Mengenal Apa itu Awan, Jenis dan Proses Pembentukannya
Keberadaan awan sangat lah penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Pasalnya awan memiliki beragam berfungsi, mulai dari pemantul radiasi sinar ultraviolet hingga menjaga suhu bumi agar tetap layak ditingali.
Apa itu Awan?
Lalu sebenarnya apa itu awan? Mengutip buku Fenomena Alam Unik (2019) oleh Tethy Ezokanzo dkk, awan terbuat dari tetesan air atau kristal es yang sangat kecil dan ringan, sehingga mampu bertahan di udara. Awan terbentuk ketika air mengembun di langit.
Air yang mengembun terjadi karena adanya kondensasi. Umumnya awan dibedakan dari letak dan ukurannya di atmosfer, jadi jenis-jenis awan tersebut dapat diamati dan dikelompokkan melalui bentuknya, ketinggian, dan presipitasi yang dihasilkan.
Jenis-jenis Awan
Dikutip dari laman Zenius.com, keberadaan awan di langit pertama kali dikelompokkan oleh Komisi Cuaca Internasional pada 1984. Lembaga tersebut membagi awan menjadi empat jenis utama, yakni awan tinggi, awan sedang, awan rendah dan awan perkembangan vertikal.
Pengelompokan tersebut berdasar ketinggian keberadaan awan yang memang berpengaruh pada muatan dan kemunculannya bagi permukaan bumi. Berikut ini jenis-jenis awan yang perlu diketahui.
1. Awan Rendah
Kelompok awan rendah sering berada pada ketinggian di bawah 3.000 meter. Jenis awan ini terbentuk dekat dengan permukaan bumi dan terdiri atas awan Stratocumulus, Nimbostratus dan Stratus.
Awan Stratocumulus
Stratocumulus adalah salah satu jenis awan yang posisinya paling rendah rendah dibandingkan keberadaan awan lainnya. Awan jenis ini dapat menghasilkan hujan, namun tidak lebat dan biasanya hanya berdurasi pendek atau hujan tidak tahan lama.
Bentuk awan stratocumulus di atmosfer adalah bulat dengan gumpalan partikel air yang terlihat berkumpul atau dapat pula memisah secara teratur di langit dengan warna lebih keabu-abuan.
Awan Nimbostratus
Awan Nimbostratus adalah jenis awan yang tebal bentuknya dan cenderung lebih tidak teratur berwarna putih lebih keabu-abuan. Tekstur awan jenis ini lebih tebal dan bisa menutup cahaya matahari yang terik sekalipun.
Bahkan awan jenis ini dapat sering menghasilkan hujan dan salju kondisi tekanan tertentu yang sangat rendah di beberapa daerah. Sedangkan di daerah tropis, awan nimbostratus dapat menghasilkan air hujan yang cukup tinggi atau lebat dalam durasi yang cukup lama.
Sementara itu, di daerah subtropis sampai daerah yang beriklim dingin, awan nimbostratus dapat menghasilkan salju yang tebal.
Awan Stratus
Awan Stratus adalah jenis yang berbentuk lapisan tipis dan lebar di langit berwarna putih lebih keabu-abuan. Keberadaan awan jenis ini menandakan cuaca yang cerah karena memiliki kestabilan tekanan udara yang tinggi pada atmosfer, sehingga kerap muncul cuaca sangat panas.
Awan Stratus ini dapat membawa hujan yang lumayan ringan seperti gerimis kecil. Bentuk awan jenis ini sangat teratur polanya di langit, meskipun ada beberapa awan stratus yang berbentuk pecah dan tidak beraturan.
Dalam praktiknya, awan stratus juga bervolume tebal dan bisa menutup cahaya matahari sebagian sehingga lebih teduh.
2. Awan Menengah
Kelompok awan ini terdiri dari dua jenis awan yaitu Altocumulus dan Altostratus. Jenis awan ini sering berada pada ketinggian antara 3.000 hingga 6.000 meter dari permukaan laut.
Awan Altocumulus
Awan Altocumulus adalah jenis yang berbentuk bulatan kecil-kecil layaknya kapas dan menyebar luas di langit dengan jumlah gumpalan yang banyak. Bentuk antara satu awan altocumulus dengan yang lainnya tampak saling berkaitan dengan campuran warna putih sampai keabu-abuan dalam satu arena.
Jenis awan ini tersebar sangat teratur di langit dan bisa menyelimuti sebagian besar permukaan langit dalam satu arena tertentu. Kemunculan awan altocumulus juga bisa menjadi tanda terjadinya hujan lebat bahkan disertai petir dengan durasi yang tidak terlalu lama.
Awan Altostratus
Awan Altostratus adalah salah jenis yang memiliki paling banyak mengandung butiran air dalam gumpalannya. Awan Altostratus ini bisa mendatangkan hujan ringan lebih dari gerimis dan virga atau jenis hujan yang tidak sampai ke tanah.
Bentuk awan Altostratus adalah berupa lembaran partikel air yang tipis dan membentuk jalur-jalur awan berwarna putih bercampur keabu-abuan. Awan Altostratus bisa menutup sebagian besar permukaan langit meskipun hanya dengan gumpalan awan yang tipis dan beberapa bagian langit masih bisa tembus cahaya matahari jika sangat terik di siang hari.
Terbentuknya awan altostratus umumnya terjadi saat senja atau di tengah malam hari. Kemudian akan perlahan hilang pada siang hari jika cuaca menunjukan matahari sangat terik. Awan jenis ini biasanya berada pada area yang cukup luas meskipun tidak terlalu tebal bentuknya.
