IDI Biak Imbau Masyarakat Peduli Risiko Eklampsia Ibu Hamil

Dini Hariyanti
Oleh Dini Hariyanti - Tim Publikasi Katadata
11 Desember 2024, 15:45
eklampsia
IDI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Mengutip laman resmi idibiak.org, salah satu gangguan kesehatan yang dapat diderita sebelum, selamat atau setelah persalinan adalah eklampsia.

Pada umumnya eklampsia adalah bentuk komplikasi parah dari preeklampsia, yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine. Eklampsia dapat membahayakan ibu hamil apabila tidak mendapatkan penanganan dengan cepat.

IDI Biak menjelaskan bahwa faktor penyebab utama eklampsia masih belum sepenuhnya dipahami. Tapi penyakit ini biasanya dikaitkan dengan penyakit dalam keluarga atau keturunan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Biak dr. Irwan Tansil, Sp.Rad. menjelaskan bahwa eklampsia adalah komplikasi lanjutan dari preeklampsia yang ditandai dengan terjadinya kejang pada ibu hamil sehingga lebih berbahaya.

IDI saat ini juga melakukan penelitian lanjutan terkait dengan penyakit eklampsia pada ibu hamil, kemudian rekomendasi obat yang dapat diberikan bagi penderitanya.

Ini gejala ibu hamil yang mengidap eklampsia

Dilansir dari laman https://idibiak.org, eklampsia pada ibu hamil adalah kondisi serius yang dapat terjadi selama kehamilan, ditandai dengan kejang yang biasanya mengikuti preeklamsia. Gejala eklampsia sering kali dimulai dari tanda-tanda preeklamsia sebelumnya. Berikut adalah gejala-gejala yang perlu diperhatikan meliputi:

Adanya kejang dan nyeri pada perut

Salah satu gejala utama penyakit eklampsia adalah kejang, yang dapat dimulai dengan kedutan di otot wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Kejang ini dapat terjadi satu kali atau berulang kali dan berlangsung selama 60-75 detik.

Terjadi pembengkakan di bagian tubuh

Selain kejang, eklampsia juga menunjukkan pembengkakan di beberapa area tubuh. Retention cairan dapat menyebabkan pembengkakan pada tangan, kaki, dan area sekitar wajah.

Pandangan buram disertai rasa mual

Gejala eklampsia juga dapat termasuk masalah penglihatan seperti sulit melihat sesuatu, pandangan kabur, atau pandangan ganda. Selain pandangan buram, rasa mual bersamaan dengan muntah juga merupakan masalah yang serius pada gejala eklampsia.

Gelisah serta kebingungan

Gejala terakhir adalah perasaan gelisah dan kebingungan. Ibu hamil mungkin merasa gelisah atau bingung sebagai respons terhadap kondisi mereka yang memburuk sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dari dokter.

Rekomendasikan obat untuk penyakit eklampsia

Pengobatan untuk eklampsia pada ibu hamil bertujuan untuk mengatasi kejang dan mengontrol tekanan darah, serta mempersiapkan persalinan jika diperlukan. Berikut adalah obat-obatan yang direkomendasikan untuk mengatasi eklampsia meliputi:

Obat Magnesium Sulfat

Magnesium sulfat adalah obat pertama yang digunakan untuk mengobati dan mencegah kejang eklampsia. Dosis awal 4–6 gram secara intravena dalam 15–20 menit harus diberikan, dan dosis pemeliharaan 1–2 gram per jam harus diberikan hingga setidaknya 24 jam setelah kejang terakhir atau setelah persalinan.

Obat Labetalol

Obat lainnya seperti labetalol. Labetalol adalah obat terbaik dan lini pertama untuk pengobatan preeklamsia dan eklamsia dibandingkan dengan nifedipin, hidralazin, metildopa, dan magnesium sulfat.

Pengobatan eklampsia harus dilakukan di bawah pengawasan dokter yang ketat. Segera cari bantuan medis jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala eklampsia, seperti kejang atau peningkatan tekanan darah. Untuk mencegah komplikasi yang serius bagi ibu dan janin, penanganan dini sangat penting.



Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...