Dongeng Malin Kundang, Anak Durhaka yang Dikutuk Menjadi Batu

Anggi Mardiana
14 September 2023, 10:32
Dongeng Malin Kundang
Youtube Riri Cerita Anak Interaktif
Ilustrasi, dongeng Malin Kundang.

Dongeng Malin Kundang berasal dari provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Legenda Malin Kundang menceritakan seorang anak durhaka yang kemudian dikutuk menjadi batu oleh ibunya. Malin Kundang merupakan cerita rakyat yang cukup populer di Indonesia dan memiliki amanat berharga bagi para pembacanya.

Dari cerita Malin Kundang, kita tidak boleh durhaka kepada orang tua dan harus memuliakannya. Orang tua merupakan sosok yang telah memberikan kasih sayang dan pengorbanan tanpa batas kepada kita sehingga pantas dihormati dan dihargai sepanjang hidup.

Ilustrasi Cerita Rakyat Malin Kundang
Ilustrasi, Cerita Rakyat Malin Kundang (Pinterest)

Dongeng Malin Kundang, Anak Durhaka yang Dikutuk Menjadi Batu

Dongeng Malin Kundang menyajikan kisah menarik dan memiliki pesan baik untuk anak agar tidak berperilaku seperti tokoh di dalam cerita rakyat tersebut. Berikut kisahnya:

1. Ibu Malin Merupakan Seorang Janda Bernama Mande Rubayah

Zaman dahulu ada seorang janda bernama Mande Rubayah yang hidup bersama anaknya bernama Malin Kundang. Mereka tinggal di sebuah perkampungan nelayan Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat. Mande Rubayah sangat menyayangi anak laki-lakinya dan memanjakan Malin Kundang hingga ia tumbuh jadi anak rajin dan penurut.

Ketika Mande Rubayah sudah tua, ia hanya bisa bekerja sebagai penjual kue untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan anaknya. Suatu hari, anak laki-lakinya sakit keras hingga nyawanya hampir melayang namun masih bisa diselamatkan karena usaha keras ibunya.

2. Malin Kundang Tumbuh Dewasa dan Memohon untuk Merantau

Saat tumbuh dewasa, Malin Kundang meminta izin kepada ibunya merantau ke kota, kebetulan ada kapal besar merapat di Pantai Air Manis. Ibunya sempat menolak karena takut terjadi sesuatu pada anak laki-lakinya dan meminta Malin untuk menemani ibunya saja.

Mande Rubayah sedih mendengar permintaan Malin yang ingin mengubah nasib dengan merantau. Namun Malin meyakinkannya sambil menggenggam tangan ibunya. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan saat kapal besar yang datang satu tahun sekali merapat di pantai.

3. Mande Rubayah Mengizinkan Malin Kundang Merantau

Dalam dongeng Malin Kundang, pada akhirnya Mande Rubayah mengizinkan Malin merantau seraya memberikan bekal nasi berbungkus daun pisang sebanyak tujuh bungkus untuk bekal di perjalanan. Ibunya pun mengingatkan untuk cepat kembali sambil menangis.

4. Mande Rubayah Mendoakan agar Malin Selamat dan Cepat Kembali

Hari demi hari ia selalu mendoakan Malin Kundang. Setiap pagi dan sore, ibunya selalu memandang ke laut sambil menanyakan kabar anaknya ke awak kapal atau nahkoda yang datang merapat. Namun setiap bertanya, ia tidak pernah memperoleh jawaban. Malin pun tidak pernah menitipkan barang atau pesan kepada ibunya.

5. Malin Telah Menikah dengan Putri Bangsawan

Bertahun-tahun Mande Rubayah terus bertanya tetapi tidak pernah ada jawaban hingga tubuhnya semakin tua dan jalannya mulai bungkuk. Pada suatu hari, Mande Rubayah mendengar kabar dari seorang Nahkoda bahwa Malin telah menikah dengan putri bangsawan yang kaya raya.

Ibunya merintih setiap malam menanti kepulangan Malin. Ia yakin bahwa anaknya akan datang. Benar saja beberapa hari kemudian, dari kejauhan terlihat sebuah kapal yang megah dan indah berlayar menuju pantai.

6. Penduduk Desa Menyambut Kapal yang Datang

Terlihat kapal yang datang dengan sepasang anak muda berdiri di anjungan. Penduduk desa mulai berkumpul dan mengira kapal itu milik seorang sultan atau pangeran. Mereka pun menyambut kapal yang datang dengan gembira, begitu juga Mande Rubayah.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...