Kenali Penyebab Diare saat Hamil, PAFI Berikan Informasi Pengobatan

Dini Hariyanti
Oleh Dini Hariyanti - Tim Publikasi Katadata
26 Maret 2025, 11:40
diare
PAFI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Berbicara tentang gangguan kesehatan pada bumil, salah satunya adalah diare. Diare pada ibu hamil adalah kondisi yang cukup umum dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya seperti rasa mual dan ingin muntah. Frekuensi BAB yang meningkat, lebih dari tiga kali juga menandakan bumil mengalami diare. Prevalensi ibu hamil yang mengalami diare mencapai 14,3% dari 3.693 wanita.

PAFI dengan alamat website pafitunggal.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia memiliki tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Ini termasuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengembangkan industri farmasi di Indonesia.

Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab diare saat hamil, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.

Apa saja faktor penyebab terjadinya diare saat hamil?

Perubahan hormon, stres berlebihan, infeksi bakteri, dan faktor lain dapat menyebabkan diare pada ibu hamil, yang menyebabkan dehidrasi serta memperburuk kondisi. Diare pada bumil, biasanya menyebabkan buang air besar setidaknya lima kali sehari, yang dapat menyebabkan kekurangan cairan. Selain itu, diare juga dapat disertai dengan pendarahan pada feses, kram pada perut, muntah, demam, nyeri kepala, dan jantung berdebar hingga urine menjadi keruh. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya diare saat hamil yang perlu diperhatikan meliputi:

Perubahan hormon pada tubuh

Selama kehamilan, tubuh mengalami perubahan hormon yang signifikan. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi sistem pencernaan. Hormon-hormon ini dapat memperlambat atau mempercepat pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan diare atau sembelit. Progesteron, khususnya, dapat memperlambat pergerakan usus, tetapi kadang-kadang juga dapat menyebabkan efek sebaliknya, terutama pada trimester pertama.

Adanya perubahan pada pola makan

Ibu hamil sering mengalami perubahan pola makan, baik karena ngidam atau karena mencoba makanan baru. Konsumsi makanan yang tinggi serat, pedas, atau berlemak dapat memicu diare. Selain itu, beberapa ibu hamil mungkin lebih rentan terhadap intoleransi makanan tertentu, seperti intoleransi laktosa, yang dapat menyebabkan diare jika tidak diatasi dengan baik.

Intoleransi terhadap makanan

Intoleransi laktosa adalah salah satu contoh intoleransi makanan yang umum. Ketika tubuh tidak dapat mencerna laktosa dalam produk susu dengan baik, hal ini dapat menyebabkan gejala seperti diare, kembung, dan perut kembung. Selain itu, beberapa ibu hamil mungkin mengalami intoleransi terhadap makanan lain seperti gluten atau fruktosa.

Kondisi medis tertentu

Beberapa kondisi medis seperti penyakit inflamasi usus (IBD) seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn dapat memperburuk gejala diare selama kehamilan. Selain itu, kondisi lain seperti asam lambung naik atau gastroesophageal reflux disease (GERD) juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan gejala yang mirip dengan diare.

Apa saja obat yang tepat untuk mengobati diare saat hamil?

PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab diare saat hamil. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala diare pada bumil serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:

1. Oralit

Oralit adalah cairan rehidrasi oral yang sangat penting untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi akibat diare. Oralit mengandung elektrolit seperti natrium klorida, kalium klorida, dan glukosa anhidrat. Cairan ini membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit, yang sangat penting selama kehamilan. Oralit umumnya aman digunakan oleh ibu hamil dan merupakan pilihan pertama untuk mengatasi dehidrasi.

2. Loperamide

Loperamide bekerja dengan melambatkan gerak usus, sehingga feses menjadi lebih padat dan frekuensi buang air besar berkurang. Obat ini umumnya dianggap aman untuk ibu hamil, tetapi penting untuk berkonsultasi dengan apoteker tentang dosis yang tepat.

3. Kaopectate

Kaopectate mengandung kaolin dan pektin, yang membantu menyerap racun dan bakteri penyebab diare. Obat ini cocok untuk diare parah dan membantu mencegah dehidrasi. 

4. Neo entrostop dan molagit

Kedua obat ini mengandung attapulgite dan pektin, yang menyerap racun dan bakteri penyebab diare, serta memadatkan tinja. Obat-obatan ini dapat membantu mengurangi frekuensi buang air besar dan membuat feses lebih padat.

Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi diare pada ibu hamil adalah hindari makanan pedas dan berlemak. Perbanyak mengonsumsi makanan seperti nasi putih, roti panggang, dan telur dapat membantu memulihkan sistem pencernaan. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan jenis obat serta dosis yang tepat sesuai kebutuhan.

Dapatkan informasi kesehatan serta layanan farmasi gratis dengan mengunjungi pafitunggal.org melalui smartphone Anda.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan