Menilik Kisah Wafatnya Umar Bin Khattab serta Nasihat Emasnya
Umar Bin Khattab adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang setia menemani dan melindungi beliau saat menjalankan misi berdakwah dan hijrah. Tidak hanya sahabat. Umar BIn Khattab juga adalah salah satu Khulafaur Rasyidin Kedua setelah Abu Bakar.
Sebelum masuk Islam, Umar Bin Khattab merupakan seseorang yang dihormati sekaligus ditakuti oleh masyarakat Quraisy. Namun sejak masuk Islam, beliau menjadi pemimpin orang-orang beriman atau disebut sebagai AMirul Mukminin.
Selain itu, beliau juga telah banyak memberikan banyak kontribusi untuk kemajuan Islam dan kemaslahatan umatnya. Beberapa diantaranya yaitu melakukan pembentukan kalender hijriyah, mendirikan lembaga-lembaga kajian Al-Quran,membentuk tata kelola pemerintahan yang sistematis dan masih banyak lagi.
Sebagai umat muslim, penting untuk mengetahui kisah hidup Umar Bin Khattab. Pasalnya, ada banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil dan diteladani untuk kehidupan saat ini. Hal tersebut juga termasuk kisah wafatnya Umar Bin Khattab. Berikut kisahnya di bawah ini.
Kisah Wafatnya Umar Bin Khattab
Menjelang hari kematiannya, Umar Bin Khattab menyadari bahwa kondisinya semakin lemah dan sudah tua. Beliau pun berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kesyahidan dan Allah pun mengabulkan doanya itu.
Beliau diketahui meninggal setelah dibunuh saat menjadi imam sholat Subuh oleh Abu Lu’luah Fairuz, seorang budak al-Mughirah dari Persia.
Ia membunuhnya karena kecewa atas kekalahan Persia, yang saat itu menjadi negara adidaya, oleh pasukan Islam. Beliau ditikam menggunakan pisau sebanyak 6 kali sehingga mengakibatkan luka yang sangat parah.
Kejadian itu bermula sebelum matahari terbit hari Rabu tanggal empat Dzulhijjah tahun ke-23 Hijriah, Umar keluar dari rumahnya hendak mengimami sholat subuh. Beliau menunjuk beberapa orang di Masjid untuk mengatur shaf sebelum shalat.
Baru saja saja akan memulai niat sholat dan hendak bertakbir, tiba-tiba Abu Lu’lu’ah muncul di hadapan Umar dan menikamnya sebanyak tiga hingga enam kali. Belia yang merasakan panas senjata itu di dalam dirinya, menoleh kepada jamaah dan memerintahkan mereka untuk mengejar Abu Lu’lu’ah.
Abu Lu'lu'ah menikam jamaah yang hendak menangkapnya, akibatnya enam orang terbunuh. Setelah itu, ia pun melakukan aksi bunuh diri.
Tikaman yang dilakukan Abu Lu’lu’ah mengenai bawah pusar Umar Bin Khattab dan menyebabkan putusnya lapisan kulit bagian dalam dan usus lambungnya. Beliau pun tidak bisa berdiri karena rasa perih dari tikaman itu hingga akhirnya belau terhempas jatuh.
Abdurrahman bin Auf pu segra menggantikan beliau mengimami shalat.Setelah kejadian itu, Umar Bin Khattab dibawa pulang ke rumahnya dengan kondisi tak sadarkan diri dan darah yang terus mengalir dari tubuhnya. Para sahabat pun mencoba memabangunkan beliau denagn waktu solat yang diingatkan kepadanya.
Beliau pun akhirnya terbangun dan segera melaksanakan sholat. Setelah selesai, beliau bertanya siapa orang yang telah ia menikamnya.
Para sahabat pun menjawabnya dan setelah itu Umar Bin Khattab merasa bersyukur bahwa ia dibunuh bukan oleh orang yang beriman melainkan orang yang bahkan tak bersujud kepada Allah SWT. Tak lama setelah itu, beliau meninggal dunia.
Setelah wafat, jabatan khalifah dipegang oleh Utsman Bin Afar
Nasihat Emas Umar Bin Khattab
Di masa kepemimpinan Umar Bin Khattab, Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga tersebar kemana-mana. Meskipun beliau sudah wafat, namun ada banyak nasihat-nasihatnya yang masih ada dan diabadikan hingga sekarang.
Berikut ini nasihat-nasihat emas dari Umar Bin Khattab yang dapat direnungkan dan diterapkan dalam hidup.
- Aku tidak khawatir doaku tidak dikabulkan, tapi yang aku takutkan aku tidak diberikan hidayah lagi untuk berdoa.
- Aku tidak mempedulikan atas keadaan susah atau senang karena aku tidak tahu manakan diantara keduanya yang lebih baik untukku.
- Sesungguhnya kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam, maka janganlah kita mencari kemuliaan dengan selainnya.
- Orang yang mencintai sesuatu, dia akan menyibukan diri dengan apa yang dicintainya.
- Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezeki yang lebih baik daripada sabar.
- Barangsiapa yang menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan dijaga.
- Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu terlebih dahulu karena celamu lebih banyak darinya.
- Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah karena tidak ada seorang manusiapun yang lebih banyak memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah
- Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena jika engkau tidak siap untuk mati, engkau akan rugi.
- Tidak ada artinya Islam tanpa jamaah dan tidak ada artinya jamaah tanpa pemimpin dan tidak ada artinya pemimpin tanpa ketaatan.