu informasi, pengetahuan, dan sebagainya.
Ceramah sendiri dilakukan dengan tujuan untuk memberikan nasihat dan petunjuk kepada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Ceramah harus bisa disampaikan dengan baik dan benar agar bisa memberikan kesan positif bagi pendengarnya.
Ada berrbagai macam hal yang bisa dijadikan tema ceramah. Salah satu tema yang bisa diangkat aalah ikhlas yang termasuk pembahasan yang ringan namun sulit diaplikasikan. Tema ikhlas juga lekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga mampu menarik atensi pendengar.
Bila ingin membuat ceramah singkat tentang topik ini, berikut di bawah ini beberapa contohnya yang bisa digunakan.
Ceramah Singkat tentang Ikhlas
Berikut ini 2 contoh ceramah singkattentang ikhlas dalam berbagai aspek yang bisa dijadikan sebagai referensi.
1. Ikhlas dalam Beramal
Contoh pertama ceramah singkat tentang ikhlas, adalah ikhlas dalam hal beramal.
Assalamualaikum warohmatullohi wabaro kaatuu.
Innalhamda lillaah nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wa na’uudzu billaahi min syururi anfusinaa wamin sayyiaati a’maalinaa man yahdillahu falaa mudhillalahu wamay yudhlill falaa hadiyalahu.
Jamaah yang dirahmati Allah SWT, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas yang menjadi syarat diterimanya amal.
Umat Islam dituntun oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk senantiasa memperbanyak perbuatan baik. Tentu sikap baik ini juga harus termasuk dalam pandangan Allah SWT, bukan hanya manusia.
Jika dipelajari secara mendalam, semua ayat dalam Al-Qur’an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam sunnah-sunnahnya adalah berisi kebaikan.
Dalam salah satu ayat Al-Qur’an, Allah SWT dengan jelas memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik.
وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
(Wa anfiqụ fī sabīlillāhi wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn)
Artinya: ‘Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan; dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.’ (QS Al Baqarah: 195).
Dalam surat yang lain, Allah SWT juga memberi kepastian bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan juga.
هَلْ جَزَآءُ ٱلْإِحْسَٰنِ إِلَّا ٱلْإِحْسَٰنُ
(Hal jazā`ul-iḥsāni illal-iḥsān)
Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS Ar Rahman: 60).
Namun, kebaikan saja tidak akan cukup karena belum tentu menjadi amal yang Allah SWT terima. Bagaimana maksudnya belum cukup dengan kebaikan saja? Islam tidak hanya menuntut untuk berbuat baik, tapi juga harus berbarengan dengan rasa ikhlas.
Ikhlas dalam berbuat baik atau beribadah, berarti melakukannya semata-mata mengharap rida Allah SWT, bukan yang lain. Orang-orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia dan tidak riya karena sudah merasa cukup amal perbuatannya hanya untuk Allah SWT.
Ayat lain menyebutkan:
قُلْ أَمَرَ رَبِّى بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَقِيمُوا۟ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ
(Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum ‘inda kulli masjidiw wad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, kamā bada`akum ta’ụdụn)
Artinya: ‘Katakanlah: ‘Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan’. Dan (katakanlah): ‘Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepadaNya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya).’ (QS Al-A’raf: 29).
Dalam ayat-ayat tersebut, umat Islam mendapat perintah untuk melakukan semua amal perbuatan baik dengan ikhlas. Demikian ceramah singkat tentang ikhlas ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Ikhlas dalam Beribadah
Contoh ceramah singkat tentang ikhlas berikutnya, adalah mengenai ikhlas dalam hal ibadah.
Assalamualaikum warohmatullohi wabara kaatuh.
Hadirin yang senantiasa dalam lindungan Allah SWT, marilah kita bersyukur atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang tak pernah putus hingga saat ini.
Mari pula bersyukur karena dapat mengenal sosok Nabi Muhammad SAW, sang teladan umat.
Pembawa kebenaran yang namanya dikenang dan dikenal sebagai sosok luar biasa.
Semoga kelak, kita bisa dikumpulkan bersamanya. Aamiin ya Robba ‘Aalamiin.
Dalam menjalani kehidupan, kita seringkali mendengar dan mengatakan 'Aku ikhlas kok, udah, ikhlasin aja' atau kalimat yang mirip dengan itu.
Yang menjadi pertanyaannya adalah, benarkah kita sudah ikhlas?
Tidak dapat kita pungkiri, bahwa ikhlas adalah salah satu amal hati yang sangat sulit, tingkatannya pun sudah tinggi.
Dalam hal ini, Imam Al Ghazali pernah mengatakan, 'hakikat ikhlas ialah kemurnian niat dari hal-hal yang bisa mengotorinya'.
Dan biasanya, para ulama sering menganalogikan ikhlas layaknya surah al-Ikhlas dalam Al-Qur'an.
Ia disebut surat al-Ikhlas, padahal di dalamnya tak satupun ada kata ikhlas.
Umat Islam diperintahkan untuk selalu ikhlas atas ketetapan-Nya, termasuk atas ibadah salat yang telah diperintahkan Nya.
Sebagaimana yang terdapat di dalam salah satu ayat Al-Qur'an:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
(Wa mā umirū illā liya'budullāha mukhliṣīna lahud-dīna ḥunafā`a wa yuqīmuṣ-ṣalāta wa yu`tuz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah)
Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS Al Bayyinah: 5)
Dalam ayat tersebut mengandung beberapa hal penting yang harus dicermati.
Pertama, kita hanya boleh beribadah kepada Allah SWT saja, tanpa menyekutukannya.
Kemudian, setiap ibadah yang dilaksanakan meski ikhlas, yakni harus bersih dari segala hal yang akan membuatnya rusak seperti ria, sum'ah, atau yang lainnya.
Sementara yang ketiga ialah membuktikan keikhlasan dengan melaksanakan salat serta zakat sesuai pada waktunya.
Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba yang ikhlas dalam beribadah dan ikhlas dalam menerima ketentuan-Nya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.