Menilik Sejarah Sumpah Pemuda Mulai 1928
Menjadi salah satu sejarah besar, Sumpah Pemuda selalu diperingati pada 28 November setiap tahunnya. Momen tersebut merupakan titik balik dan bentuk gebrakan dari pemuda Indonesia.
Untuk meningkatkan rasa cinta akan Tanah Air, maka penting untuk mengetahui sejarah Sumpah Pemuda. Perlu diketahui bahwa sejarah ini terbentuk atas dua kongres yang dilaksanakan pada 1928.
Awal Sumpah Pemuda
Semua bermula pada Kongres Pemuda II yang diinisiasi oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Pergelaran tersebut dihadiri oleh pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai penjuru.
Adapun pergerakan pemuda tersebut diikuti berbagai kelompok remaja saat itu, seperti Jong Bataks Bonds, Jong Sumatranen Bond, Jong Java, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun dan Pemuda Kaum Betawi.
Kongres Pemuda II tersebut berhasil mengadakan tiga rapat dengan rumusan Sumpah Pemuda. Diadakan selama dua hari, berikut ini adalah hasil rapat tersebut. Kongres dipimpin oleh Soegondo Djojopuspito.
Singkatnya, Soegondo termasuk ke dalam pahlawan nasional yang berasal dari Jawa Timur. Soegondo merupakan pemuda teladan yang dipilih langsung oleh Mohammad Hatta sebagai ketua Persatuan Pemuda Indonesia di Belanda. Mewakili gerakan kepemudaan tersebut, dirinya memimpin kongres dengan khidmat hingga Sumpah Pemuda tercetus. Tak lupa dengan tokoh lain yang turut membantu.
Selain itu juga hadir Mohammad Yamin yang menjadi wakil ketua. Mewakili Jong Sumatranen, Mohammad Yamin menyampaikan gagasan-gasan hebatnya terkait kebangsaan dan pendidikan. Mohammad Yamin berperan besar dalam penyusunan teks Sumpah Pemuda. Dengan lantang, ia juga yang bertekad untuk menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Runutan Proses Penyusunan Teks Sumpah Pemuda
Melansir dari situs Gramedia, berikut ini adalah rangkumannya:
1. Rapat Pertama
Diketahui bahwa rapat ini diselenggarakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928. Tepatnya di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Benteng. Pada momen ini, Mohammad Yamin menjabarkan tentang keterkaitan pemuda dan persatuan.
Mohammad Yamin juga menjelaskan adanya lima faktor yang dapat memperkuat persatuan Indonesia. Di antaranya adalah sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan. Pada rapat ini Soegondo Djojopuspito juga menyampaikan harapannya agar kongres dapat menjadi penguat persatuan pemuda.
2. Rapat Kedua
Rapat kali ini diadakan di Gedung Oost-Java Bioscoop. Kali ini, banyak membahas tentang pendidikan. Ada pun yang terlibat adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Mereka setuju bahwa setiap orang patut mendapat pendidikan kebangsaan.
3. Rapat Ketiga
Dilaksanakan pada Minggu, 28 Oktober 1928. Tepatnya di hari yang sama dengan rapat kedua, namun di tempat yang berbeda. Kali ini, diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat. Soenario turut menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
Tak hanya itu, Ramelan juga berpendapat bahwa gerakan kepanduan tidak terlepas dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan akan memberikan pendidikan pada anak agar lebih disiplin.
Hasil sumpah pemuda berhasil dirumuskan pada rapat ketiga. Bertepatan sebelum kongres ditutup, Wage Rudolf Soepratman memutarkan lagu ciptaannya, yakni Indonesia Raya yang sekarang merupakan lagu kebangsaan kita. Fakta uniknya, Indonesia Raya sebenarnya memiliki tiga stanza. Namun yang kita nyanyikan sekarang hanya satu.
Hasil Sumpah Pemuda 1928
Pertama: Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Panitia Kongres Sumpah Pemuda II 1928
Ketua: Soegondo Djojopuspito
Wakil Ketua: Mohammad Yamin
Bendahara: Amir Sjarifuddin Harahap
Pembantu I: Djohan Mohammad Tjaja
Pembantu II: R. Katja Soengkana
Pembantu III: R. C. L. Senduk
Pembantu: IV: Johannes Leimena
Pembantu V: Rochjani Soe’oed
Tak hanya yang di sebutkan di atas, ada pun peserta yang juga terlibat antara lain adalah:
a. Wage Rudolf Supratman
b. Sie Kong Lian
c. Djoko Marsaid
d. Sarmidi Mangunsarkoro
e. Nona Purnomowulan
f. Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo
g. Kasman Singodimedjo
h. Mohammad Roem
i. Adnan Kapau Gani
Itulah penjelasan singkat mengenai sejarah Sumpah Pemuda. Termasuk rincian agenda kongres, panitia, peserta hingga isi dari Sumpah Pemuda.
Meski sudah berpuluh tahun dibuat, Sumpah Pemuda senantiasa menjadi pegangan bangsa Indonesia agar selalu menanamkan jiwa nasionalis. Semuanya sudah terangkum di dalam isi Sumpah Pemuda.
Demikian juga dengan sejarah Sumpah Pemuda yang harus dimaknai. Selain menumbuhkan nasionalisme, kita juga dapat mengingat jasa pemuda zaman dahulu. Semangat mereka untuk berserikat dan berkutat untuk bangsanya sendiri.
Sejarah Sumpah Pemuda juga menggambarkan gejolak anak muda kala itu. Demikian dengan kita sekarang yang harus meneladani hal tersebut.
Dari langkah yang mereka lakukan, terlihat keinginan kuat akan menegakkan persatuan. Tak hanya itu, isi Sumpah Pemuda juga menggambarkan kebanggaan dan kekuatan dalam menjaga keutuhan.
Ada pun salah satu bentuk mengenang jasa pahlawan-pahlawan nasional tersebut dengan memperingati Sumpah Pemuda setiap tahunnya. Biasanya diadakan upacara bendera di sekolah, lembaga pemerintahan secara berjenjang. Peringatan tersebut juga menjadi pemantik untuk anak muda.