Menilik Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah serta Masa Kejayaannya
Dinasti Umayyah adalah sebuah dinasti Islam yang didirikan pada tahun 661 Masehi dan berlangusng hingga tahun 750 Masehi. Dinasti Umayyah merupakan kekhalifahan pertama setelah era Khulafaur Rasyidin dalam sejarah Islam.
Nama dinasti ini diambil dari khalifah pertamanya, Umayyah bin'Abd asy-Syams atau Muawiyah bin ABu Sufyan alias Muwaiyah i. Sebelum menjadi khalifah, beliau pernah menjabat sebagai Gubernur Syam pada masa Khulafaur Rasyidin, tepatnya pada masa Umar bin Khattab dan Usman bin Affan.
Secara garis besar, dinasti Umayyah terbagi atas dua periode utama, yaitu tahun 660-750 M berpusat di Damaskus, kemudian periode 756-1031 M di Cordoba seiring berkuasanya kekuatan muslim di Spanyol, Andalusia.
Berikut ini penjelasan sejarah berdirinya dan masa kejayaan dari dinasti Umayyah.
Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah
Sejarah berdirinya dinasti Umayyah tidak lepas dari masa krisis pada pemerintahan Khulafaur Rasyidin Pemerintahan ini mencapai puncak kejayaan saat dipimpin oleh Utsman bin Affan dan mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib.
Pemerintahan Khulafaur Rasyidin semakin mengalami kemunduran tatkala beliau wafat dalam serangan balas dendam atas konflik kebijakan Utsman bin Affan di periode kedua.
Setelah Ali bin Abi Thalib, estafet kekhalifahan digantikan oleh putranya yang bernama Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Namun pada tahun 661 Masehi, Hasan mengundurkan diri dari jabatannya.
Kemunduran Hasan inilah yang menyebabkan khalifah kaum muslim dipegang oleh Muawiyah. bin Abu Sufyan. Setelah Bani Umayyah berdiri, ibukota kerajaan Madinah dipindah ke Damaskus yang terletak di kota Syam.
Berdirinya Bani Umayyah sendiri bermula dari peristiwa Tahkim atau Perang Shiffin. Dikutip dari buku Bangkitnya dan Runtuhnya Khilafah Bani Umayyah (2016) karya Abdussyafi Muhammad Abdul Lathif, ini adalah perang saudara antara kubu Muawiyah 1 kontra Ali bin Abi Thalib, khalifah ke 4 setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Perang ini terjadi usai kematian Utsman bin Affan, khalifah ketiga, pada 17 Juni 1656, yang membuka peluang bagi Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah SAW, untuk memimpin.
Namun berdirinya Bani Umayyah bukan hanya karena kemenangan diplomasi Muawiyah bin Abu Sufyan atas Perang Shiffin. Dikutip dari buku Sejarah Peradaban Islam yang disusun oleh Akhmad Saufi, Hasmi Fadillah (2015:125), faktor keberhasilan Muawiyah dalam mendirikan dinasti Bani Umayyah antara lain:
- .Dukungan yang kuat dari rakyat Syria dan keluarga Bani Umayyah sendiri.
- Menempatkan orang-orang tepat pada jabatan-jabatan penting yang menjadikan Muawiyah dikenal sebagai administrator yang handal.
- Kemampuan Muawiyah sebagai negarawan sejati yang dapat menguasai diri secara mutlak dalam mengambil keputusan-keputusan penting, walaupun terdapat tekanan dan intimidasi.
Masa Kejayaan Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah telah berperan besar dalam kemajuan Islam sejak memegang kepemimpinan umat Muslim. Perluasan kekuasaan Islam, pembangunan, dan perkembangan ilmu pengetahuan hanya beberapa diantaranya.
Beberapa khalifah pada dinasti ini memiliki catatan sejarah yang menonjol. Setidaknya, ada empat khalifah yang telah berhasil membawa dinasti Umayyah pada puncak kejayaannya.
Dilansir dari Gramedia.com, berikut ini kemajuan-kemajuan yang telah diraih selama masa kepemimpinan keempat khalifah tersebut.
1. Muawiyah bin Abu Sufyan
Muawiyah merupakan khalifah pertama yang memerintah dinasti ini sejak tahun 41 H hingga 60 H atau 661-680 M. Selama memimpin, beliau telah membuat beberapa kebijakan besar, yaitu:
- Memindahkan ibu kota negara yang awalnya di Kota Kufah, Irak menuju Damaskus, Syiria.