3. Awan Tinggi
Kelompok awan tinggi yaitu yang berada di atas ketinggian 8.000 meter. Ada beberapa jenis awan yang berada pada kelompok ini salah satunya Cirrus, Cirrocumulus, Cirrostratus. Sering berbentuk seperti bulu dan kapas sehingga sangat mudah dikenali.
Awan Cirrus
Awan Cirrus adalah jenis yang menandakan cuaca akan baik dan cerah. Awan cirrus memiliki struktur partikel air yang sangat halus layaknya serat kapas bahkan menyerupai bentuk bulu burung yang halus.
Pada kondisi tertentu, ada pula yang berbentuk seperti pita melengkung di langit, kemudian seakan-akan terkait sampai beberapa titik di ufuk. Awan Cirrus biasanya bisa menghalangi cahaya matahari atau bulan, sampai bisa menimbulkan fenomena alam yang disebut halo.
Halo adalah fenomena alam yang terjadi karena butiran es pada awan cirrus berhasil membiaskan sinar matahari dengan membentuk lingkaran menyerupai cincin yang mengelilingi matahari sesuai penyebaran cahayanya.
Itulah sebabnya awan cirrus memiliki kandungan kristal es yang membuatnya sangat jarang sekali untuk menghasilkan hujan.
Awan Cirrostratus
Awan Cirrostratus adalah jenis awan yang berwarna sedikit kelabu dan bertekstur sangat halus di atmosfer. Bentuk awan cirrostratus sering menyerupai anyaman yang tidak teratur sedikit keriting.
Jenis awan ini memiliki serabut tipis yang menyerupai cadar dan dapat menutup sebagian isi langit. Awan jenis ini mengandung cukup banyak kristal es karena letaknya yang lumayan tinggi dibandingkan jenis awan lainnya.
Pada kondisi tertentu, awan cirrostratus bisa menebal dan membuat fenomena halo. Meskipun tidak sejelas seperti yang dilakukan awan cirrus karena ketinggiannya yang berbeda.
Awan Cirrocumulus
Awan Cirrocumulus adalah jenis yang memiliki bentuk putus-putus menyerupai gelombang bentuk bulu domba yang keriting atau sisik ikan yang sangat tipis di lapisan langit. Susunan gumpalan awan yang teratur membuat wanita jenis ini disebut sebagai gelombang ikan.
Awan cirrocumulus juga menyimpan banyak sekali kristal es dan tetesan atau partikel air yang sangat dingin atau bersuhu rendah karena posisinya yang sangat tinggi. Itulah sebabnya jenis awan ini berpotensi menghasilkan salju dalam kondisi tertentu.
4. Awan Vertikal
Kelompok awan ini merupakan awan yang terbentuk akibat proses pendinginan adibatik uap air. Sering disebut sebagai awan hujan yang dapat menjulang tegas hingga kebatas lapisan Troposfer.
Awan Cumulus
Awan Cumulus adalah jenis awan yang lumayan tebal dan berbentuk memanjang ke atas seperti sebuah bangunan. Awan jenis ini bisa terjadi karena adanya tekanan udara di atmosfer yang labil.
Kandungan butiran air pada awan cumulus adalah butiran es yang sangat dingin atau bersuhu rendah karena ketinggiannya. Bagian awan cumulus yang terkena cahaya matahari akan terlihat berkilauan dan cenderung berwarna putih bersih.
Jenis awan ini dapat dalam keadaan terus berlanjut menjadi awan cumulonimbus yang lebih gelap dan tebal.
Awan Cumulonimbus
Ilustrasi Ciri-ciri Awan Cumulonimbus (Freepik)
Awan Cumulonimbus adalah jenis awan yang menjadi hasil perkembangan dari awan cumulus dengan bentuk yang lebih menjulang ke atas seperti kubah. Sekilas awan jenis ini tampak seperti awan cumulus.
Namun, warnanya lebih keabu-abuan bahkan cenderung gelap dan sangat erat hubungannya untuk menghasilkan hujan yang deras dan disertai angin dan petir. Awan Cumulonimbus juga sering disebut sebagai awan yang berbahaya karena mengandung banyak sekali muatan listrik di dalamnya.
Itulah sebabnya jenis awan ini juga sangat dihindari pada penerbangan pesawat terbang karena dianggap berbahaya bagi pesawat. Hal tersebut juga karena gumpalan awan ini sangat tebal dan bermassa berat, yang artinya memiliki butiran air yang lumayan berat.
Proses Pembentukan Awan
Awan tentu tidak terbentuk secara instan, namun ada proses pembentukannya melalui beberapa tahapan yang menyertainya. Tahapan tersebut bisa jadi satu kesatuan untuk menghasilkan awan dan menghilangkannya.
Berikut ini proses terbentuknya awan agar memahami tahapan terjadi awan pada cuaca tertentu:
- Udara yang panas akan mengandung banyak uap di udara. Udara panas tersebut akan naik tinggi hingga berada di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah. Uap tersebut mencair dan terbentuklah awan.
- Jika awan sudah terbentuk, titik air dalam awan menjadi lebih besar dan awan akan semakin berat. Perlahan daya tarikan bumi menarik awan ke bawah, hingga sampai pada satu peringkat. Titik-titik tersebut jatuh ke bawah dan jadilah hujan.
- Jika titik-titik air bertemu dengan udara panas, maka titik air akan menguap dan awan tersebut akan hilang. Hal inilah yang membuat bentuk awan selalu berubah-ubah. Air dalam awan akan bergantian menguap dan mencair.