5 Contoh Cerita Rakyat Pendek dari Berbagai Daerah
Cerita rakyat merupakan sebuah karya sastra yang menceritakan tentang nilai kehidupan. Biasanya, masing-masing daerah memiliki sebuah cerita rakyat yang berbeda dengan daerah lain.
Cerita rakyat berkembang melalui budaya tutur, kemudian berkembang menjadi buku, film, dan gambar hingga saat ini. Berikut contoh cerita rakyat pendek dari berbagai berbagai daerah.
Contoh Cerita Rakyat Pendek dari Berbagai Daerah
Mengutip buku Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia (2013) karya Irwan Rouf, cerita rakyat bertujuan untuk mengajarkan budaya setempat dan melestarikannya.
Cerita rakyat diangkat dari pemikiran fiktif masyarakat setempat. Akan tetapi, tidak sedikit juga dari cerita rakyat yang merupakan kisah nyata.
Dalam sajiannya, cerita rakyat kerap mengandung pesan moral. Selain itu, cerita rakyat Indonesia juga dibumbui dengan hiburan.
Berikut contoh cerita rakyat pendek dari berbagai berbagai daerah.
1. Contoh Cerita Rakyat Pendek Si Malin Kundang dari Sumatera Barat
Dahulu di sebuah dusun nelayan, tepatnya di Sumatra Barat, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang. Ia tinggal bersama ibundanya, Mande Rubayah.
Sang ayah telah lama pergi meninggalkan ibu dan anak semata wayangnya itu. Malin tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pemberani, tapi sedikit nakal.
Mereka hidup serba kekurangan. Hingga suatu ketika saat Malin beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari peruntungan di negeri seberang.
Dengan harapan nantinya saat kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi saudagar kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nahkoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Tekadnya semakin kuat, Malin meminta izin kepada ibundanya. Mande Rubayah sempat tidak setuju dengan keinginan anaknya, tetapi karena Malin terus mendesak akhirnya ia mengizinkan.
"Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan lupa dengan ibumu dan kampung halamanmu ini, Nak," pesan dari ibunya.
Ternyata keberadaan Malin di kapal itu sangat disukai. Selain karena ia sangat rajin dan selalu siap menolong, ia juga seorang pekerja keras.
Beberapa tahun berlalu, kini Malin telah menjadi seorang nahkoda yang mengepalai banyak kapal dagang. Ia pun berhasil memperistri salah seorang putri raja yang cantik jelita.
Kabar kesuksesannya sampai kepada ibunda Malin. Setiap hari Mande Rubayah menyempatkan diri pergi ke dermaga berharap bisa bertemu putranya, Malin.
Suatu ketika, sampailah kapal mereka di kampung tempat Malin dulu dibesarkan. Malin Kundang pun turun dari kapal, kemudian disambut oleh ibundanya.
“Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar,” katanya sambil memeluk Malin.
Malin Kundang justru malah segera melepaskan pelukan tersebut dan mendorong ibundanya hingga terjatuh.
"Wanita tidak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku,” kata Malin kepada ibunya.
Malin berpura-pura tidak mengenal ibunya, karena malu melihat ibunya yang sudah tua dan memakai baju compang-camping.
“Wanita itu ibumu?,” tanya istri Malin.
“Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan hartaku,” sahut Malin.
Melihat tingkah Malin yang congkak di depan istrinya, Mande Rubayah sangat sakit hati. Ia melihat kapal anaknya yang bertolak dari pantai, sambil berdoa dalam hatinya agar Tuhan menghukum anaknya.
Tidak lama setelah kapal itu bertolak, badai pun datang. Air laut yang bergelora menerjang dan membanting kapal besar yang sangat megah tersebut. Bangkai kapal berhamburan beserta segala isinya.
Setelah kapal itu hancur, badai pun reda. Selain serpihan pecahan kapal, di pantai itu terlihat ada sebuah batu karang yang mirip dengan sosok Malin yang sedang bersimpuh.
Pesan moral cerita rakyat Indonesia malin kundang adalah jangan menyakiti doa orang tua, karena doa mereka akan sangat mudah dikabulkan. Terlihat dari doa ibu Malin yang menginginkan anaknya menjadi batu dan Malin langsung menjadi batu.
