Doa Telinga Berdenging dan Penjelasan Secara Medis

Telinga berdenging merupakan keadaan ketika terdengar suara melengking menyerupai bunyi “nging” yang memenuhi pendengaran. Hal ini biasanya tidak berlangsung lama, yakni kurang dari satu menit.

Namun, sebagian orang mengaitkannya dengan mitos atau kepercayaan tertentu. Di samping itu, terdapat doa dalam agama Islam yang bisa diamalkan ketika telinga berdenging.

Doa Telinga Berdenging

Doa telinga berdenging ini dikutip dari hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim, Ibnu Sinni, dan Tabrani.

إِذَا طَنَّتْ أُذُنُ أَحَدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي وَلْيُصَلِّي عَلَيَّ وَلْيَقُلْ ذَكَرَ اللَّهُ مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ - رواه الحكيم وابن السني، الطبراني وابن عدي وابن عساكر

Artinya: "Jika telinga salah seorang di antara kalian berdengung/berdenging, maka hendaknya dia mengingatku (Rasulullah Saw), membaca shalawat kepadaku, dan mengucapkan: dzakarallahu man dzakarani bi khairin." (H.R. al-Hakim, Ibn as-Sinni, at-Thabrani).

Maka dari itu, doa telinga berdenging adalah “dzakarallahu man dzakarani bi khairin.” Ada pun artinya yaitu “Semoga Allah SWT mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan.”

Arti Telinga Berdenging Menurut Islam

Ada pun arti telinga berdenging menurut Islam mengacu pada hadits yang memuat anjuran doa di atas. Artinya, bunyi “nging” di telinga dapat dimaknai sebagai pengingat untuk selalu memuliakan Rasulullah SAW.

Setelahnya, bacalah sholawat sebagai puji-pujian kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah SWT. Dilanjutkan dengan membaca doa dzakarallahu man dzakarani bi khairin.

Hal ini juga sempat dibahas oleh NU Online pada situsnya. Dijelaskan bahwa kondisi telinga berdenging tidak semata-mata untuk pengingat kita terhadap Rasulullah SAW. Namun, berikut penjelasannya menurut kitab ulama:

قَالَ الزَّيْلَعِيُّ فِيهِ عَدَمُ الْاِكْتِفَاءِ بِالذِّكْرِ حَتَّى يُصَلِّيَ عَلَيْهِ (وَلْيَقُلْ ذَكَرَ اللهُ مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ

“Az-Zaila’i berkata, dalam hadits ini tidak cukup (bagi orang yang telinganya berdengung) hanya dengan mengingat Rasulullah saw saja sehingga ia bershalawat kepadanya (dan hendaknya membaca: dzakarallahu man dzakarani bi khairin)”. (Abdurrauf al-Munawi, Faidlul-Qadir, Bairut-Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet ke-1, 1415 H/1994 M, juz, 1, h. 511)

Selain itu, hal ini juga dibahas pada kitab Azizi ‘Ala Jami’ush Shaghir. Imam Nawawi mengungkapkan,
“Sesungguhnya telinga itu berdengung hanya ketika datang berita baik ke ruh. Bahwa Rasulullah SAW telah menyebutkan orang (pemilik telinga yang berdenging) tersebut dengan kebaikan di al mala’al a’la (majlis tertinggi) di alam ruh.”

Telinga Berdenging Secara Medis

Di samping kepercayaan dalam agama Islam, keadaan telinga berdenging juga dapat dipelajari lebih lanjut dari segi medis. Terdapat namanya Tinnitus, yakni ketika mendengar suara-suara abnormal yang bersumber dari dalam telinga.

Melansir Alodokter, telinga berdenging bisa hilang sendiri atau terdengar lebih lama. Ada pun dampak berkelanjutannya yaitu membuyarkan konsentrasi, mengganggu tidur, hingga depresi.

Tinnitus dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya yaitu:

1. Penyebab tinnitus salah satunya adalah gangguan pendengaran karena lanjut usia. Hal ini mengacu pada menurunnya kepekaan saraf pendengaran yang semakin lemah.

2. Tinnitus juga dapat disebabkan oleh kerusakan telinga bagian dalam. Mengutip Halodoc, bunyi akan dikirim ke otak melalui saraf-saraf setelah melewati koklea. Apabila koklea rusak, pengiriman sinyal dapat terputus sebelum sampai ke otak. Maka dari itu, bisa menimbulkan bunyi denging.

3. Telinga berdenging dapat diakibatkan oleh kotoran yang menumpuk. Hal ini akan menghalangi pendengaran dan menyebabkan iritasi. Maka dari itu, bersihkan rongga telinga secara benar.

4. Infeksi juga dapat membuat telinga mengalami tinnitus, khususnya pada telinga bagian tengah.

5. Faktor penyebab tinnitus juga bisa disebabkan oleh sering mendengar suara nyaring. Misalnya mendengar musik dari headphone, earphone, atau alat pendengar semacamnya.

Demikian pembahasan tentang doa telinga berdenging yang patut dihafalkan. Selain melekat dengan agama Islam, keadaan ini juga dapat dijelaskan secara medis sebagaimana yang dijelaskan di atas.