Simak 5 Fakta Menarik tentang Perbedaan Gejala Asam Urat dan Rematik


Gejala asam urat dan rematik sering kali dianggap sama karena keduanya menyerang persendian. Padahal, dua kondisi ini memiliki penyebab, ciri khas, dan penanganan yang berbeda. Jika Kamu sering merasakan nyeri sendi, penting untuk memahami perbedaannya agar bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.
Artikel Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) yang dikutip dari situs pafibandungkab.org ini akan membahas secara mendalam perbedaan gejala asam urat dan rematik, didukung oleh penelitian dari universitas ternama di Indonesia. Kamu juga akan menemukan rekomendasi herbal lokal yang efektif meredakan nyeri sendi.
Apa itu Asam Urat dan Rematik? Kenali Penyebabnya
Asam urat (gout) terjadi karena penumpukan kristal urat di sendi akibat kadar asam urat dalam darah yang terlalu tinggi. Kondisi ini sering menyerang jempol kaki, lutut, atau pergelangan tangan. Sementara rematik (rheumatoid arthritis) adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan sendi, menyebabkan peradangan kronis.
Penelitian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebutkan bahwa 70% penderita asam urat di Indonesia adalah pria berusia 30-50 tahun, sedangkan rematik lebih sering dialami oleh wanita di atas 40 tahun. Faktor genetik, pola makan tinggi purin, dan obesitas menjadi pemicu utama asam urat. Di sisi lain, rematik lebih dipengaruhi oleh kelainan imun dan faktor hormonal.
Perbedaan Gejala Asam Urat dan Rematik yang Harus Kamu Tahu
Meski sama-sama menyebabkan nyeri sendi, gejala asam urat dan rematik memiliki perbedaan signifikan.
Lokasi Nyeri yang Berbeda
Asam urat biasanya menyerang satu sendi secara tiba-tiba, terutama di bagian jempol kaki. Rasa nyerinya sangat tajam dan disertai pembengkakan kemerahan. Sedangkan rematik cenderung menyerang sendi-sendi kecil secara simetris, seperti kedua tangan atau kedua lutut. Nyerinya bersifat kaku dan bertahap, sering kali terasa lebih parah di pagi hari.
Durasi dan Intensitas Nyeri
Serangan asam urat sering datang mendadak dan bisa hilang dalam beberapa hari hingga minggu, meski tanpa pengobatan. Namun, jika tidak dikontrol, serangan akan semakin sering. Sementara rematik menyebabkan nyeri terus-menerus dan dapat merusak sendi secara permanen jika tidak ditangani.
Studi dari Universitas Indonesia (UI) menemukan bahwa 60% penderita rematik mengalami deformasi sendi dalam 5 tahun jika tidak diobati. Hal ini berbeda dengan asam urat yang jarang menyebabkan kerusakan permanen selama kadar asam urat terkendali.
Herbal Indonesia untuk Meredakan Nyeri Sendi
Indonesia kaya akan tanaman herbal yang efektif meredakan peradangan sendi. Berikut beberapa rekomendasinya:
- Jahe Merah
Jahe merah mengandung gingerol yang bersifat anti-inflamasi. Kamu bisa memarut 1 ruas jahe merah, seduh dengan air hangat, dan minum 2 kali sehari. Penelitian dari Universitas Airlangga membuktikan bahwa konsumsi jahe merah secara rutin mengurangi nyeri sendi pada penderita rematik. - Daun Sirsak
Daun sirsak memiliki senyawa acetogenin yang membantu menurunkan asam urat. Rebus 5 lembar daun sirsak dengan 2 gelas air hingga tersisa setengahnya, lalu minum selagi hangat. - Kunyit
Kurkumin dalam kunyit mampu mengurangi peradangan pada rematik. Campurkan 1 sendok kunyit bubuk dengan madu dan susu hangat untuk hasil optimal.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Kamu mengalami nyeri sendi disertai demam, sendi bengkak kemerahan, atau kesulitan bergerak, segera konsultasi ke dokter. Diagnosis dini membantu mencegah komplikasi serius seperti kerusakan ginjal (pada asam urat) atau kelainan bentuk sendi (pada rematik).
Memahami perbedaan gejala asam urat dan rematik sangat penting untuk penanganan yang tepat. Asam urat bersifat akut dengan nyeri tajam di satu sendi, sedangkan rematik menyebabkan kekakuan progresif di beberapa sendi. Dengan memanfaatkan herbal Indonesia dan pola hidup sehat, Kamu bisa mengurangi risiko komplikasi.
Jadi, jangan abaikan nyeri sendi yang Kamu rasakan. Semakin cepat dikenali, semakin besar peluang untuk hidup lebih nyaman tanpa gangguan persendian.