Hari Kesehatan Mental Sedunia, Sejarah, Tema dan Signifikansinya

Tifani
Oleh Tifani
10 Oktober 2022, 09:35
Hari Kesehatan Mental Sedunia
Katadata
Ilustrasi, peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022.

Tanggal 10 Oktober termasuk hari yang tergolong istimewa di dunia. Pasalnya, pada tanggal ini, setiap tahun seluruh dunia memperingati Hari Kesehatan Mental. Peringatan ini dicetuskan oleh salah satu lembaga kesehatan dunia, yang bernama World Federation of Mental Health (WFMH).

Melalui peringatan akan kesehatan mental ini, berbagai program dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat umum terkait masalah kesehatan mental, dan dampaknya terhadap mereka yang menderita, serta kehidupan keluarganya.

Persiapan untuk Hari Kesehatan Mental Sedunia dibuat berbulan-bulan sebelumnya. Bahkan, di beberapa negara, program yang disusun untuk menangani dan menghidupkan kesadaran masyarakat akan kesehatan mental, berlangsung selama beberapa hari, atau minggu.

Mengapa Hari Kesehatan Mental Sedunia tergolong penting. Ini karena, dalam beberapa tahun terakhir ada peningkatan pengakuan akan peran penting kesehatan mental dalam pencapaian tujuan pembangunan global.

Salah satu bukti nyatanya, adalah dimasukkannya kesehatan mental dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Sejarah Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia

Mengutip National Today, sejak masalah kesehatan mental muncul di berbagai negara, WFMH memikirkan perlunya tindakan serius dalam skala global untuk menyelesaikan krisis tersebut.

Maka dari itu, peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia dicetuskan pada 1992, sebagai salah satu itikad baik WFMH yang dipimpin oleh wakil sekretaris jenderal saat itu, yang bernama Richard Hunter.

Tujuan utama peringatan ini, adalah mengadvokasi dan mensosialisasikan tentang kesehatan mental secara keseluruhan. Kampanye ini dimulai dari siaran televisi yang berlangsung selama dua jam di seluruh dunia saat tiga tahun pertama peresmiannya.

Siaran tersebut berisi penayangan pesan-pesan secara visual yang bersifat kemanusiaan untuk memberikan penjelasan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental manusia. Hasil yang mereka harapkan pun terjadi.

Sebanyak 27 negara mengirimkan laporan umpan balik setelah adanya penayangan tersebut dan dibantu dengan kampanye nasional di Australia dan Inggris. Untuk melanjutkan momentum ini, anggota dewan WFMH di seluruh dunia pun mengatur rangkaian acara lain karena popularitasnya kian meningkat di antara departemen pemerintah, organisasi, dan warga sipil.

Mulai 1995 dan seterusnya, Pan American Health Organization (PAHO) mengatur penerjemahan materi perencanaan kesehatan mental ke dalam bahasa Spanyol, Prancis, Rusia, India, Jepang, Cina, dan Arab agar makin banyak orang di dunia mengerti tentang pesan yang ingin disampaikan WFMH.

Hal ini membuat banyak orang akhirnya paham mengenai persepsi kesehatan mental, dan menjadikannya identik dengan Hak Asasi Manusia (HAM).

Awalnya, peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia tidak memiliki tema khusus, dan tujuannya adalah mengadvokasi kesehatan mental dan mengedukasi publik tentang isu-isu yang relevan.

Namun, melihat popularitas kampanye yang telah dilakukan, pada 1994 untuk pertama kalinya digunakan tema peringatan, yakni "Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Jiwa di Seluruh Dunia".

Sejak saat itu, peringatan Hari Kesehatan Mental selulu diiringi oleh tema khusus. Misalnya, "Bergerak untuk Kesehatan Mental: Peningkatan Investasi dalam Kesehatan Mental" (2020), dan "Kesehatan Mental di Dunia yang Tidak Setara" (2021).

Tema Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022 Signifikansinya

Tahun ini, WFMH mengambil tema "Menjadikan Kesehatan Mental & Kesejahteraan untuk Semua sebagai Prioritas Global" sebagai tema peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia.

Ini karena selama beberapa tahun terakhir, penanggulangan masalah kesehatan mental mendapatkan tantangan yang cukup berat. Bahkan, sejak sebelum pandemi Covid-19 menghantam dunia. Pada 2019 misalnya, diperkirakan satu dari delapan orang secara global hidup dengan gangguan mental.

Pada saat yang sama, layanan, keterampilan, dan pendanaan yang tersedia untuk mengatasimasalah kesehatan mental masih terbatas, serta jauh di bawah apa yang dibutuhkan, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Mengutip dari laman resmi WFMH, tingkat kesehatan mental global berada dalam kondisi krisis. Ini ditunjukkan dengan laporan yang menjelaskan, bahwa sebanyak 75% dari penduduk negara-negara berpenghasilan tinggi mengidap depresi tidak menerima perawatan yang memadai.

Dengan angka yang sama pula, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak memberikan pengobatan sama sekali kepada pengidap gangguan mental.

Adanya pandemi Covid-19 kemudian menciptakan krisis global untuk kesehatan mental, yang memicu tekanan jangka pendek dan jangka panjang, serta merusak kesehatan mental jutaan orang.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement