6 Dampak Heatwave bagi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah negara Asia, mulai dari India, Bangladesh lalu Filipina, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam tengah dilanda gelombang panas atau heatwave.
Berdasarkan catatan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kumarkhali yaitu suatu kota di Bangladesh, menjadi daerah terpanas dengan suhu maksimum harian mencapai 51,2 derajat Celsius.
Heatwave sendiri merupakan fenomena cuaca ekstrem yang ditandai dengan peningkatan suhu udara yang berlangsung selama periode yang cukup lama, yaitu minimal 5 hari berturut-turut atau lebih.
Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak mengalami cuaca ekstrem ini dikarenakan letak geografis Indonesia yang berada di sekitar garis khatulistiwa, sehingga tidak mungkin terjadi gelombang panas yang serupa.
Adapun cuaca panas ekstrem di Indonesia saat ini lebih disebabkan oleh gerak semu matahari yang membuat intensitas radiasi matahari meningkat, terutama karena minimnya awan yang dapat menghalangi sinar matahari.
Meskipun tidak terkena dampak langsung dari heatwave, sangat penting untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem ini dikarenakan heatwave memiliki potensi risiko yang serius terhadap kesehatan.
Lantas, apa saja dampak heatwave bagi kesehatan? Berikut di bawah ini ulasan lengkapnya
Dampak Heatwave Bagi Kesehatan
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa dampak heatwave bagi kesehatan yang perlu diwaspadai.
1. Dehidrasi
Heatwave menyebabkan suhu udara semakin meningkat sehingga tubuh tubuh mengeluarkan cairan lebih banyak dari biasanya. Hal inilah yang membuat seseorang lebih rentan mengalami dehidrasi.
Adapun gejala dehidrasi yang umum dialami, yaitu:
- Mulut kering yang berlebihan.
- Kulit terasa kering dan tidak nyaman.
- Sensasi pusing dan lemas.
- Kesulitan buang air besar (sembelit).
- Urine yang berwarna gelap, pekat, dan berbau menyengat.
- Rasa haus yang sangat berlebihan.
- Frekuensi buang air kecil yang berkurang.
2. ISPA
Selain dehidrasi, heatwave yang terjadi belakangan ini juga dapat membuat seseorang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Ini merupakan kondisi yang terjadi karena adanya infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan.
ISPA sendiri bisa terjadi dikarenakan perubahan cuaca yang ekstrem membuat sistem imun tubuh perlu beradaptasi secara drastis sehingga turut mengganggu fungsinya dalam melawan infeksi.
Bila seseorang mengalami ISPA, biasanya terdapat beberapa gejala yang muncul, antara lain:
- Sesak napas.
- Batuk.
- Pilek dan hidung tersumbat.
- Nyeri tenggorokan.
- Demam.
3. Heat Exhaustion
Berikutnya ada heat exhaustion, yaitu kondisi dimana seseorang mengalami kelelahan akibat naiknya suhu udara. Adapun gejala umum yang terjadi antara lain meliputi keringat berlebih, pusing, denyut nadi cepat, tekanan darah rendah saat berdiri, dan sakit kepala.
Heat exhaustion terjadi ketika tubuh tidak bisa mendinginkan dirinya sendiri dalam cuaca panas. Tubuh melakukan ini dengan cara memproduksi keringat.
Namun, di cuaca yang terlalu panas tubuh kurang mampu mendinginkan diri secara efisien, akibatnya kram panas dapat terjadi. Tanda-tanda kram panas, yaitu keringat berlebihan, kelelahan, haus dan kram otot.
4. Heat Stroke
Jika heat exhaustion tidak segera mendapat penanganan, maka sesseorang juga bisa mengalami heat stroke, yang merupakan bahaya heatwave yang dapat mengancam jiwa.
Heat stroke biasanya terjadi jika seseorang terpapar cuaca panas dalam waktu yang lama, atau melakukan aktivitas fisik dalam suhu tinggi. Jika seseorang mengalami heat stroke , suhu tubuh mereka biasantya sudah mencapai 40 derajat Celsius atau bahkan lebih tinggi.
Adapun gejala heat stroke yang umum dialami antara lain yaitu meningkatnya suhu tubuh, kulit merah dan panas, mual dan muntah, pernapasan cepat, dan perubahan perilaku seperti kebingungan, lekas marah, atau bicara cadel.
5. Masalah Kulit
Dampak heatwave berikutnya yaitu masalah kulit yang disebabkan oleh tingginya suhu dan kelembapan udara. Hal inilah yang membuat kelenjar keringat mengeluarkan keringat lebih banyak sebagai upaya mempertahankan suhu tubuh normal.
Bila terjadi dalam jangka waktu lama, kondisi tersebut bisa menyebabkan kulit kering dan dehidrasi hingga memperburuk kondisi seseorang yang memiliki masalah kulit, seperti dermatitis atopik atau eksim.
Saat terjadi gelombang panas, radiasi sinar UV dari cahaya matahari juga akan meningkat sehingga berisiko menyebabkan kanker kulit. Oleh karena itu, penggunaan tabir surya secara rutin terutama saat keluar ruangan sangat penting dilakukan sebagai upaya meminimalkan risiko kanker saat heatwave.
6. Gangguan Mental
Seperti penjelasan sebelumnya, heatwave dapat membuat seseorang rentan mengalami dehidrasi. Namun ternyata hal ini juga dapat membuat seseorang mengalami gangguan mental.
Pasalnya, dehidrasi yang sering terjadi akibat heatwave dapat mengganggu fungsi kognitif dan membuat tubuh terasa lemas. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan mental, seperti memperburuk suasana hati, memicu kecemasan, dan bahkan menimbulkan perilaku agresif.
Itulah rangkuman mengenai enam dampak heatwave bagi kesehatan yang perlu diwaspadai. Untuk mencegah dampak di atas, disarankan untuk segera melakukan pencegahan, mulai dari memperbanyak minum air, memakai tabir surya secara rutin hingga menghindari terlalu lama berada di bawah sinar matahari langsung.