Pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang Sukses Hibur 800 Penonton

 Zahwa Madjid
24 Juni 2023, 09:35
Sudamala
Tia Dwitiani Komalasari/Katadata
\Pentas seni Sudamala: Dari Epilog Calonarang di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, Jumat (9/9).\

Pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang yang digelar Titimangsa pada Jum’at malam, (23/6) sukses menghibur lebih dari 800 penonton pada malam pertama pertunjukannya. 

Para penonton disuguhkan pementasan yang berlangsung selama lebih dari dua jam dengan iringan musik gamelan dan tarian.

Pertunjukan ini menampilkan kisah Walu Nateng Dirah, seorang perempuan yang memiliki kekuatan dan ilmu yang luar biasa besar serta ditakuti banyak orang, termasuk membuat resah raja yang berkuasa saat itu, Airlangga.

Sudamala: Dari Epilog Calonarang dipentaskan selama tiga hari berturut-turut di Pademangan Pura Mangkunegaran Solo mulai Jumat (23/6) hingga Minggu (25/6) mendatang.

Sebelumnya, pementasan Sudamala yang digelar oleh Titimangsa digelar di Jakarta pada 10-11 September 2022 di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia.

Kali ini, Titimangsa berkolaborasi bersama Katadata dan Pura Mangkunegaran Solo, serta PT Bank Central Asia Tbk (BCA). 

Pagelaran kali ini dilakukan bersamaan dengan acara lain, seperti Pasar Kangen (23-25 Juni 2023), Sudamala Tour (23-25 Juni 2023), Royal Heritage Dinner (23-25 Juni 2023), Ruwat Bumi Pura Mangkunegaran (24 Juni 2023), dan Lokakarya Kesenian (23-25 Juni 2023) di Pura Mangkunegaran, Solo.

Produser Sudamala, Happy Salma dan Nicholas Saputra mengatakan cerita Sudamala berawal dari Kediri, Jawa Timur dan berkembang menjadi pertunjukkan di Bali.

“ Jadi yang kami bawa kembali adalah cerita tanah jawa yang berkembang di Bali. Kita kembali ke Jawa dan untuk mempertontonkan apa yg diolah dan dipahami dan dipertunjukkan di Bali,” ujar Nicholas Saputra ketika ditemui setelah pertunjukan di Mangkunegaran, Solo, Jumat malam (23/6).

Pementasan Sudamala dilakukan dalam dua bahasa, yakni Bahasa Kawi dan Bahasa Indonesia. Aktor tersebut menjelaskan Bahasa Kawi adalah kalimat dalam Bahasa Jawa Kuno yang diucapkan.

Penggunaan dua bahasa ini dijelaskan agar para penonton lebih mudah memahami pementasan.

“Kami berusaha apa yang diceritakan dapat dipahami oleh penonton karena kalau di Bali itu bahasa Bali dan bahasa Kawi. Dibawa ke Solo, kami menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Kawi ada sedikit bahasa Jawa untuk mendekatkan diri,” ujar Nicholas.

Untuk pementasan Sudamala kedua kalinya, Titimangsa membutuhkan waktu hingga dua bulan mempersiapkan pertunjukkanya di Solo.

“Sudah setahun persiapan Sudamala, kalau kali ini di Solo, dua bulan secara intense. Penontonnya lebih banyak, dan ada tambahan pemain,” ujar Happy Salma dalam kesempatan yang sama.

Reporter: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...