Memahami Cerita Hikayat, Pengertian, Ciri-ciri dan Contohnya
Cerita hikayat atau hikayah dalam bahasa arab memiliki arti kisah, cerita, atau dongeng. Hikayat merupakan jenis cerita dengan latar belakang kisah zaman dulu yang disajikan dengan bahasa Melayu klasik.
Hikayat menonjolkan unsur cerita yang memiliki unsur kesaktian, kemustahilan dan magis dari tokoh-tokohnya. Unsur tersebut bercerita tentang khayalan yang memiliki kekuatan supranatural. Dapat dikatakan, hikayat merupakan karya sastra lama bisa berupa roman fiktif atau sejarah.
Kisah dengan tema hikayat ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun seiring perkembangan zaman, cerita ini semakin jarang ditemui karena perubahan pola pikir manusia yang sekarang semakin modern.
Pengertian Cerita Hikayat
Hikayat berasal dari bahasa Arab yaitu haka yang memiliki arti bercerita atau menceritakan. Hikayah dalam bahasa Arab berarti kisah yang amat panjang. Hikayat merupakan salah satu bentuk karya sastra Melayu lama.
Bisa dikatakan, cerita hikayat merupakan cerita melayu lama yang mengisahkan kerajaan, kepahlawanan, orang-orang ternama yang penuh daya fantasi dengan segala kesaktian dan keanehannya. Ceritanya mirip dengan kisah sejarah atau cerita dalam bentuk riwayat hidup.
Dalam cerita yang dituliskan ke dalam hikayat, kebanyakannya berlatar belakang zaman dahulu seperti kisah kerajaan. Dapat dikatakan, pengertian hikayat adalah prosa lama yang sering ditemukan dalam bahasa Melayu.
Prosa lama ini mirip seperti dongeng-dongeng yang menceritakaan mukjizat dan keajaiban dari seseorang. Kisah hikayat ditulis hanya berdasarkan imajinasi penulis di dalam pikirannya maka hikayat dikategorikan sebagai cerita fiksi sebatas khayalan sehingga kisahnya untuk menghibur saja.
Seperti cerita fiksi yang lainnya, secara intrinsik cerita hikayat juga mempunyai unsur-unsur yang sama. Dalam hikayat memiliki unsur-unsur berupa tema, penokohan, alur, sudut pandang, latar, serta amanat.
Ciri-ciri Cerita Hikayat
Hikayat termasuk ke dalam dongeng kesusastraan lama dan memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai media pengajaran dan hiburan. Zaman dahulu, hikayat berfungsi sebagai pembangkit semangat juang, pelipur lara, dan memeriahkan pesta. Untuk mengenal lebih jauh, berikut ciri-ciri cerita hikayat:
1. Bertemakan Kerajaan
Banyak hikayat yang menceritakan raja dan kerajaannya. Latar belakang dan alur cerita hikayat cukup kental dengan unsur lawas dan bahasa klasik. Cerita-cerita yang disampaikan sangat menarik dan memiliki nilai etnik tertentu.
2. Menggunakan Bahasa Melayu Klasik
Hikayat memakai bahasa Melayu klasik yang banyak menggunakan gaya tulisan lama dan prosa menggambarkan kisah-kisah zaman dahulu kala dengan menarik. Diksi yang digunakan dalam cerita ini memakai bahasa klasik.
Cerita dengan tema hikayat kebanyakan ditemukan dalam bahasa Melayu karena cerita ini sebagian besar berasal dari masyarakat Melayu. Bahasa yang dipakai bahasa klasik yang membuat cerita hikayat tampak unik dan memiliki nilai seni.
3. Bersifat Statis
Ciri statis dalam hikayat memiliki arti bahwa penulisan hikayat yang mengandung banyak unsur klasik ini tidak memliki banyak perbedaan dari cerita lainnya. Baik itu berasal dari negara yang berbeda atau negara yang sama, unsur intrinsik dalam cerita ini mirip dengan hikayat lainnya.
4. Media Pengajaran
Kisah yang diceritakan dalam hikayat merupakan hasil pemikiran atau khayalan dari seorang pujangga dan mengandung amanat yang baik dalam ceritanya. Amanat tersebut dapat dijadikan hikmah dan pelajaran yang bisa diambil oleh pembacanya.
Edukasi ini dapat mendidik pembaca agar menjadikan kisah hikayat sebagai contoh dalam menjalani kehidupan. Seperti melakukan kebaikan, saling menghargai dan nilai lain yang bisa diambil dari setiap cerita.
5. Bersifat Tradisional
Kisahnya memiliki unsur tradisional karena menceritakan kisah pada zaman dulu. Di dalam ceritanya mengandung budaya dan tradisi yang dianut oleh masyarakat. Tradisi inilah yang diangkat menjadi hikayat yang melegenda lalu diberikan pesan moral agar pembaca mengambil hikmahnya.
6. Pralogis
Maksud pralogis di sini adalah cerita hikayat mengandung sesuatu yang sulit diterima oleh akal sehat. Isi ceritanya banyak mengandung fenomena ajaib. Unsur pralogis ini menjadi daya tarik tersendiri untuk ceritanya.
Unsur pralogis yang tidak masuk akal ini bisa terjadi karena zaman dahulu masih terbatasnya akses terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga masyarakat membuat cerita berdasarkan khayalannya saja.
7. Banyak Nama Pengarang yang Tidak Diketahui
Ciri-ciri lain dari hikayat ialah penulis atau pengarangnya banyak yang tidak diketahui sehingga kisah hikayat ada yang termasuk ke dalam cerita anonim. Biasanya, cerita ini diceritakan secara lisan turun temurun tanpa diketahui siapa pengarang aslinya.
Contoh Cerita Hikayat Abu Nawas
Ada banyak contoh teks hikayat terkenal yang masih ada sampai sekarang. Salah satunya dongeng dari seorang pria bernama Abu Nawas. Cerita ini mengandung unsur lucu yarng menghibur melansir dari Ruangguru.com.
Suatu hari, baginda Raja mendatangi rumah dan tanah milik Abu Nawas. Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu mendengar bahwa emas dan permatanya berada di dalam tanah Abu Nawas.
Begitu baginda Raja selesai membongkar, ternyata emas dan permata tersebut hanyalah sebuah rumor. Setelah tidak menemukan hasil, baginda Raja bukannya mengganti kerugian dan meminta maaf tetapi dia malah pergi begitu saja.
Abu Nawas menjadi marah dan ingin membalaskan dendam. Ketika sedang makan bersama istrinya, dia melihat seekor lalat di meja makan. Dia pun menemukan sebuah ide untuk mendatangi baginda Raja, Abu Nawas hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.
Pada saat itu, baginda Raja bertanya kepadanya, “Siapakah tamu yang tidak diundang itu?”
“Lalat-lalat ini, Tuanku,” jawab Abu Nawas saat datang sambil membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.
Setelah membuka tudung saji, Abu Nawas pun meminta izin kepada baginda Raja untuk mengusir lalat-lalat itu. Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri langsung menyuruh Abu Nawas mengusir lalat itu.
Dengan bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas lari mengejar dan memukuli lalat itu. Mulai dari vas bunga, patung hias hingga perabotan istana hancur karenanya. Baginda Raja menyadari kekeliruannya. Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pun meminta izin pulang.
Masih banyak cerita hikayat lain yang menarik. Hikayat merupakan karya sastra klasik yang masih disukai oleh berbagai kalangan. Selain menghibur, di beberapa cerita mengandung pesan moral yang bisa dicontoh dalam kehidupan sehari-hari.