5 Dongeng Sebelum Tidur Pendek yang Mendidik dan Penuh Pesan Moral

Tifani
Oleh Tifani
8 Januari 2025, 14:58
Dongeng Sebelum Tidur Pendek
YouTube: Riri Cerita Anak Interaktif
Ilustrasi, Dongeng Sebelum Tidur Pendek
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Dongeng dapat berupa cerita fantasi atau cerita rakyat yang disukai oleh anak-anak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi terutama tentang kejadian pada zaman dahulu yang aneh atau tak masuk akal.

Namun bukan hiburan semata, dongeng dapat membantu anak mempelajari nilai-nilai moral dan kehidupan dengan cara yang menyenangkan. Dogeng pendek dapat orang tua bacakan untuk merangsang perkembangan anak sekaligus membangun kedekatan.

Dongeng Sebelum Tidur Pendek

Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur
Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur (YouTube: Riri Cerita Anak Interaktif)

 

Berikut ini beberapa contoh dongeng sebelum tidur pendek yang mendidik dan penuh pesan moral.

1. Dongeng Sebelum Tidur Pendek Tentang Anak Gembala dan Serigala

Hidup seorang anak gembala yang bekerja pada saudagar kaya. Dia bertugas untuk merawat domba majikannya dan meminta tolong warga jika ada serigala yang mendekati domba.

Bosan dengan rutinitasnya menggembala domba, anak gembala tiba-tiba berteriak,

“Tolong! Ada serigala di sini!” Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan mengatakan ada serigala datang. Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan anak gembala.

Karena ketakutan, anak gembala pun berteriak minta-tolong, tetapi tidak ada warga yang menjawab karena mereka sudah tidak percaya. Akhirnya si anak gembala menyesal dan tidak lagi mengulangi perbuatannya.

2. Dongeng Sebelum Tidur Pendek Kisah Dua Katak

Di suatu hutan, saat musim kemarau hampir tiba, ada para katak yang sedang membicarakan kemungkinan pindah tempat tinggal (migrasi) dari kolam.

"Sebaiknya kita pindah dari sekarang deh, supaya perjalanannya tidak terlalu melelahkan," ucap satu katak.

"Aku juga setuju," balas katak yang lain. "Aku malah sudah mempersiapkan diri sejak kemarin." lanjutnya.

Saat para katak sibuk mempersiapkan diri, ada dua katak yang tidak begitu peduli dengan kabar migrasi tersebut.

"Di sini, banyak tempat bersembunyi dari sengatan matahari. Buat apa kita pergi jauh jika nanti harus kembali?" ucap katak pertama.

"Capek kalau kita harus pergi sana-sini," tambah katak kedua.

"Beberapa tahun yang lalu, saat kolam kekeringan, sumur tempat kita bersembunyi tidak kering." tambahnya.

Kemudian, kedua katak segera mengajak beberapa kawannya untuk tidak ikut bermigrasi.

"Tapi, nanti sumur itu akan kering juga. Kalau sumurnya kering, bisa berbahaya. Kita nanti tidak bisa naik, dan akhirnya mati." balas katak yang dibujuk.

Walaupun dibujuk oleh banyak katak, kedua katak itu tetap yakin dan teguh dengan pendiriannya. Akhirnya, semua katak bermigrasi, kecuali kedua katak itu.

Setelah semua pergi, kedua katak masuk ke sumur.

Selama berhari-hari, mereka memang bisa menikmati air dan hidup di dalam sumur. Namun, ketinggian air dalam sumur semakin turun. Lalu, sumur itu pun akhirnya benar-benar kering.

Sontak hal tersebut membuat kedua katak bingung. Mereka tidak bisa naik ke atas sumur, padahal udara di dalam sumur mulai panas. Akhirnya, mereka pun menyesal karena telah menolak ikut migrasi.

3. Dongeng Sebelum Tidur Pendek Tentang Gagak dan Kambing

Elang tidak pernah tahu, kalau di bukit tempat tinggalnya ia memiliki pengagum. Setiap kali ia terbang, melayang, dan menukik, ada seekor gagak selalu mengawasinya. Gagak itu menyukai cara Elang terbang, dan menyambar mangsanya.

"Aku juga bisa seperti Elang. Sekali waktu, aku akan mencoba menyambar anak kambing." gumam Gagak.

"Selamat siang, Elang. Aku tetanggamu satu bukit," sapa Gagak ke Elang.

"Selamat siang juga Gagak. Ya, aku tahu kalau kita tinggal di bukit yang sama," jawab Elang sambil tersenyum padanya.

"Oh, ya? Tahu dari mana?," tanya Gagak yang heran sekaligus bangga.

"Aku terbang setiap hari, jadi aku tahu apa yang ada di bawah." jawab Elang.

Gagak pun tersenyum malu. Di dalam hatinya, ada perasaan bangga karena Elang memperhatikan dirinya.

"Elang, saat menukik dan menyambar anak kambing apakah kamu tidak merasa berat?" tanya Gagak.

