Kenali Ciri Obesitas pada Anak Terbaru dan Cara Pencegahannya
Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, obesitas juga bisa terjadi pada anak-anak. Bahkan, obesitas pada anak dapat menjadi penyebab penyakit serius dalam jangka pada anak, apabila tidak dicegah.
Dikutip dari laman Kemenkes.go.id, obesitas pada anak dapat menyebabkan sejumlah penyakit seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, kegagalan fungsi organ, depresi, dan masih banyak lagi. Obesitas anak mengacu pada indeks massa tubuh (IMT/BMI), pedoman berat dalam kaitannya dengan tinggi badan.
Tanda-tanda Obesitas pada Anak
Dikutip dari laman Mayoclinic.org, obesitas pada anak adalah penyakit rumit yang memiliki banyak faktor penyebab. Anak membutuhkan sejumlah kalori untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Namun, ketika mereka mendapatkan lebih banyak kalori dari pada yang tubuh mereka gunakan, tubuh akan menyimpan kalori ekstra sebagai lemak. Anak-anak bertambah berat badan karena banyak alasan yang sama seperti orang dewasa.
Berikut tanda-tanda obesitas pada anak yang patut diwaspadai:
- Penumpukan jaringan lemak (mungkin terlihat di area payudara)
- Muncul stretch mark di pinggul dan punggung
- Bagian lipatan kulit seperti belakang leher gelap atau menghitam. Kondisi yang dikenal dengan istilah medis akantosis nigrikans tidak mudah hilang meski digosok-gosok
- Mudah sesak napas, terutama setelah aktivitas fisik berat
- Apnea tidur atau napas berhenti selama beberapa kali saat tidur
- Kerap sembelit
- Memiliki penyakit asam lambung kronis atau refluks gastroesofageal (GERD) Pubertas dini pada wanita
- Pubertas tertunda pada pria
- Masalah ortopedi, seperti kaki rata atau pinggul terkilir
- Tidak percaya diri
Penyebab Obesitas pada Anak
Penyebab utama anak obesitas yang paling dasar adalah terlalu banyak mengkonsumsi kalori, dari pada yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas. Ini disebut ketidakseimbangan energi.
Kondisi itu bisa disebabkan oleh gaya hidup dan banyak faktor, termasuk genetika, hormon, susunan metabolisme, dan faktor medis. Berikut macam faktor penyebab obesitas pada anak yang harus disadari orang tua:
Faktor Gaya Hidup
Faktor penyebab resiko obesitas pada anak adalah gaya hidup yang tidak seimbang. Anak mungkin terlalu sering mengkonsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi dan rendah nutrisi
Terlalu banyak makan dan sering mengonsumsi asupan manis juga menjadi salah satu ciri gaya hidup tidak sehat. Ditambah anak kurang olahraga atau beraktivitas fisik.
Faktor Lingkungan
Selain faktor gaya hidup sang anak, faktor lingkungan juga dapat menjadi penyebab obesitas pada anak. Contoh faktor lingkungan antara lain kurangnya akses untuk mendapatkan makanan sehat, terlalu banyak bermain gawai, dan biasa disajikan makanan berkalori tinggi daan rendah nutrisi.
Faktor Genetik
Anak berisiko lebih tinggi mengalami obesitas, jika mereka memiliki setidaknya 1 orang tua yang kelebihan berat badan juga.
Faktor Psikologi
Faktor psikologi tentu juga mempengaruhi fisik anak secara umum. Emosi seperti stres, kecemasan, dan depresi semuanya meningkatkan risiko obesitas pada anak.
Faktor Sosial Ekonomi
Kesulitan keuangan juga dapat memengaruhi pembelian makanan. Sebab, makanan cepat saji dan makanan berkalori tinggi sering kali lebih murah dari pada makanan yang lebih sehat dan lebih segar.
Efek Samping Obat-obatan
Beberapa kelas obat-obatan dapat mendorong penambahan berat badan, seperti steroid, antidepresan, obat diabetes (termasuk insulin, sulfonilurea, dan thiazolidinediones), obat antikejang (seperti carbamazepine dan valproate).
Kondisi Medis
Obesitas pada anak-anak dapat berasal dari kondisi medis yang mendasarinya, terutama yang mengganggu sistem endokrin, seperti hipotiroidisme dan Sindrom Cushing.
Cara Mencegah Obesitas pada Anak
Dikutip dari laman Alodokter, ada beberapa cara untuk mencegah obesitas pada anak, antara lain:
- Jadikan gaya hidup sehat sebagai kebiasaan di dalam keluarga.
- Periksakan anak ke dokter secara berkala untuk menjalani penghitungan IMT guna mendeteksi risiko obesitas, terutama jika anak terlihat mengalami kelebihan berat badan.
- Pastikan anak memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, karena kurang tidur dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak.
- Batasi waktu menonton televisi atau bermain game sebanyak maksimal 1 jam per hari.
- Hindari membeli dan menyimpan camilan dengan kandungan natrium, gula, dan kalori tinggi di rumah.
- Hargai nafsu makan anak dengan tidak memaksanya untuk menghabiskan seluruh hidangan.
- Sampaikan kepada anak bahwa Anda mencintainya tanpa syarat, sehingga ia dapat terbuka mengenai masalah apa pun yang dapat memicu obesitas.
FAQS Mengenai Obesitas pada Anak
Q: Kapan anak disebut obesitas?
A: Anak berusia di bawah 5 tahun dikatakan mengalami obesitas bila berat badan menurut tinggi badannya lebih dari 3 dari median Standar Pertumbuhan Anak WHO. Sedangkan anak usia 5-19 tahun disebut mengalami obesitas kalau indeks massa tubuh menurut usianya lebih dari 2 dari median Standar Pertumbuhan Anak WHO.
Q: Apa akibat obesitas pada anak?
A: Obesitas pada anak dan remaja dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam pembuluh darah, sehingga terjadi sumbatan aliran darah pada pembuluh darah jantung dan otak.
Q: Bagaimana mengatasi obesitas pada anak?
A: Pastikan anak makan secara teratur 3 kali sehari, hindari makanan berkalori tinggi. dan ajarkan anak untuk mengkonsumsi air mineral.
Q: Apa ciri-ciri obesitas pada anak?
A: Ciri-ciri sederhana obesitas pada anak adalah wajah bulat, pipi tembem, dan bahu rangkap. Selain itu leher relatif pendek, perut buncit, dan pangkal paha saling menempel.
Q: Apa efek obesitas pada anak?
A: Obesitas pada anak berisiko 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya Serangan jantung koroner, Stroke, Diabetes melitus (kencing manis), dan Hipertensi (tekanan darah tinggi).
Obesitas berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu. Obesitas berisiko mengakibatkan terjadinya sumbatan nafas ketika sedang tidur.
Q: Anak obesitas ke dokter apa?
A: Sebaiknya, orang tua mengonsultasikan kondisi anak yang obesitas kepada dokter dan ahli gizi.