Cerita Rakyat Joko Kendil dan Pesan Moral di Dalamnya
Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau. Cerita rakyat merupakan warisan budaya dari generasi-generasi terdahulu yang disampaikan secara lisan.
Cerita rakyat mengandung kultur budaya yang beraneka ragam serta sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Cerita rakyat juga merupakan sastra lisan yang telah dikenal sejak lama dan sudah menjadi tradisi dalam masyarakat secara turun-temurun
Salah satu cerita rakyat yang cukup populer adalah cerita rakyat Joko Kendil
Cerita Rakyat Joko Kendil
Cerita rakyat Joko Kendil merupakan dongeng yang berasal dari Jawa Tengah. Cerita rakyat ini menceritakan tentang seorang pemuda yang memiliki bentuk tubuh seperti kendil karena kehendak dewa.
Berikut cerita rakyat Joko Kendil beserta pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Pada dahulu kala di wilayah terpencil di Jawa Tengah, ada seorang janda miskin. Ia memiliki anak laki-laki yang bentuknya mirip periuk untuk menanak nasi.
Di Jawa Tengah, periuk yang digunakan untuk menanak nasik disebut kendil. Karena, anak laki-laki itu mirip dengan kendil, maka ia dikenal dengan nama Joko Kendil.
Walaupun anaknya seperti kendil, tapi sang ibu tidak merasa malu maupun menyesal. Sebaliknya, ia bahkan menyayangi dengan tulus.
Saat masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya, ia seorang jenaka dan disenangi teman-temannya. Suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya, diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur.
Seorang ibu memuji keindahan kendil yang dapat menjadi tempat kue dan buah-buahan. Ia tidak tahu bahwa kendil yang dimaksud adalah manusia.
Setelah terisi penuh, kendil yang tidak lain Joko Kendil secara perlahan menggelinding keluar. Melihat kejadian itu, orang-orang yang melihat berteriak ajaib.
Lantas, mereka berebutan untuk memiliki kendil ajaib itu. Joko Kendil semakin cepat menggelinding dan pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, Joko Kendil langsung menemui ibunya. Ibunya heran karena Joko Kendil membawa kue yang sangat banyak.
Lalu, Joko Kendil menceritakan kejadian yang baru dialaminya. Semua kue yang dibawa pulang bukan hasil mencuri melainkan pemberian ibu-ibu dalam pesta perkawinan.
Karena, kendil yang indah itu lebih tepat digunakan untuk menyimpan kue ketimbang untuk menanak nasi.
Cerita Rakyat Joko Kendil: Melamar Putri Raja
Tahun demi tahun, Joko Kendil tumbuh semakin dewasa. Tapi, tubuhnya tidak berubah, ia tetap seperti kendil.
Suatu hari, Joko Kendil mengutarakan keinginannya menikah pada ibuya. Ibunya bingung, siapa yang mau menikah dengan anak berbentuk kendil.
Ibunya semakin dibuat bingung, karena Joko Kendil hanya mau menikah dengan puteri raja. Ibu Joko Kendil menasehati anak laki-lakinya bahwa mereka orang miskin terlebih dengan bentuk tubuh kendil yang dimiliki Joko Kendil.
Namun, Joko Kendil tetap mendesak untuk dilamarkan dengan puteri raja. Akhirnya pada hari yang ditentukan, Joko Kendil dan ibunya menghadap raja.
Raja memiliki tiga orang puteri yang cantik jelita. Dengan hati-hati, ibu Joko Kendil menyampaikan maksudnya untuk melamar salah satu puteri raja.
Raja sangat terkejut, tapi dengan bijaksana ia menanyakan jawaban kepada ketiga puterinya. Berbagai macam jawaban yang diberikan puterinya, yaitu Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati.
Dewi Kantil menyatakan tidak sudi menikah dengan Joko Kendil sebagai anak desa yang miskin. Dengan nada sombong, Dewi Mawar mengatakan ingin menikah dengan putera mahkota yang tampan.
Saat pandangan raja berpaling pada Dewi Melati, puteri raja ini meminta menerima lamaran Joko Kendil dengan sepenuh hati. Mendengar jawaban Dewi Melati yang mengagetkan, raja diam sejenak.
Tapi, raja yang bijaksana memenuhi janjinya dan meresui permintaan Dewi Melati. Kabar ini lalu disampaikan pada ibu Joko Kendil.
Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil berlangsung meriah. Mereka pun hidup bahagia. Namun kebahagian itu terganggung dengan ejekan dan cemooh kedua kakaknya.
Semua ejekan itu diterima dengan penuh kesabaran oleh Dewi Melati. Suatu hari raja mengadakan lomba ketangkasan, namun Joko Kedil tidak terlihat dalam perlombaan itu karena sakit.
Dewi Melati duduk sendirian. Sementara, penonton membahana melihat para pangeran dari berbagai negeri yang memperlihatkan keahliannya.
Cerita Rakyat Joko Kendil: Menjadi Kesatria
Tiba-tiba, penonton terpesona oleh seorang pangeran tampan yang gagah perkasa memasuki arena. Ia memakai pakaian kerajaan gemerlap dan menunggang kuda yang gagah perkasa.
Dewi Kantil dan Dewi mawar langsung terpesona dan berusaha menarik perhatian kesatria. Dengan lirikan matanya ke arah Dewi Melati, keduanya tampak mengejek adiknya yang duduk sendirian.
Karena tidak tahan ejekan kakaknya, Dewi Melati meninggalkan arena dan menuju kamarnya. Kemudian, ia menghancurkan kendil yang ada di kamarnya karena merasa ia selalu mendapat hinaan dengan adanya kendil tersebut.
Setelah kendil hancur, muncul kesatria tampan persis seperti di arena perlombaan. Dewi Melati kaget dan menanyakan keberadaan kesatria tampan itu.
Ternyata kesataria tampan adalah Joko Kendil, yang tubuhnya berbentuk kendil atas kehendak dewa. Tubuhnya akan kembali seperti semula, jika ada puteri raja yang tulus bersedia menikahinya.
Dewi Melati takjub mendengar cerita suaminya dan langsung memeluknya. Sementara, Dewi Kantil dan Dewi Mawar merasa malu dan iri atas keberuntungan adiknya.
Pesan Moral Cerita Rakyat Joko Kendil
Cerita rakyat Joko Kendil mengandung pesan moral bahwasannya menjadi manusia jangan memandang remeh atau rendah seseorang hanya karena rupanya yang tidak sempurna atau derajadnya yang berada dibawah kita.
Demikian cerita rakyat Joko Kendil dan pesan moral yang terkandung didalamnya.