Mengenal 3 Amalan di Bulan Muharram untuk Memperkuat Ibadah
Muharram merupakan bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah. Ketika Muharram tiba, biasa diperingati sebagai Tahun Baru Islam.
Diketahui bahwa bulan Hijriyah menggunakan perhitungan perputaran bulan terhadap bumi. Melansir An Nur, tahun Hijriyah dimulai sejak tahun 622 Masehi. Tepatnya ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah.
Hampir serupa dengan Masehi, Hijriyah berjumlah 12 bulan. Di antaranya yaitu Muharram, Shafar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.
Seperti yang dibahas pada paragraf awal, Muharram termasuk dari salah satu bulan suci. Kata Muharram diambil dari bahasa Arab, yakni haram yang artinya terlarang.
Disinyalir bahwa hal tersebut mengacu pada larangan untuk berperang di bulan Muharram bagi orang Arab jahiliyah. Untuk sekarang, bulan Muharram dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan membahas tentang beberapa amalan di bulan Muharram yang bisa diterapkan. Untuk lengkapnya, simak tulisan di bawah ini.
Amalan di Bulan Muharram
1. Puasa Sunnah Asyura
Amalan di bulan Muharram yang pertama adalah melaksanakan puasa Asyura. Bersifat sunnah, ibadah ini dilangsungkan selama dua hari, tepatnya pada 9 dan 10 Muharram.
Terdapat sejumlah hadits yang memerintahkan puasa Asyura. Salah satunya yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA berikut ini:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan (para sahabat) supaya berpuasa. Para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani”, Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Pada tahun depan insya Allah kita puasa tanggal 9”. Tetapi beliau wafat sebelum datangnya tahun berikutnya”.
Terdapat hadits oleh Rasulullah yang membahas tentang anjuran puasa Asyura. Simak tulisan di bawah ini.
لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لأَصُومَنَّ التَّاسِعَ
“Seandainya aku mendapati tahun depan, maka aku akan puasa tanggal 9. Tetapi beliau meninggal sebelum itu”. [8]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan kepada umatnya supaya berpuasa Asyura (tanggal 10 Muharram). Ketika ditanya tentang puasa Asyura, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ ؟ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Puasa Asyura menghapus kesalahan setahun yang telah lalu”. [Hadits Riwayat Muslim].
2. Jauhkan Diri dari Kezaliman
Amalan di bulan Muharram satu ini adalah tidak berbuat zalim. Namun, patut diperhatikan bahwa tindakan zalim sebaiknya tak dilakukan pada bulan apapun. Tetapi, pada Muharram, hal ini sangat ditekankan.
Amalan di bulan Muharram ini mengacu pada surat At-Taubah yang membahas tentang penciptaan bumi. Di dalamnya, disebutkan tentang penciptaan Allah terhadap dua belas bulan.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّماَوَاتِ وَاْلأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ فَلاَتَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu”. [At-Taubah/9: 36].
Ditekankan pada potongan ayat “maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.” Di antaranya yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
3. Memperkuat Ibadah
Amalan di bulan Muharram lainnya juga dibahas lebih lanjut pada kitab Kanzun Naja was Surur Fi Ad’iyyati Tasyrahun Shudur yang ditulis oleh Syekh Abdul Hamid. Berikut penjelasannya.
فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ
Artinya: "Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, sholatlah,sambung silaturahmi, ziarah orang alim, menjenguk orang sakit dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bersedekah, dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali.
Melansir Jabar NU yang mengacu dari kitab di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa poin yang menjadi amalan di bulan Muharram antara lain yaitu:
1. Shalat
2. Berpuasa
3. Menyambung silaturahmi
4. Sedekah
5. Mandi
6. Memakai celak mata
7. Berziarah kepada ulama
8. Menjenguk orang sakit
9. Menambah nafkah keluarga
10. Memotong kuku
11. Mengusap kepala anak yatim
12. Membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.
Demikian pembahasan lengkap mengenai amalan di bulan Muharram yang bisa Anda lakukan ketika Tahun Baru Islam tiba. Pada intinya, Anda sebaiknya dapat memaknai keistimewaan bulan Muharram dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah.