4 Penyebab Jatuhnya Kabinet Natsir
Pasca perubahan sistem pemerintahan dari serikat menjadi kesatuan pada 1950-1959, Indonesia mengalami pergantian kabinet berulang kali. Kabinet Natsir merupakan kabinet pertama setelah pembubaran RIS.
Dikutip dari laman Ruangguru.com, Kabinet Natsir diresmikan pada tanggal 7 September 1950 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 9 Tahun 1950. Kabinet Natsir dipimpin oleh seorang perdana Menteri bernama, Mohammad Natsir.
Kabinet Natsir adalah kabinet koalisi yang dipimpin oleh partai Masyumi bersama dengan PNI.
Penyebab Jatuhnya Kabinet Natsir
Mengutip e-Modul Sejarah Indonesia (2019) oleh Kemendikbud, beberapa program Kabinet Natsir berhasil dicapai. Namun ada juga program kerja kabinet yang gagal dan belum berhasil terlaksana.
Penyebab jatuhnya Kabinet Natsir pertama tidak lepas dari tindakan awal ketika pembentukan kabinet. Di mana, partai koalisinya, yaitu PNI tidak dimasukkan ke dalam susunan kabinet tersebut.
Kemudian, PNI memilih untuk menjadi partai oposisi bersama PKI dan Murba. Ketika Kabinet Natsir mulai melaksanakan programnya, kelompok oposisi segera melontarkan berbagai kritik terhadap kinerja kabinet.
Salah satu permasalahan yang menjadi momok bagi Kabinet Natsir, yakni adanya mosi Hadikusumo dari PNI yang menuntut supaya pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1950, tentang pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
Lembaga-lembaga perwakilan daerah yang sudah dibentuk atas dasar Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1950 oleh Kabinet Hatta, diminta untuk diganti dengan undang-undang baru yang bersifat demokratis. Itu karena, dalam PP No. 39 menentukan pemilihan untuk dilakukan secara bertingkat. Kemudian, setelah dilakukan pemungutan suara di parlemen, mosi Hadikusumo diterima. Hal tersebut ternyata menyebabkan menteri dalam negeri mengundurkan diri.
Selain itu, penyebab jatuhnya kabinet Natsir yang kedua adalah saat kondisi tersebut mengakibatkan hubungan antar kabinet dan parlemen tersendat.
Penyebab jatuhnya kabinet Natsir yang ketiga adalah penerapan Sumitro Plan yang tidak bisa berjalan dengan maksimal. Hal itu karena, para pengusaha yang mendapatkan bantuan justru menyelewengkannya, sehingga banyak tidak mencapai sasaran. Selain itu, upaya perjuangan dan diplomasi mengenai masalah Irian Barat mengalami kebuntuan alias mengalami kegagalan.
Kondisi Kabinet Natsir nampaknya belum bisa terlepas dari masalah keamanan, di mana masih ditemukan pemberontakan yang hampir menyerang seluruh wilayah Indonesia. Ini menjadi penyebab jatuhnya Kabinet Natsir keempat, lantaran banyak gerakan kedaerahan yang berusaha melakukan pemberontakan kepada pemerintah, semisal Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS.
Hal-hal tersebut menjadi penyebab jatuhnya Kabinet Natsir. Kemudian Kabinet Natsir menyerahkan mandatnya kepada Presiden Sukarno pada tanggal 21 Maret 1951.
Prestasi Kabinet Natsir
Keberhasilan Kabinet Natsir yang menonjol diantaranya adalah di bidang ekonomi yang di situ ada Sumitro Plan. Sumitro Plan berhasil mengubah sistem perekonomian yang pada awalnya adalah ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
Selain itu, Indonesia juga berhasil masuk PBB dan terjadi perundingan antara Belanda dan Indonesia, mengenai masalah Irian Barat untuk pertama kalinya. Berikut kami rangkum keberhasilkan yang berhasil diraih Kabinet Natsir.
- Di bidang ekonomi, terdapat Sumitro Plan yang mengubah ekonomi kolonial ke ekonomi nasional
- Menetapkan prinsip bebas aktif dalam kebijakan politik luar negeri Indonesia
- Indonesia masuk PBB
- Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama kalinya mengenai Irian Barat.
Program Kerja Kabinet Natsir
Terdapat beberapa program kerja yang ditetapkan saat Kabinet Natsir berkuasa, berikut kategorinya:
- Mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk Dewan Konstituante dalam waktu yang singkat.
- Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan serta membentuk peralatan negara yang bulat berdasarkan Pasal 146 dalam UUD Sementara 1950.
- Menggiatkan berbagai usaha untuk mencapai keamanan dan ketentraman
- Mengembangkan dan memperkokoh kekuatan perekonomian rakyat sebagai dasar bagi pelaksanaan kegiatan perekonomian nasional yang sehat
- Melaksanakan keragaman dan kesamarataan hak antara buruh dan majikan
- Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas dalam bidang Kesehatan dan kecerdasan
- Menyempurnakan organisasi Angkatan perang dan pemulihan mantan anggota-anggota tentara dan gerilya ke dalam masyarakat
- Memperjuangkan dan mengusahakan penyelesaian masalah perebutan wilayah Irian Barat dalam waktu yang singkat
FAQS Penyebab Jatuhnya Kabinet Natsir
Q: Apa saja penyebab jatuhnya Kabinet Natsir?
A: Penyebab utama dari keruntuhan kabinet Natsir ini adalah kegagalan dalam kabinet tersebut dalam menyelesaikan masalah Irian Barat. Kemudian ditambah lagi adanya mosi tidak percaya dari PNI terkait dengan pencabutan Peraturan Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS
Q: Mengapa mosi tidak percaya terhadap Kabinet Natsir?
A: Kabinet Natsir mendapatkan mosi tidak percaya dari parlemen karena: Dianggap tidak bisa menyelesaikan masalah Papua Barat. Mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 39 tahun 1950 tentang DPRD yang dianggap menguntungkan partai Masyumi.
Q: Bagaimana bentuk keberhasilan dan kemunduran pada masa Pemerintahan Kabinet Natsir?
A: Keberhasilan Kabinet Natsir: Sumitro Plan mengubah ekonomi kolonial ke ekonomi nasional. Indonesia masuk PBB. Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama kalinya mengenai masalah Irian Barat.
Q: Apa saja kendala atau masalah yang dihadapi selama Kabinet Natsir?
A: Pada masa Kabinet Natsir timbul berbagai masalah keamanan dalam negeri, pergolakan hampir di seluruh wilayah Indonesia, seperti Pemberontakan DI/TII, Pemberontakan Andi Azis, Pemberontakan APRA, dan Pemberontakan RMS.
Q: Mengapa Kabinet Natsir hanya bertahan 6 bulan?
A: Natsir merupakan kabinet pertama masa Demokrasi Liberal. Kabinet tersebut tidak berlangsung lama karena beberapa hal, yakni mosi tidak percaya dari PNI dan kegagalan dalam menyelesaikan Irian Barat.