Kisah Nabi Daud Lengkap dengan Pesan Moral sebagai Panutan
Kisah nabi selalu memiliki cerita yang menarik untuk disimak. Selain belajar tentang sejarah dan berbagai peristiwa pada zaman dahulu, kisah nabi juga penuh dengan ispirasi.
Salah satu kisah nabi yang penus inspirasi dan pesan moral adalah kisah Nabi Daud. Kisah Nabi Daut disebutkan sebanyak 16 kali dalam Al-Quran.
Sosoknya tidak hanya dipandang sebagai nabi Allah, tetapi juga pemimpin yang adil dan saleh serta raja panutan yang ideal. Dikutip dari buku Sejarah Terlengkap 25 Nabi karya Rizem Aizid (2018), Nabi Daud adalah penyelamat kaum Bani Israil, serta menjadi seorang pemimpin yang sangat dikagumi.
Kisah Nabi Daud
Dalam kisah Nabi Daud as berasal dari suku Sibth (kabilah) Yahudza bin Yaqub bin Ishak bin Ibrahim AS. Nabi Daud adalah seorang bala tentara yang mampu memenangkan perang Thalut dan Jalut.
Kisah Nabi Daud ini tertuang dalam Surat Al Baqarah ayat 251 yang artinya,
“Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.”
Setelah kemenangan perang tersebut, dia pun diangkat menjadi raja. Dalam beberapa riwayat disebutkan kerajaan Nabi Daud merupakan yang paling kuat di dunia, bahkan dijaga oleh 40 ribu pasukan.
Bersamaan dengan itu, Allah SWT juga mengutusnya untuk menjadi seorang rasul, dengan kitab suci Zabur untuk disampaikan kepada Bani Israil. Dalam menyiarkan kebenaran dan agama Allah SWT, Nabi Daud diberikan sejumlah mukjizat.
Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Daud mukjizat yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran Rasul dan sekaligus melemahkan musuh-musuh Allah SWT. Salah satu mukjizat Nabi Daud adalah dapat melunakkan besi dan mengubah bentuk besi tanpa memerlukan peralatan apa pun. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Saba ayat 10.
Allah SWT menganugerahkan kepada nabi Daud dengan suara yang sangat merdu, sehingga ketika sedang melantunkan kitab Zabur, burung-burung turut berhenti di udara untuk menyimak bacaanya. Begitu pula dengan gunung-gunung yang ikut bertasbih bersamanya.
Nabi Daud diberikan gelar “Hamba Kami” karena tidak pernah melewatkan satu waktu pun kecuali beribadah shalat, puasa, berzikir kepada Allah SWT. Gelar “Hamba Kami adalah kedudukan penghambaan yang sangat tinggi yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Rasulullah bahkan menggabungkan keseluruhan sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi Daud.
Sebagaimana diperoleh dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari yang berasal dari Abdullah bin Amr bin al 'Ash, Rasulullah SAW bersabda:
"Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa nabi Daud, dia puasa satu hari dan berbuka satu hari, dan shalat yang paling disukai Allah adalah shalat nabi Daud, dia tidur pada tengah malam lalu dia bangun pada sepertiga malam, dan dia tidur pada seperenamnya." (HR Bukhari)
Nabi Daud dimandikan, dikafani, dan disiapkan. Namun matahari menyinari dengan teriknya. Nabi Sulaiman memerintahkan burung agar memayungi dengan sayapnya, maka jasad Nabi Daud terpayungi, begitu pula para penghantar, sehingga matahari tidak sampai menyinari para pengantar. Akibatnya bumi menjadi gelap.
Hingga akhir hayatnya, nabi Daud meninggal dunia di usia 100 tahun dan dimakamkan di Baitul Maqdis. Kemudian, kerajaannya dilanjutkan oleh anaknya yang juga merupakan nabi Allah yang juga patut diimani yaitu nabi Sulaiman.
Pesan Moral Kisah Nabi Daud
Dari kisah Nabi Daud, kita bisa mengambil pelajaran bahwa dia merupakan sosok pemberani dan merupakan pemimpin yang bijaksana. Selain itu, nabi Daud merupakan orang yang istiqamah terhadap ibadahnya kepada Allah SWT, sehingga patut dijadikan tauladan bagi seluruh umat muslim untuk diamalkan hingga saat ini.