Sejarah Barbie, Pencipta, Produksi, dan Kontroversinya
Nama Barbie kembali meledak saat film bertajuk “Barbie” dirilis pada 19 Juli 2023. Dibintangi oleh Margot Robbie dan Ryan Gosling, antusias penonton dapat menjadi momen untuk mengulas kembali sejarahnya.
Sejarah Barbie relatif panjang dan tidak semata-mata penciptaan boneka figur manusia yang digemari anak-anak. Melainkan ada unsur selain hiburan yang patut diketahui oleh penggemarnya.
Kali ini, Katadata.co.id akan membahas tentang sejarah Barbie. Bagi Anda yang merupakan penggemar, sebaiknya jangan melewatkan tulisan di bawah ini.
Sejarah Barbie
Barbie merupakan boneka mainan menyerupai manusia. Ia memiliki nama lengkap Barbara Millicent Roberts. Berbahan dasar plastik, Barbie secara perdana dipamerkan pada 9 Maret 1959 oleh Mattel, Inc.
Pencipta Barbie adalah Ruth Handler yang merupakan pemimpin Mattel, Inc., perusahaan mainan asal California. Usaha tersebut dirintis bersama suaminya yang bernama Elliot.
Setelah beberapa kontroversi sebelum dan pasca peluncuran, Barbie tetap menjamur di pasaran. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Mattle.
Pada tahun 1961, permintaan konsumen cenderung stabil dan meningkat. Pihaknya menerbitkan sosok baru bernama “Ken Carson,” yang hingga sekarang kita ketahui sebagai kekasih Barbie. Diketahui bahwa nama karakter ini diambil dari anak laki-laki Ruth Handler’s Son.
Kemudian pada 1963, Mattel menambahkan karakter sebagai sahabat Barbie, Midge Hadley. Melansir History.com, pada 1964, muncul juga adik perempuan bernama Skipper Roberts. Lebih lanjut pada 1968, Barbie memiliki teman-temannya.
Tak sampai disitu, perkembangan juga merembet ke Barbie versi Afrika-Amerika yang saat itu disebut sebagai Barbie Latina. Meski begitu, produk dan merek dagang Mattle tidak saja lepas dari kontroversi.
Sekitar tahun 1970-an, figur Barbie dikritik karena cenderung menunjukkan kehidupan yang materialistis. Ia memiliki mobil, rumah, dan pakaian yang mewah. Lengkap dengan aksesorisnya, Barbie juga mempunyai proporsi tubuh ideal yang relatif tidak masuk akal.
Tak sampai di situ, terdapat ahli yang meneliti lebih lanjut tentang Barbie sebagai wanita. Pada tahun 1994, peneliti dari Finlandia tersebut menyampaikan bahwa Barbie tidak memiliki lemak cukup untuk mengalami menstruasi.
Pasalnya, karakter Barbie tidak menutup kemungkinan menjadi obsesi bagi wanita di masa itu. Memiliki rambut blonde yang bagus, tubuh langsing dan tinggi, dan kehidupan mewah.
Kritik tersebut menjadikan Mattel mengubah beberapa bagian dari tubuh Barbie. Sekitar tahun 2000-an, Barbie kembali muncul dengan payudara yang lebih kecil, pinggang lebih lebar, dan pinggul yang ramping. Tak hanya itu, pihaknya juga meluncurkan tiga bentuk perawakan Barbie, di antaranya yaitu mungil (petite), tinggi (tall), dan melengkung (curvy).
Barbie dan Feminisme
Di balik kontroversi dan komplain konsumen, Barbie banyak dipuja dan dianggap sebagai boneka yang tidak membatasi gender dalam berbagai profesi. Pasalnya, karakter Barbie bisa menjadi apa pun.
Mattel menjual berbagai aksesoris Barbie sesuai dengan profesi tertentu. Misalnya Pilot, Astronot, Dokter, Atlet, hingga kandidat Presiden. Meski tersebut teman hingga kekasihnya, Barbie dikenal sebagai wanita yang mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain.
Pada tahun 1992, muncul karakter Barbie untuk kandidat presiden yang dibuat untuk memeriahkan masa kampanye. Kemudian di tahun 2020, pihaknya kembali merilis tim kampanye lagi.
Produksi dan Pemasaran Barbie
Merangkum dari Britannica, Barbie yang dikenal sebagai karakter dari Amerika Serikat justru tidak diproduksi di sana. Boneka ini justru dibuat di beberapa negara benua Asia. Salah satunya yaitu Indonesia.
Diketahui bahwa Mattel enggan memproduksi Barbie di Amerika karena upah produksi yang tinggi. Seiring perkembangannya, Barbie menjadi merek dagang internasional seperti Coca-Cola.
Pemasaran Barbie yang paling utama berada di Eropa, Amerika, Negara Latin, dan Asia. Mattel juga membuka toko besar dengan enam lantai di Shanghai. Di sana, Mattel tidak hanya menjual Barbie. Melainkan menyediakan layanan spa, cafe, dan studio desain.
Mattel mengajukan Barbie sebagai karya seni yang valid. Beberapa seniman dan fotografi di masa itu kerap menggunakan Barbie sebagai karakter fiksi di dalam karyanya.
Mattel berhasil mengangkat nama Barbie hingga tahun ini pihaknya membuat live action pada film layar lebar. Diketahui bahwa film Barbie disutradarai Greta Gerwig.
Barbie dan Dunia Muslim
Di balik perkembangannya yang bertahan hingga sekarang, Barbie masih terjerat beberapa permasalahan yang tak terpecahkan. Salah satunya yaitu sosok Barbie yang dianggap tidak menggambarkan seorang Muslim perempuan.
Pada 1995, Arab Saudi menghentikan penjualan Barbie. Hal tersebut dikarenakan penampilan Barbie yang tidak sesuai syariat Islam. Untuk menanganinya, Mattel memproduksi sejumlah Barbie dengan pakaian Islami. Karakter Barbie tersebut dikenal dengan Ibtihaj Muhammad
Demikian penjelasan mengenai sejarah Barbie dan perkembangannya. Selain memperluas pasar, Mattel juga melakukan berbagai inovasi dari internal dan eksternal produk. Hingga sekarang, Barbie masih menjamur di pasaran.