Bahaya Mengonsumsi Herbal Berlebihan Bagi Penderita Hipertensi
Konsumsi herbal berlebihan untuk hipertensi ternyata menyimpan risiko serius yang jarang disadari banyak orang. Meskipun tanaman obat di Indonesia kaya akan manfaat, penggunaan tanpa takaran tepat justru bisa memperburuk kondisi tekanan darah tinggi.
Kamu mungkin berpikir bahwa herbal selalu aman karena alami, tetapi penelitian dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia membuktikan sebaliknya.
Artikel Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) yang dikutip dari ulasan situs pafikepanambas.org ini akan membahas bahaya mengerikan konsumsi herbal berlebihan untuk penderita hipertensi.
Mitos "Aman karena Alami" yang Justru Memicu Hipertensi Lebih Parah
Banyak orang mengira bahwa bahan alami pasti bebas efek samping. Padahal, beberapa herbal populer seperti daun seledri, kunyit, atau mengkudu memiliki senyawa aktif yang bisa berinteraksi negatif dengan obat medis atau memperberat kerja jantung. Penelitian dari Universitas Gadjah Mada (2022) menemukan bahwa konsumsi jus seledri berlebihan (>500 ml/hari) justru meningkatkan tekanan darah sistolik pada 30 persen partisipan karena tingginya kadar natrium alami.
Di sisi lain, kunyit dalam dosis tinggi dapat mengencerkan darah secara drastis. Jika Kamu sudah mengonsumsi obat antihipertensi seperti warfarin, efeknya bisa fatal. Fakta ini didukung oleh studi Universitas Indonesia (2021) yang melaporkan kasus pasien hipertensi mengalami perdarahan internal akibat kombinasi kunyit dan obat resep.
Efek Domino pada Ginjal dan Hati Akibat Overdosis Herbal
Organ vital seperti ginjal dan hati menjadi korban utama ketika Kamu mengonsumsi herbal hipertensi secara berlebihan. Daun kumis kucing, misalnya, sering dipakai sebagai diuretik alami. Namun, penelitian Universitas Airlangga (2023) menunjukkan bahwa pemakaian jangka panjang tanpa jeda menyebabkan penurunan fungsi ginjal hingga 22 persen.
Tidak hanya itu, temulawak yang kerap dikonsumsi untuk detoksifikasi justru membebani hati jika dikonsumsi melebihi 3 gram per hari. Metabolisme senyawa kurkumin membutuhkan kerja ekstra dari enzim hati. Ketika organ ini sudah lelah, racun akan menumpuk dan memicu komplikasi hipertensi yang lebih ganas.
Interaksi Berbahaya antara Herbal dan Obat Kimia
Salah satu risiko tersembunyi dari konsumsi herbal berlebihan untuk hipertensi adalah interaksinya dengan obat farmasi. Jahe merah, misalnya, memiliki efek vasodilator yang kuat. Jika dikombinasikan dengan obat seperti amlodipine, tekanan darah bisa turun secara tiba-tiba hingga menyebabkan pingsan.
Data dari Universitas Padjadjaran (2020) mengungkapkan bahwa satu dari lima pasien hipertensi mengalami hipotensi akut setelah minum rebusan jahe merah bersamaan dengan medikasi. Padahal, banyak orang tidak memberi tahu dokter tentang konsumsi herbal mereka, sehingga risiko ini sering terlewatkan.
Dosis Aman dan Cara Bijak Menggunakan Herbal untuk Hipertensi
Supaya tetap bisa mendapatkan manfaat herbal tanpa terkena efek buruknya, perhatikan aturan pakai yang tepat. Berikut beberapa panduan berdasarkan kajian akademis:
Batasi konsumsi jus Daun seledri hingga 200 ml/hari dan hindari penambahan garam.
Rebus maksimal 5 lembar daun Kumis kucing dalam 500 ml air, konsumsi hanya 2 minggu berturut-turut.
Tidak lebih dari 1 sendok teh bubuk kunyit per hari, hindari jika sedang minum obat pengencer darah.
Selain itu, selalu beri jeda 1-2 minggu setiap bulan untuk memberi waktu tubuh beristirahat. Kamu juga wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggabungkan herbal dengan obat resep.
Tanda-Tanda Tubuh Sudah Kelebihan Herbal
Kamu perlu waspada jika mengalami gejala seperti pusing berlebihan, mual tanpa sebab, atau urine berwarna gelap setelah mengonsumsi herbal.
Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa tubuh sudah tidak mampu menetralisir senyawa aktif yang masuk. Penelitian Universitas Diponegoro (2023) menemukan bahwa 40 persen kasus keracunan herbal pada penderita hipertensi terjadi karena ketidaktahuan akan gejala overdosis.
Bijaklah dalam Memanfaatkan Herbal
Indonesia memiliki kekayaan herbal yang luar biasa, tetapi Kamu harus cerdas dalam menggunakannya. Konsumsi herbal berlebihan untuk hipertensi bukan hanya gagal menurunkan tekanan darah, melainkan juga mengundang bahaya yang lebih besar.
Selalu ikuti saran penelitian terkini dan jangan ragu untuk meminta pendapat ahli. Dengan begitu, Kamu bisa mendapatkan manfaat optimal tanpa mengorbankan kesehatan jangka panjang.
Dengan memahami risiko dan cara tepat pemakaian, herbal tetap bisa menjadi sekutu dalam melawan hipertensi. Namun, ingatlah bahwa alam menyembuhkan, tetapi hanya jika digunakan dengan bijak.