2. Contoh Cerita Rakyat Pendek Si Pitung dari DKI Jakarta
Si Pitung merupakan pahlawan yang gagah dan punya ilmu silat yang tinggi. Sejak kecil, ia belajar mengaji di kampung kelahirannya, Rawabelong, Jakarta Barat, Selain belajar agama ia juga belajar ilmu bela diri kepada Haji Naipin
Jogeon ini sangat prihatin dengan penjajah Belanda yang memperlakukan rakyat dengan tidak adil Rakyat miskin dan tak berdosa sering kali diperas sehingga banyak yang kelaparan.
Dengan ilmu silatnya yang tinggi, ia tergerak membantu rakyat dan memberi pelajaran Kepada penjajah Belanda Bersama kawan-kawannya Rais can i ia merampok para penjajah yang kaya raya Hasil rampotannya dibagitan kepada rakyat miskin. Rakyat sangat berterima kasih kepada si Pitung karena mereka bisa makan dan berobat
Belanda gelisah karena ulah si Pitung ini Dalam membela rakyat kecil Pitung pun selalu berada di barisan depan. Jagoan ini pun menentang kerja paksa dan pajak tinggi yang diberlakukan Belanda kepada rakyat
Belanda mula memburu si Pitung. Namun, si Pitung sulit ditangkap.
Akhirnya Belanda mencari orang-orang yang pernah ditolong si Pitung. Mereka dianiaya dan disiksa agar mau memberi tahu di mana keberadaan keluarga dan guru si Pitung.
Menurut cerita, si Pitung baru bisa dibunuh dengan peluru emas karena si Pitung kebal terhadap peluru biasa.
3. Contoh Cerita Rakyat Pendek Siamang Putih dari Sumatera Barat
Seorang raja yang bernama Tuanicu Raja Kecik mengadakan sebuah pesta untuk mencarikan jodoh bagi cucunya yang cantik jelita, Puti Julian. Pada malam sebelum pesta, Puti Julian bermimpi bertemu dengan seorang pemuda bernama Sutan Rumandung.
Pada pesta hari pertama, tidak ada seorang undangan pun yang bernama Sutan Rumandang. Begitu juga pada hari-hari berikutnya sampai pesta tersebut berakhir.
Suatu hari, seorang pemuda dengan sebuah kapal layar berlabuh di dermaga. Pemuda tersebut dibawa oleh prajurit ke istana untuk melapor kepada Tuanku Raja Kecik. Melihat pemuda itu, Puti Julian langsung menyadari bahwa pemuda itulah yang selalu hadir dalam mimpinya.
Pemuda tersebut memperkenalkan diri sebagai Sutan Rumandang. Mendengar itu, semua keluarga Istana yang hadir merasa sangat gembira dan bahagia. Akhirnya, disepakati untuk menunangkan Sutan Rumandang dan Puti Julian.
Usai acara, Sutan Ru mandang izin kepada keluarga istana untuk pergi. Sebelum pergi ia bersumpah jika ia menikah dengan gadis selain Puti Julian, ia akan tenggelam ber sama kapal di tengah laut. Puti Julian juga bersumpah jika ia menikah dengan pemuda selain Sutan Rumandang, la akan menjadi slamang.
Waktu berjalan begitu cepat. Sudah dua tahun lebih menunggu, Puti Julian belum juga mendapat kabar dari tunangannya. Ketika memasuki tahun ketiga, seorang pemuda tampan dengan kapal dagang yang besar berlabuh di dermaga.
Wajah tampan dan kewibawaan pemuda itu memikat hati Putri Julian. Saat itu juga ia jatuh hati pada pemuda tersebut, demikian sebaliknya. Puti Julian dan pemuda itu pun melaksanakan pernikahan.
Penghulu menanyakan kesediaan kedua mempelai. Ketika Puti Julian hendak menjawab pertanyaan, tiba-tiba la memekik dengan keras seraya melompat ke bubungan.
Seketika tubuh Putri Julian berubah menyerupai seekor siamang. Menyaksikan hal tersebut, Tuanku Raja Kecik tersadar bahwa cucu kesayangannya itu telah melanggar sumpahnya. Suatu hari seorang warga menemukan.
siamang itu telah mati di atas pohon tempatnya bersarang. Beberapa hari kemudian, terdengar kabar Sutan Rumandang tenggelam di laut. Karena telah melanggar sumpahnya, menikah dengan seorang putri di negeri rantau.
4. Contoh Cerita Rakyat Pendek Roro Jonggrang dari Yogyakarta
Dahulu, terdapat kerajaan bernama Prambanan yang dipimpin oleh Prabu Baka. Ia memiliki putri bernama Roro Jonggrang. Rakyat merasa sejahtera di bawah kerajaan tersebut.
Berbeda dengan Kerajaan Prambanan, Kerajaan Pengging memiliki raja yang buruk. Ia suka berperang dan memperluas wilayah kekuasaannya. Raja Pengging pun memiliki ksatria bernama Bandung Bondowoso.
Tak hanya kuat, ia juga sakti. Suatu hari ia diperintahkan untuk menaklukkan Kerajaan Prambanan. Usaha penaklukan pun berhasil dilakukan. Raja Baka tewas, Kerajaan Prambanan pun jatuh pada Kerajaan Pengging.
Tersisa Roro Jonggrang yang ternyata disukai oleh Bandung Bondowoso. Usai kalah, ia malah dipinang oleh Bandung Bondowoso untuk jadi pramaisurinya.
Roro Jonggrang sebenarnya tak mau menerima, tapi di sisi lain kasihan dengan rakyat Kerajaan Prambanan. Alhasil, Roro Jonggrang memberikan syarat untuk dibuatkan seribu candi dan dua sumur dalam semalam. Ternyata, Bandung Bondowoso menyanggupi. Dengan pasukannya, ia nyaris berhasil membangun candi dalam semalam.
Tapi, ia gagal membangun ke-1.000 karena pasukannya mengira hari sudah pagi usai mendengar bunyi ayam berkokok. Rupanya, usaha Bandung digagalkan oleh Roro Jonggrang. Mengetahui Roro Jonggrang yang mencuranginya, alhasil putri raja itu akhirnya dikutuk menjadi candi yang ke-1.000.
Pesan moral yang bisa dipetik adalah tidak ada pencapaian yang dapat diraih dengan instan. Semuanya butuh proses. Kemudian, janganlah berbuat buruk, kelak keburukan akan berbalik menimpa diri sendiri.
5. Contoh Cerita Rakyat Pendek Danau Toba dari Sumatera Utara
Pada zaman dahulu, terdapat pria bernama Toba. Suatu hari, ia hendak memancing. Tapi, apa yang ia tangkap dari pancingan ternyata ikan mas yang kemudian berubah menjadi putri cantik. Putri itu kemudian berterima kasih pada Toba karena membebaskannya.
Putri itu bersedia menjadi istri Toba. Namun dengan syarat, Toba tak boleh menceritakan asal-usulnya. Mereka akhirnya menikah dan memiliki anak yang dinamai Samosir. Samosir tumbuh menjadi anak laki-laki yang aktif tapi sayangnya sedikit nakal.
Suatu ketika, Samosir diminta membawakan bekal makanan untuk ayahnya. Di tengah jalan, Samosir malah memakannnya hingga bekalnya sedikit. Sampai pada ayahnya, Toba terkejut bekal yang dibawakan sedikit. Merasa kecewa, Toba malah memarahi Samosir.
Ia melanggar janjinya sampai menyebut Samosir adalah anak ikan yang tidak tahu diuntung. Samosir sontak kaget dan sedih. Ia langsung pulang dan mengadu pada ibunda. Janji yang telah dilanggar akhirnya berbuah pahit. Sang istri dan Samosir tiba-tiba hilang.
Kemudian hilangnya mereka malah berganti menjadi semburan air yang dahsyat dekat tempat tinggalnya. Alhasil, semburan tersebut menjadi danau yang kemudian dinamakan Danau Toba. Sementara, pulau di tengahnya diberi nama Samosir.
Pesan moral yang dapat diambil dari kisah legenda Danau Toba adalah jangan sekali-sekali melanggar janji yang sudah disepakati.