Kenali Penyebab Dispepsia, IDI Betun Bagikan Informasi Pengobatan yang Tepat
Menurut informasi dari idibetun.org, salah satu gangguan kesehatan terutama pada organ pencernaan dapat dirasakan sekitar perut adalah dispepsia. Dispepsia adalah sebuah gejala gangguan pencernaan yang berupa rasa tidak nyaman di perut, seperti rasa nyeri ulu hati, kembung, atau perut terasa penuh. Dispepsia juga dikenal lebih umum sebagai penyakit maag akut.
IDI adalah singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. IDI Betun berperan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan medis yang lebih inovatif serta peningkatan edukasi kesehatan.
IDI Betun menjelaskan juga bahwa penyakit dispepsia ini menjadi sebuah kondisi yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri di perut bagian atas, sering kali disertai dengan gejala lain seperti mual, kembung, dan cepat kenyang.
IDI Betun juga menjelaskan secara rinci terkait diagnosis penderita dispepsia biasanya dilakukan melalui wawancara medis dengan dokter yang mendetail, pemeriksaan fisik, dan jika perlu, pemeriksaan penunjang seperti endoskopi atau ultrasonografi untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit serius ini.
Ikatan Dokter Indonesia saat ini telah fokus untuk melakukan penelitian lanjutan terkait penyakit dispepsia sertai pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa Saja Penyebab Seseorang Gangguan Pencernaan Dispepsia?
Dilansir dari laman https://idibetun.org, penyebab dari penyakit dispepsia yang menjadi salah satu gangguan kesehatan paling sering dialami. Penyebab dispepsia dapat bervariasi dan sering kali terkait dengan gaya hidup serta kondisi medis tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab utama dispepsia meliputi:
Pola makan yang tidak sehat
Salah satu faktor utama dispepsia adalah makan secara berlebihan atau terburu-buru dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut. Selain makanan terburu-buru dan jumlah yang banyak, sering mengonsumsi minuman berkafein, alkohol, cokelat, dan minuman bersoda.
Kebiasaan hidup yang tidak sehat
Ada beberapa kebiasaan hidup yang tidak sehat seperti merokok. Merokok dapat memperburuk kondisi lambung dan meningkatkan produksi asam lambung. Selain itu, stres berlebihan juga dapat mempengaruhi fungsi pencernaan dan meningkatkan gejala dispepsia.
Terinfeksi bakteri
Salah satu bakteri yang dapat menginfeksi adalah Helicobacter pylori. Infeksi oleh bakteri ini sering kali menjadi penyebab gastritis dan tukak lambung, yang dapat berkontribusi terhadap dispepsia.
Adanya gangguan kesehatan lain
Gejala gangguan pencernaan yang dikenal sebagai dispepsia adalah rasa tidak nyaman di perut, seperti rasa nyeri ulu hati, kembung, atau perut terasa penuh. Dispepsia juga dikenal lebih umum sebagai penyakit maag akut.
Apa Saja Obat yang Direkomendasikan untuk Mengobati Gangguan Pencernaan Dispepsia?
Untuk mengatasi dispepsia, terdapat beberapa jenis obat yang dapat direkomendasikan berdasarkan penyebab dan gejala yang dialami. Berikut adalah obat-obatan yang umum digunakan untuk mengobati dispepsia meliputi:
Obat Prokinetik
Pilihan awal adalah obat prokinetik yang dapat mempercepat pengosongan lambung dan memperketat katup antara lambung dan esofagus. Akibatnya, lambung tidak terasa penuh dan asam lambung tidak meningkat.
Obat H2 Blocker
Obat ini diberikan untuk menghambat produksi asam lambung secara lebih efektif. H2RAs juga dapat membantu meredakan gejala maag, tukak lambung, dan ulkus duodenum. Untuk penggunaan obat, butuh resep langsung dari dokter.
Obat Proton Pump Inhibitors (PPI)
Inhibitor Pompa Proton (PPI) dapat digunakan untuk mengobati dispepsia fungsional (FD). PPI merupakan obat yang dapat menekan asam lambung dan merupakan terapi yang paling sering digunakan untuk mengatasi dispepsia
Sebelum memulai pengobatan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna menentukan penyebab spesifik dispepsia dan mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Jika gejala tidak kunjung membaik setelah pemberian obat, segera periksakan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.