10 Tradisi Maulid Nabi di Wilayah Nusantara Indonesia yang Unik
Tradisi maulid Nabi Muhammad SAW biasa digelar oleh seluruh umat muslim dan disambut dengan penuh sukacita. Tradisi itu diselenggarakan di beberapa daerah nusantara.
Pulau Jawa merupakan salah satu daerah yang lekat dengan tradisi. Perayaan ini menggabungkan antara nilai-nila Islam dan adat istiadat yang ada di daerah setempat mulai dari Madura, Kudus dan Yogyakarta.
Salah satu tradisi maulid Nabi Muhammad SAW yang terkenal di pulau Jawa yaitu Grebeg Maulud yang biasa digelar oleh masyarakat Yogyakarta. Perayaannya diselenggarakan dengan meriah dan sejumlah acara.
5 Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Luar Pulau Jawa
Tujuan digelarnya acara Maulid Nabi yaitu sebagai pengingat momen kelahiran Nabi Muhammad SAW, ungkapan syukur dan ajang silaturahmi. Berikut beberapa tradisi memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW:
1. Aceh
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, masyarakat di Desa Lampglumplang melakukan tradisi Meuripee karena berpatungan membeli sapi atau keperluan lainnya. Masyarakat di daerah ini merayakan maulid Nabi dengan masak bersama dan menu wajibnya daging sapi kuah kari.
2. Sumatera Barat
Setiap keluarga di Sumatera Barat memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan membuat pohon hias yang diberi tanda daun Lado. Pohon itu kemudian disumbangkan ke panti asuhan.
3. Bali
Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan dengan mengarak Bale Saji berisi hiasan bunga dari telur dan kertas. Telur dalam tradusi tersebut memiliki makna lambang kelahiran.
4. Sulawesi Selatan
Tradisi Maulid di daerah Sulawesi Selatan dikenal dengan nama Karts Rammang-rammang, Maros yang dirayakan dengan mengarak ratusan paket makanan menggunakan lebih dari 50 perahu di sepanjang sungai.
Perayaan di sungai itu sebagai wujud rasa cinta Nabi Muhammad SAW dan rasa syukur atas nikmat sungai yang telah memberikan mata pencaharian. Acara itu dilengkapi dengan hiasan ribuan telur yang bisa dinikmati oleh masyarakat secara gratis.
5. Lombok
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lombok di peringati dengan membaca sholawat Nabi dan syair al-Barzanji. Tidak hanya itu, masyarakat Lombok juga mengadakan beragam lomba dan arak-arakan mengelilingi kampung.
Tradisi Maulid Nabi di Pulau Jawa
Adapun berikut tradisi maulid di pulau Jawa yang digelar untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW:
1. Grebeg Maulud
Grebeg Maulud merupakan tradisi Maulid Nabi di Pulau Jawa yang dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul Awal oleh masyarakat Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun di lingkungan Keraton Yogyakarta.
Pada awalnya, tradisi Grebeg Maulud dipelopori oleh Sri Sultan Hamengku Buwono l. Tidak jauh berbeda dengan tradisi Maulid lainnya, Grebeg Maulud dilakukan dalam rangka mengucap syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW dan perayaan atas nikmat dan kemakmuran yang telah diberikan.
Grebeg Maulud memiliki banyak rangkaian acara, salah satunya sekaten atau acara pasar malam yang cukup terkenal. Acara puncaknya ditandai dengan arak-arakan gunungan atau susunan hasil bumi yang dibentuk menggunung sesuai namanya. Kemudian gunungan tersebut dibawa berkeliling area keratin dan menjadi bahan rebutan masyarakat.
2. Kirab Ampyang
Kirab Ampyang merupakan tradisi Nabi Muhammad Saw di Pulau Jawa berikutnya yang dilakukan oleh masyarakat Loram Kulon, Kudus. Tradisi Kirab Ampyang selalu diselenggarakan setiap tahun, tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Tradisi itu ada sejak zaman Tjie Wie Gwan yaitu Tionghoa Muslim asal Campa. Ia yang membangun Masjid Wali Loram Kulon Kudus pada tahun 1596-1597. Sesuai namanya, Kirab Ampyang merupakan tradisi kirab atau arak-arakan berisi makanan dengan hiasan ampyang.
Ampyang merupakan sejenis kerupuk yang cukup terkenal di daerah Kudus. Dalam tradisi, kerupuk ampyang disusun sedemikian rupa dengan beragam bentuk unik.
3. Angkaan Bherkat
Tradisi Maulid Nabi berikutnya yaitu Angkaan Bherkat yang dilakukan oleh masyarakat Bawean, Gresik dalam rangka perayaan Maulid Nabi. Berbeda dengan gunungan yang dibuat dalam Grebeg Maulud, di Angkaan Bherkat masyarakat Pulau Bawean akan mengisi ember menggunakan makanan.
Selain hasil bumi, ember juga berisi nasi, lauk-pauk, peralatan dapur dan buah-buahan. Ember Angkaan Bherkat diberi hiasan menyerupai pagar yang menjulang ke atas dan terbuat dari bambu. Kemudian pada setiap ujungnya ditusukkan telur yang sudah direbus atau benda lain sebagai hiasan.
Pada bagian penghujung acara Maulid Nabi Muhammad SAW setelah pembacaan salawat dan doa, angkaan atau ember itu dibagikan atau dibarter ke peserta lain yang mengikuti rangkaian acara.
4. Panjang Jimat
Panjang Jimat merupakan tradisi Maulid Nabi yang cukup terkenal di pulau Jawa. Tradisi ini digelar setiap tahun pada tanggal 12 Rabiul Awal di Keraton Cirebon. Dalam tradisi ini, masyarakat akan melihat arak-arakan makanan dengan ciri khas nasi tujuh rupa atau nasi jimat dari Bangsal Jinem.
Panjang Jimat berasal dari kata Panjang yang artinya lestari dan Jimat berarti pustaka. Sebelum kirab makanan, tradisi dimulai dengan siraman panjang atau pencucian guci, alat makan serta senjata yang digunakan selama Panjang Jimat.
5. Muludan
Muludan merupakan tradisi Maulid di pulau Jawa yang dilakukan oleh masyarakat Madura. Dalam tradisi ini, masyarakat biasa membawa tumpeng ke masjid terdekat, berbeda dengan tumpeng pasa umumnya, nasi tumpeng saat Muludan berisi buah-buahan yang ditusukan dengan lidi dan berbentuk seperti tumpeng.
Tidak hanya pembagian tumpeng, dalam tradisi Muludan diisi dengan pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW dan ceramah kisah-kisah Nabi.
Itulah beberapa tradisi Maulid Nabi di wilayah Nusantara Indonesia dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Setiap tradisi, tentu menghasilkan keunikan dan semangat perayaan Maulid Nabi yang khas di beragam daerah.