Memahami Hukum Marah saat Puasa Ramadhan

Tifani
Oleh Tifani
19 Maret 2024, 11:30
Hukum Marah saat Puasa Ramadhan
Freepik
Ilustrasi, marah.
Button AI Summarize

Pada bulan Ramadhan umat Islam didorong untuk menahan hawa nafsunya. Tak hanya untuk makan dan minum, namun juga harus mengendalikan amarah. Lalu, bagaimana hukum marah saat puasa Ramadhan?

Marah merupakan salah satu emosi manusia yang wajar dan bisa muncul kapan saja, termasuk saat sedang berpuasa Ramadan. Dikutip dari laman nu.or.id, dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, "Puasa adalah setengah dari kesabaran." (HR Tirmidzi).

Namun marah tidak langsung membatalkan puasa. Ada dua jenis batal puasa, yakni batal puasanya, dan batal pahala puasanya.

Hukum Marah saat Puasa Ramadhan

Ilustrasi Hukum Marah Saat Puasa Ramadhan
Ilustrasi Hukum Marah Saat Puasa Ramadhan (Freepik)

Adapun yang membatalkan puasa sudah jelas seperti misalnya makan, minum, dan jima' atau melakukan hubungan suami istri. Sementara itu, yang membatalkan pahala puasa antara lain berpuasa tetapi masih suka berghibah, memfitnah orang lain, iri dengki, dusta, dan juga marah.

Batal pahala puasa tidak berarti batal puasanya. Puasa orang tersebut sah tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain lapar dan dahaga. Dalam buku Setetes Embun Hikmah Ramadhan, Drs. Sunhaji Hadi Mustofa menyebutkan berpuasa karena selain Allah.

Misalnya ingin agar dicintai kekasih, mertua, atau hanya sekadar ingin melangsingkan tubuh juga termasuk puasa yang batal pahalanya. Terkait pahala puasa, hal ini juga terkandung dalam hadits Rasulullah SAW tentang orang yang berpuasa tetapi puasanya sia-sia,

رُبَّ صَاىِٔمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ

Artinya: "Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja." (HR. Ibnu Majah no.1690 dan Syaikh Albani berkata, "Hasan Shahih.")

Ilustrasi Hukum Marah Saat Puasa Ramadhan
Ilustrasi Hukum Marah Saat Puasa Ramadhan (Freepik)

Puasa bukanlah hanya menahan lapar dan dahaga saja, hendaknya juga menjauhi perbuatan yang haram dan sia-sia. Mengutip buku Ramadhan dan Pembangkit Esensi Insan oleh Shabri Shaleh Anwar, S.Pd.I. M.Pd.I, Jabir bin 'Abdillah menyampaikan sebuah petuah:

"Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja." (Lihat Latho'if Al Ma'arif, 1/168, Asy Syamilah).

Bahkan, Rasulullah pernah bersabda pahwa sesungguhnya puasa tidak hanya sekadar menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu lainnya saja. Rasulullah selalu mengajarkan umatnya bahwa pada dasarnya puasa adalah waktu yang tepat untuk melakukan kebaikan-kebaikan.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...