"Tidak, aku sudah biasa melakukannya. Anak kambing yang lebih besar saja sudah pernah kusambar. Aku juga pernah menyambar dengan kecepatan tinggi, sehingga binatang buruanku tidak sempat menghindar." Elang bercerita.

"Oh, Gagak suka berburu juga?" tanya Elang.

"Iya. Aku sangat suka berburu," jawab Gagak berbohong.

Pada suatu kesempatan, di lembah ada anak kambing sedang mencari makan. Gagak telah memperhatikannya dari suatu pohon.

Oleh karena itu, Gagak segera terbang cepat. la pun merasa dirinya seperti elang. Cakarnya direntangkan, lalu menyambar anak kambing incarannya.

Tapi, sayangnya ia tidak bisa mengangkat buruannya. Kambing buruannya itu sangat berat. Kaki Gagak pun terlilit tali yang mengikat leher anak kambing.

Lalu datang penggembala yang terkejut mendengar anak kambingnya mengembik. Saat dilihatnya, seekor gagak menempel di punggung anak kambing.

Menyaksikan hal tersebut, pengembala pun marah. Gagak akhirnya segera ditangkap

4. Dongeng Sebelum Tidur Pendek Tentang Batu Menangis

Dongeng Batu Menangis menceritakan tentang seorang ibu janda yang hidup miskin dengan putrinya, Darmi. Meskipun sang ibu berusaha keras memenuhi keinginan Darmi, gadis tersebut menjadi pemalas, manja, dan egois.

Darmi selalu menolak untuk membantu ibunya yang bekerja di sawah dan ladang. Lain hari, saat ibu mengajaknya ke desa, Darmi malah berlaku sombong dan menolak mengakui ibunya. Di tengah perjalanan pulang, Darmi terus mempermalukan ibunya hingga sang ibu tersakiti hatinya.

Seiring dengan penghinaan yang terus berlanjut, sang ibu akhirnya berhenti di pinggir jalan dan berdoa sambil menangis, memohon hukuman bagi putrinya yang telah berperilaku kejam.

Mendengar doa ibunya, langit mendung dan hujan deras turun. Darmi panik dan berteriak memohon ampun, namun tubuhnya perlahan mengeras menjadi batu.

Pesan moral dari Legenda Batu Menangis adalah pentingnya menghormati dan mencintai kedua orang tua. Sebab orang tua telah berusaha melakukan yang terbaik dengan mengorbankan segalanya untuk membesarkan anaknya.

5. Dongeng Sebelum Tidur Pendek Tentang Gagak Dikejar Sanca

Pada musim kemarau yang panjang, ada seekor ular sanca yang sedang mencari mangsa untuk makanannya. Sejak pagi, ia pun telah turun ke sungai kecil.

Ia mengayunkan badannya untuk menguras air di sungai kecil dengan batu dan tanah liat untuk membendung anak sungai. Alhasil, keringat membasahi sekujur tubuh Sanca.

Ketika air sungai mulai surut, terlihatlah beberapa ikan besar dan kecil. Sanca pun langsung gembira. Di sisi lain, waktu itulah yang membuat Gagak datang.

Kemudian, tanpa basa basi, ia mematuk ikan-ikan besar. Setelah tinggal yang kecil, ia terbang dan hinggap di dahan pohon yang tidak jauh dari sungai kecil itu.

Melihat hal itu, Sanca marah bukan main. la menatap Gagak yang sedang tersenyum.

"Kamu tidak tahu malu, Gagak! Ayo turun kau! Kita berkelahi!" teriak Sanca.

Gagak hanya terdiam. Dibiarkannya Sanca memaki dirinya. Sontak, Sanca semakin marah.

"Dengarlah, Gagak! Aku akan menangkapmu ke mana pun kamu berada!" tegas Sanca.

Sejak saat itu, Sanca selalu mengejar Gagak. Tapi, Gagak menganggap enteng ancaman Sanca.

Berbulan-bulan Sanca mengejar Gagak. la mulai takut dengan ancaman Sanca. la berpikir bagaimana caranya agar Sanca tidak mengejarnya lagi.

Lalu, Gagak melihat drum-drum berisi air celupan kain di depan rumah penduduk.

Tanpa pikir panjang, ia mencelupkan diri di drum isi air celupan hitam itu dengan berkali-kali menyelam hingga seluruh tubuhnya hitam. Gagak juga mengubah suaranya agar Sanca tidak mengenalinya lagi.

Terlebih, ia juga pun memilih tidak akan bersenandung dan bicara lagi.

Tiba-tiba di suatu hari, Sanca menghampirinya. "Hel, apakah kamu melihat Gagak?" Gagak terkejut.

la pun menjawab dengan gugup. "Gak...! Gaaakk...!

Sanca pergi begitu mendengar jawaban Gagak. Rupanya, penyamaran Gagak berhasil karena Sanca sudah tidak mengenalinya lagi.

Sejak itu, Gagak yang asalnya bulunya berwarna putih berubah menjadi warna hitam.

Itulah lima contoh dongeng sebelum tidur pendek yang mendidik dan penuh pesan moral.

Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...