Jenis-jenis Sendi Gerak, Ini Contoh dan Penjelasan Lengkap
Sendi adalah hubungan antar tulang, di mana manusia memiliki 360 sendi diseluruh tubuh. Adapun bentuk sendi menyerupai bantalan, yang letaknya ada di antara tulang-tulang manusia. Seperti tulang, bentuk sendi juga berbeda-beda.
Mengutip laman Ruanguru.com, fungsi sendi adalah menyebabkan hubungan antar tulang dapat digerakan. Meskipun begitu, terdapat beberapa jenis sendi yang pergerakannya justru terbatas atau tidak dapat digerakkan sama sekali.
Jenis-jenis Sendi Gerak
Bentuk sendi menyesuaikan dengan bentuk tulang. Berikut jenis-jenis sendi gerak dan penjelasannya:
1. Sendi Engsel (Hinge)
Sendi engsel adalah bentuk hubungan dua tulang yang gerakannya hanya ke satu arah. Gerakan sendi engsel dapat digambarkan seperti pintu yang hanya bisa dibuka ke satu arah saja.
Beberapa contoh sendi engsel adalah hubungan antartulang pada siku, ruas antarjari, dan lutut.
2. Sendi Peluru (Ball and Socket)
Sendi peluru adalah bentuk hubungan dua tulang yang memungkinkan gerakan ke segala arah. Adapun contoh sendi peluru adalah hubungan antara tulang paha dengan tulang panggul serta tulang lengan atas dengan tulang belikat.
3. Sendi Pelana (Saddle)
Sendi pelana adalah hubungan dua tulang dan kedua ujung tulang berbentuk pelana kuda. Gerakan sendi pelana adalah dua arah, ke depan dan ke belakang atau ke kiri dan ke kanan. Adapun contoh sendi pelana adalah hubungan antara tulang-tulang di telapak tangan dan ruas tulang jari tangan.
4. Sendi Geser (Plane)
Sendi geser adalah bentuk hubungan dua tulang yang memungkinkan sedikit gerakan. Bentuk sendi geser bisa dilihat pada hubungan antara tulang-tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
5. Sendi Putar (Pivot)
Sendi putar adalah hubungan antara dua tulang yang memungkinkan tulang yang satu mengitari ujung tulang lainnya, sehingga memungkinkan gerak rotasi. Adapun contoh sendi putar adalah hubungan antara tulang atlas dengan tulang tengkorak. Hubungan keduanya menyebabkan kepala kita bisa berputar.
Mengenal Pembagian Jenis Sendi
Meski tubuh manusia memiliki beberapa jenis-jenis sendi gerak, secara umum sendi terbagi menjadi tiga jenis. Adapun pembagiannya berupa sendi mati, sendi kaku, dan sendi gerak.
Berikut pembagian tiga jenis sendi berdasarkan kemampuannya untuk bergerak:
1. Sendi Mati
Seperti penjelasan di atas, tidak semua sendi dapat digerakan. Jenis sendi yang tidak bisa digerakan disebut sebagai sendi mati.
Pada sendi mati atau sinartrosis ujung-ujung tulang yang berhubungan dipersatukan oleh serabut jaringan ikat dan mengalami osifikasi, sehingga tidak dapat digerakkan. Contoh sendi mati adalah hubungan antartulang tengkorak atau sutura.
2. Sendi Kaku
Sendi kaku atau amfiartrosis adalah hubungan antartulang yang masih memungkinkan gerak, tetapi sangat terbatas. Jenis sendi ini menghubungkan antar tulang pada amfiartrosis adalah tulang rawan.
Contoh sendi kaku adalah ruas-ruas tulang belakang, hubungan antartulang gelang panggul, dan hubungan antara tulang rusuk dengan tulang dada.
3. Sendi Gerak
Sendi gerak adalah hubungan antartulang yang dapat digerakkan dengan bebas. Nama lainnya adalah diartrosis.
Sendi gerak memungkinkan tulang bisa bergerak karena struktur tertentu dan dimungkinkan adanya bentuk-bentuk tertentu dari ujung-ujung tulang yang berhubungan. Sendi gerak sendiri terdiri atas beberapa macam berdasarkan arah geraknya.
Gangguan Sendi pada Tubuh Manusia
Mengutip laman Sehatq.com, gangguan pada sendi tubuh manusia dapat disebabkan oleh penyakit, cedera atau karena penggunaan berlebihan. Berikut beberapa jenis gangguan umum yang terjadi pada sendi:
1. Radang Sendi
Radang sendi atau arthritis dapat menyebabkan sendi mengalami pembengkakan dan terasa nyeri serta kaku. Salah satu jenis radang sendi yang paling umum adalah osteoarthritis.
Seiring waktu, arthritis dapat menyebabkan kerusakan sendi yang parah. Mengalami cedera sendi saat masih muda juga dapat menyebabkan osteoartritis di kemudian hari.
2. Cedera
Gangguan pada sendi juga dapat disebabkan oleh cedera seperti keseleo dan dislokasi sendi. Saat keseleo atau terkilir, ligamen, otot, atau tendon dapat mengalami peregangan atau robek, sehingga menyebabkan nyeri.
Gerakan yang tiba-tiba, seperti saat mengangkat benda berat dengan postur yang salah dapat menjadi penyebab keseleo. Sementara itu, dislokasi sendi adalah kondisi saat tulang terlepas atau bergeser dari posisinya. Di mana, dislokasi sendi merupakan kondisi darurat medis.
3. Radang Bursa
Radang bagian bursa atau bursitis akan menyebabkan sendi mengalami iritasi dan bengkak akibat cairan yang ada di dalamnya lebih banyak dari normal.
Penggunaan sendi secara berlebihan adalah penyebab paling umum dari bursitis di samping penyebab lainnya seperti cedera, infeksi, atau radang sendi.
4. Lupus
Lupus adalah penyakit autoimun yang dapat memengaruhi banyak bagian tubuh serta menyebabkan nyeri sendi dan otot. Beberapa jenis lupus juga sering menyebabkan radang sendi.
5. Sindrom Sjogren
Penyakit autoimun lainnya yang dapat menyebabkan nyeri sendi adalah sindrom Sjogren. Penyakit ini dapat memengaruhi kelenjar yang berfungsi menghasilkan kelembapan di berbagai bagian tubuh.
Gejala utama dari sindrom Sjogren adalah kekeringan pada mata dan mulut, tetapi sering juga menyebabkan nyeri pada persendian.
6. Infeksi Sendi
Sendi bisa meradang akibat infeksi. Infeksi ini bisa dalam tubuh atau sendi. Jenis gangguan sendi meliputi kondisi seperti septic Infeksi pada sendi di antaranya berupa arthritis dan Lyme artritis.
Lyme arthritis disebabkan oleh infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu. Gejala termasuk ruam, kelelahan, dan gejala seperti flu. Infeksi bakteri ini terjadi ketika bakteri masuk ke dalam tubuh dan melakukan perjalan ke sendi, sehingga menimbulkan kerusakan jaringan.
7. Inflamasi
Gangguan sendi inflamasi disebabkan oleh pilihan pola makan yang kurang sehat, serta luka, atau infeksi. Ketika seseorang mengalami kondisi ini, gejalanya bisa berupa sendi menjadi merah, nyeri, dan bengkak.
Gangguan ini berupa encok, psoriasis artritis, dan artritis enteropati (penyakit Crohn). Penyakit sendi inflamasi umumnya memiliki periode kambuh dan remisi.