Apa Latar Belakang Revolusi Prancis? Ini Penjelasannya

Ghina Aulia
17 Juli 2023, 12:15
Latar belakang Revolusi Prancis.
AnyQuestions
Ilustrasi, eksekusi Louis XVI, sebagai konsekuensi Revolusi Prancis.

Revolusi Prancis merupakan salah satu peristiwa besar yang tercatat dalam sejarah dunia. Tepatnya pada tahun 1789-1799, terjadi pergolakan politik yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di Eropa secara menyeluruh. Peristiwa ini juga dikenal dengan sebutan Révolution française. Terdapat banyak perubahan mutlak yang diterapkan setelahnya.

Pertentangan muncul akibat perbedaan paham yang menimbulkan gejolak dari berbagai pihak. Diketahui bahwa kala itu, Prancis menggunakan model pemerintahan monarki absolut yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya.

Kali ini, Katadata.co.id akan membahas tentang latar belakang Revolusi Prancis yang patut diketahui. Dapat menambah pengetahuan, berikut pembahasannya.

Ilustrasi, pawai menuju Arc de Triomphe, memperingati Hari Bastile, yang merupakan puncak dari Revolusi Prancis.
Ilustrasi, pawai menuju Arc de Triomphe, memperingati Hari Bastile, yang merupakan puncak dari Revolusi Prancis. (Freepik)

Apa itu Revolusi Prancis?

Pada masa itu, Prancis berada di bawah kuasa rezim Ancien. Sebut saja pihaknya sebagai orde lama yang menganut pemerintahan monarki atau sistem kerajaan. 

Revolusi Prancis berhasil meruntuhkan kekuasaan tersebut dalam waktu tiga tahun. Adapun aspek yang terdampak yaitu politik, keagamaan, sosial, perang, hingga pergantian pemimpin.

Patut diketahui bahwa Revolusi Prancis juga berdampak bagi negara lain. Tak terkecuali Indonesia, peristiwa tersebut menjadi pemicu sadarnya masyarakat akan hak kebebasan dan kebersamaan. Sejarah ini memicu semangat bangsa Indonesia yang kala itu masih berada di bawah tekanan penjajah.

Singkatnya, Revolusi Prancis merupakan peristiwa pemberontakan dari berbagai kalangan masyarakat Prancis yang resah terhadap ulah pemerintah. Aksi tersebut menjadi salah satu bentuk ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Louis XVI yang naik takhta pada tahun 1774.

Latar Belakang Revolusi Prancis

Latar belakang Revolusi Prancis berangkat dari tuntutan kaum menengah ke bawah yang keberatan dengan kebijakan raja. Kala itu, Louis XVI dianggap tidak kompeten. Model pemerintahannya semakin membuat masyarakat tidak suka dengan kerajaan. Hal tersebut juga dipicu oleh keadaan Prancis yang tengah menghadapi krisis keuangan.

Prancis memiliki utang kepada Samuel Bernard, yakni bankir Yahudi. Maka dari itu, beban dipercayakan kepada raja. Diketahui bahwa dana yang dipinjam, adalah untuk keperluan Perang Kemerdekaan Amerika Serikat. Untuk mengatasinya, Raja Louis XVI mengupayakan menarik pajak yang berat sebelah. Persentase terbanyak dijatuhkan pada masyarakat golongan tiga, yakni kaum buruh dan petani.

Diketahui bahwa golongan satu terdiri atas bangsawan dan pejabat. Sementara golongan dua dengan dari kalangan pemuka agama dan tuan tanah serta perekonomian menengah enggan menyetujui untuk membayar pajak. Sedangkan 90 persen penduduk Prancis terdiri atas golongan tiga.

Selain mencekik dengan pajak yang tinggi, hambatan juga dari cuaca dingin ekstrem sehingga menghambat pertanian. Alih-alih dapat keringanan, pegiat tani dan kebun justru dikenai kenaikan pajak.

Inflasi menyebabkan bahan pokok naik. Salah satunya yaitu tepung yang digunakan untuk membuat roti. Produksi dan konsumsi roti terhambat karena keterbatasan bahan baku serta harga melambung.

Peristiwa tidak langsung memuncak dengan pemberontakan. Melainkan ada beberapa pertemuan dan deklarasi sumpah yang dilakukan sekelompok masyarakat. Secara perdana, mereka mengadakan pertemuan Etats-Generaux pada bulan Mei 1789. Hal tersebut dijadikan sebagai awal terjadinya Revolusi Prancis.

Melansir buku A Chronicle of The French Revolution (2004) oleh Schama, pada bulan Juni, Sumpah Lapangan Tenis diproklamirkan. Selain itu juga ada Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara.

Revolusi Prancis dipengaruhi oleh keinginan besar kaum golongan ketiga yang ingin lepas dari belenggu penindasan akibat kebijakan yang timpang. Hingga puncaknya terjadi ketika masyarakat menyambangi istana untuk melakukan protes.

Mereka melakukan demonstrasi dan ingin menemui raja dan ratu. Rakyat memberikan berbagai tuntutan yaitu mengeluarkan raja dan ratu dari istana.

Ketika memutuskan kabur, Raja Louis XVI dan Ratu Marie tertangkap. Sementara pada 1 September 1792, monarki secara resmi ditiadakan. Maka dari itu, bentuk pemerintahan sepenuhnya menjadi republik.

Pada 21 Januari 1793, Raja Louis XVI dijatuhi hukuman eksekusi di depan masyarakat umum. Ia dieksekusi dengan alat tajam dengan alat yang dunamakan guillotine.

Sementara Marie, masih menjadi tahanan bersama anak-anaknya. Pada 14 Oktober 1793, Marie dinyatakan bersalah atas berkurangnya anggaran negara yang dijatuhi hukuman eksekusi pada dua hari berikutnya.

Ilustrasi, Menara Eiffel, ikon kota Paris, Prancis.
Ilustrasi, Menara Eiffel, ikon kota Paris, Prancis. (Freepik)

Manajemen Keuangan yang Buruk

Disinyalir bahwa Revolusi Prancis juga disebabkan oleh manajemen keuangan yang buruk oleh pihak monarki. Raja Louis XVI dianggap gagal mengatasi kesulitan ekonomi yang melanda Prancis.

Di sisi lain, ia menikahi gadis bernama Marie Antoinette yang berasal dari Austria. Ia dikenal sebagai ratu yang cantik dan modis.

Gaya hidupnya sangat berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakat Prancis yang kala itu mengalami krisis keuangan. Ia biasa mengenakan pakaian dan perhiasan mewah serta menyantap makanan lezat.

Pada tahun 1783, Marie menginginkan perubahan pada taman istana yang dianggapnya terlalu mewah. Ia mengubahnya menjadi konsep pedesaan yang bertajuk “Desa Ratu.”

Sayangnya, maksud dan keinginan Marie justru dianggap sebagai ejekan bagi petani dan buruh yang tengah kesusahan. Hal tersebut menyebabkan amarah masyarakat semakin memuncak.

Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...