GBK Jadi Simbol Ruang Publik Kelas Dunia di Jantung Kota

Uji Sukma Medianti
Oleh Uji Sukma Medianti - Tim Publikasi Katadata
25 September 2025, 16:08
Stadium Softball GBK
Gelora Bung Karno
Stadium Softball GBK
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Selesai dibangun pada 1962 untuk menyambut Asian Games ke-4, Gelora Bung Karno (GBK) yang kini telah berusia 63 tahun telah menjelma menjadi ikon olahraga dan hiburan di tanah air. 

Area seluas lebih dari 279 hektare ini telah menjadi simbol kebanggaan nasional dan pilihan utama untuk menyelenggarakan berbagai event berskala besar, mulai dari konser internasional, festival budaya, kampanye politik hingga ajang olahraga dunia. 

Stadion Utama GBK mampu menampung sekitar 77.000 penonton. Dengan kapasitas ini, GBK menjadi salah satu stadion terbesar di Asia Tenggara. Selain stadion utama, GBK memiliki beberapa area lain yang kerap digunakan berbagai venue acara, di antaranya Istora, Indonesia Arena, Tennis Indoor, Panahan, Plaza Utara, Parkir Timur, Hall Basket hingga Plaza Barat dan Plaza Tenggara.

Terletak di jantung ibu kota, GBK mudah diakses dari berbagai penjuru. Transportasi umum seperti MRT, TransJakarta, dan kereta komuter memudahkan mobilitas peserta event

“Dengan fasilitas yang memadai dan inklusif, area GBK menjadi tempat penyelenggaraan acara yang diminati baik penyelenggara event maupun pesertanya,” ujar Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno (PPKGBK) Rakhmadi Kusumo. 

Secara total, sejak 2023 hingga Agustus 2025 ada 1.341 event yang telah digelar di area GBK. Event yang diselenggarakan bervariasi, mulai dari olahraga (46,1 persen), konser (12,7 persen), internal company (11,2 persen), lain-lain (10,1 persen), exhibition (7,3 persen), politik (3,9 persen), pendidikan (3,3 persen), keagamaan (3,3 persen), sewa lahan (1,3 persen) dan kenegaraan (0,9 persen). 

“Penggunaan venue pada 2024 mencatatkan tonggak sejarah di mana GBK membukukan pendapatan hingga Rp566,1 miliar atau 236 persen di atas target tahunan,” kata Rakhmadi. 

Lonjakan pendapatan ini didorong oleh berbagai strategi pengelolaan modern dan optimalisasi aset, seperti beroperasinya venue baru yakni Indonesia Area, adanya event-event besar tingkat nasional maupun internasional termasuk kampanye pada masa pemilu.

Di samping itu, penerapan teknologi dengan pemberlakuan sistem tarif yang memberikan transparansi dan kemudahan bagi para penyewa juga turut mempengaruhi okupansi penggunaan venue. 

Di sisi lain, tingginya penggunaan area GBK untuk penyelenggaraan event olahraga ini juga sejalan dengan upaya GBK dalam memperkuat ekosistem olahraga di Indonesia. 

“Sejak 2019 hingga 2024, GBK telah memperkuat peran strategisnya dalam ekosistem olahraga di Indonesia dengan menjadikan GBK sebagai rumah bagi kegiatan Pelatnas serta Kejurnas berbagai bidang olahraga maupun International matches," tutur Rakhmadi.

Kawasan GBK juga dikembangkan sebagai ruang publik modern yang mengintegrasikan unsur lingkungan, rekreasi, dan prestasi, dengan proporsi lahan 70 persen ruang hijau dan 30 persen area venue. Dukungan terhadap gaya hidup sehat masyarakat urban ini, menjadikan GBK sebagai simbol transformasi ruang publik kelas dunia di tengah ibu kota.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan