12 Penyebab Bullying yang Sering Terjadi di Kalangan Remaja
Bullying atau perundungan merupakan salah satu tindakan tidak terpuji yang merugikan korbannya bahkan hingga mempengaruhi kesehatan psikis korban. Parahnya kasus bullying juga kerap ditemukan di mana saja, mulai dari sekolah hingga tempat kerja.
Jika dibiarkan, dampak bullying bisa merugikan korban secara berkepanjangan, misalnya stres, depresi, bahkan trauma. Saat kasus bullying terjadi, umumnya orang akan menganggap bahwa pelaku bullying adalah orang yang jahat.
Sebenarnya, tidak semua pelaku bully melakukannya karena keinginannya. Beberapa orang bahkan tidak paham bahwa yang dilakukannya adalah tindakan bullying.
Penyebab Bullying
Menurut Ariesto (2009) ada beberapa faktor penyebab terjadinya bullying. Berikut faktor penyebab terjadinya bullying.
1. Faktor Keluarga
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan atau situasi rumah yang penuh stres, agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya.
Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang. Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying.
2. Faktor Lingkungan Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain.
Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada siswanya. Misalnya, berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antarsesama anggota sekolah.
3. Faktor Kelompok Sebaya
Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
4. Kondisi Lingkungan Sosial
Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan.
Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antarsiswanya.
5. Faktor Tayangan Televisi dan Media Cetak
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari tayangan yang mereka tampilkan. Survei yang dilakukan salah satu media massa, memperlihatkan bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya 64% dan kata-katanya 43%.
6. Pengaruh Game yang Dimainkan
Di zaman digital ini, sudah bukan hal yang asing lagi jika orang dari berbagai kalangan dan usia menggunakan handphone dalam kegiatan sehari-hari. Berkat adanya gadget tersebut, semua informasi dan hiburan bisa lebih mudah didapatkan, salah satunya adalah bermain game online.
Sayangnya, handphone dan game online bisa disalahgunakan jika penggunaanya tidak dibatasi. Hal ini nantinya bisa menjadi penyebab bullying.
Beberapa riset mengungkapkan bahwa game online bisa menjadi tempat bagi pemainnya untuk melakukan cyberbullying. Biasanya dalam bentuk hinaan, ejekan, atau hujatan.
Ketika seseorang mengalami cyberbullying, ia bisa memendam emosi dan melampiaskannya pada orang lain dalam bentuk bullying di dunia nyata. Meski demikian, tidak semua orang yang bermain game online akan menjadi pelaku bullying.
7. Ingin Dianggap Populer
Beberapa orang terkadang ingin dikenal dan menjadi populer di lingkungannya. Namun, mereka bisa mencari ketenaran dengan melakukan hal yang tidak baik, termasuk bullying.
Tidak jarang mereka akan meledek, menjahili, menggosip, dan mengucilkan orang lain untuk mendapatkan pengakuan. Perilaku ini juga termasuk salah satu bentuk peer pressure, jika bullying banyak dilakukan oleh teman di sekolah, kantor, atau tempat tinggal.
Faktor Peryebab Bullying Secara Internal
Melansir laman Healthline, para ahli menyebutkan bahwa kasus bullying justru paling sering terjadi di kalangan remaja. Hal tersebut dapat dipicu oleh banyak faktor, terutama faktor psikologis yang dialami anak di masa remaja atau di rentang usia 10 - 19 tahun.
Ada sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ada penyebab di balik kasus bullying cukup marak terjadi pada usia tersebut. Seperti kurangnya kemampuan dalam mengontrol perilaku, ketidakmampuan mengelola emosi hingga akhirnya memicu hasrat untuk balas dandam demi bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Nah, berikut ini ulasan faktor penyebab kasus bullying pada usia remaja.
1. Mencari Kekuasaan
Remaja pada umumnya cenderung memiliki hasrat untuk memegang kendali atau memiliki kekuasaan. Hal tersebut dapat dipicu oleh anggapan mereka yang tidak dapat merasakan kekuatan apapun dalam dirinya, sehingga muncul keinginan untuk mendapatkan kekuasaan dari interaksi sosial yang dianggap lebih menarik.
Terlebih jika ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai keinginan mereka. Maka keterlibatan para remaja dalam tindakan agresi relasional cenderung lebih tinggi.
Beberapa sikap yang termasuk ke dalam tindakan agresi itu di antaranya adalah bergosip, mengejek seseorang, merundung, pengucilan hingga dominasi sosial.
2. Kepopuleran
Seperti penyebab bullying di atas, bullying bisa menjadi manifestasi dari status sosial. Umumnya, anak-anak yang populer sering mengolok-olok mereka yang kurang populer, serta dapat melanggengkan tindakan agresi relasional.
Sejumlah perilaku yang menyangkut hasrat memiliki kepopuleran itu membuat anak-anak atau pelaku bullying menyebarkan desas-desus atau gosip, mempermalukan si target, dan mengucilkannya. Secara tidak sadar, mereka yang melakukan tindakan bully atas dasar ingin meraih kepopuleran itu berharap agar perhatian semua orang tertuju padanya.
Tujuan mereka juga mungkin mem-bully orang lain untuk mengurangi status sosial para si korban atau merendahkan mereka.
3. Aksi balas Dendam
Sejumlah remaja yang menjadi korban bullying cenderung memiliki hasrat untuk balas dendam dengan mem-bully orang lain. Terutama ketika mereka merasa berhasil menakut-nakuti korbannya, hal tersebut bisa memicu kelegaan di dalam hatinya dan merasa puas.
4. Kesepian
Anak-anak atau remaja yang bosan dan tengah mencari hiburan dengan cara yang salah terkadang menggunakan bullying untuk menambah kegembiraan dalam hidup mereka. Mereka memilih mengintimidasi orang lain karena mereka kekurangan perhatian dari orang tua atau lingkungan di sekitarnya.
5. Kurangnya Rasa Toleransi
Dalam banyak kasus, bullying terjadi atas dasar si pelakunya tidak memiliki toleransi. Beberapa hal yang memicu perundungan antara lain terkait dengan alasan ras, agama, identitas gender bahkan orientasi seksual.
Demikian ulasan penyebab bullying dan faktor penyebab bullying pada remaja. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bullying, serta menciptakan lingkungan yang aman dan ramah, kita dapat mencegah terjadinya bullying dan melindungi anak-anak dari dampak negatifnya.