- Mengganti sistem kekhalifahan khulafaur rasyidin yang menunjuk khalifah berdasarkan musyawarah umat Islam menjadi kerajaan yang mewariskan kepemimpinan berdasarkan garis keturunan.
- Mendirikan dinas pos untuk melakukan pengiriman barang. Dinas ini dilengkapi dengan pejabat khusus di posisinya dan kuda-kuda di tempat tertentu sebagai alat transportasi.
- Kepemilikan harta oleh rakyat dipindahkan menjadi milik Allah yang nantinya digunakan untuk kepentingan negara dan rakyat.
- Memberikan ruang kepada orang-orang Nasrani yang ahli di bidangnya untuk terlibat dalam proyek pembangunan ekonomi, ilmu pengetahuan, dan farmasi. Ide seperti ini sebelumnya sempat ditolak di zaman khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu anhu karena kehati-hatian.
2. Abdul Malik bin Marwan
Abdul Malik bin Marwan merupakan khalifah kelima yang memimpin dinasti ini ada tahun 65-86 H atau 684-7-5 M. Adapun pencapaian besar yang telah diraih beliau yaitu:
- Mencetak mata uang sendiri yang bertuliskan huruf Arab. Langkah ini dilakukan untuk menggantikan mata uang yang dicetak oleh Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Persia di daerah yang telah dikuasai Islam.
- Mendirikan pabrik kapal di wilayah Tunisia untuk memperkuat kekuatan angkatan laut.
- Membentuk Mahkamah Khusus yang menangani pegawai pemerintah dan pembantu kerajaan yang melakukan kesalahan.
- Memperbaiki sistem kerja dinas pos dengan memperbanyak ekspedisi pos sehingga sistem kerjanya lebih teratur dan dapat diandalkan.
- Mendirikan bangunan yang indah megah di dalam negeri.
3. Al-Walid bin Abdul Malik
Al-Walid bin Abdul Malik atau dikenal sebagai Al Walid I merupakan khalifah keenam yang memerintah pada tahun 86-96 H atau 705-714 M. Pada masa kepemimpinannya. dinasti Umayyah mencatatkan puncak kejayaannya.
Berikut ini adalah inovasi yang telah dilakukannya sehingga mampu membawa dinasti Umayyah mencapai puncak kejayaan.
- Menyediakan tenaga pengajar untuk anak-anak yatim.
- Orang-orang tua yang tidak punya teman hidup, anak-anak yatim piatu, dan para musafir mendapatkan perhatian khusus di masa pemerintahan ini. Hal ini karena Al Walid I membangun panti jompo, panti asuhan, dan rumah singgah.
- Para penyandang disabilitas disediakan panti-panti khusus agar mereka dapat mengembangkan diri di tengah keterbatasan.
- Para musafir dibangun telaga khusus agar tidak kehausan.
- Para penghafal Al Quran, ulama, fakir miskin, dan orang-orang lemah mendapatkan subsidi tetap.
- Menyediakan pemandu jalan untuk para tuna netra.
- Pegawai kerajaan pada zaman Al Walid I dipilih secara ketat. Hanya mereka yang cerdik, pandai, dan berintegritas yang diterima.
- Mendirikan pabrik-pabrik dan gedung-gedung pemerintahan.
- Membangun rumah sakit khusus penderita kusta.
4. Umar bin Abdul Aziz
Khalifah Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai Umar II karena secara nasab memiliki ikatan darah dengan khalifah Umar bin Khattab. Dari pihak ibunya, ia merupakan cicit dari sahabat Rasulullah SAW tersebut.
Sebagai pemimpin dinasti Umayyah, ada banyak hal yang telah dilakukan untuk Islam dan dinastinya. Beberapa diantaranya yaitu:
- Mengembalikan harta kepada pemiliknya. Pada masa berdirinya dinasti, kepemilikan harta pribadi tidak diakui
- Pemeluk Islam bertambah pesat tanpa harus melakukan banyak invasi ke negara lain. Ia banyak menggunakan diplomasi.
- Pelaksanaan hukuman harus dilakukan seizing khalifah.
- Memberantas kemiskinan dalam waktu sekejap sampai-sampai tidak ada penduduk Madinah yang berhak menerima zakat.
- Mengirim pendakwah ke seluruh negeri.