35 Pantun Penutup Pidato yang Menarik, Berkesan, dan Menghibur
Pidato dilakukan dengan menyampaikan suatu materi atau topik kepada audiens. Salah satu cara untuk menutup pidato juga bisa menyertakan pantun.
Anda bisa menggunakan pantun yang menarik dan jenaka untuk menghidupkan suasana di penghujung pidato. Banyak hal yang bisa menjadi inspirasi ide pantun untuk menutup pidato.
Berikut beberapa contoh pantun penutup pidato yang menarik, berkesan, dan menghibur:
Pantun Penutup Pidato
1. Jalan-jalan ke Singapura,
Beli rambutan serta semangka.
Jangan malu untuk bertanya,
Sebelum kita menutup acara.
2. Pak Andi punya burung kenari,
Burung dijemur hingga siang hari.
Pembicaraan berakhir sampai sini,
Salah dan janggal mohon maklumi.
3. Bunga bangkai si Rafflesia Arnoldi,
Baunya sungguh busuk sekali.
Pidato pendidikan sampai di sini,
Semoga kelak berjumpa lagi.
4. Batu pecah dibenturkan,
Rusak bunga di tengah taman.
Terima kasih saya haturkan,
Untuk semua yang mendengarkan.
5. Jalan-jalan ke Taman Mini,
Singgah sebentar membeli kuaci.
Pidato saya sampai di sini,
Lain waktu kita sambung lagi.
6. Pergi ke pasar menjual rambutan,
Pasar dibuka pagi Senin.
Sampai jumpa teman-teman,
Semoga bertemu di kesempatan lain.
7. Sapi disembelih berlumuran darah,
Potong dagingnya di hari kurban.
Mohon maaf atas segala salah,
Juga khilaf mohon dimaafkan.
8. Padi habis tinggal jerami,
Bakar dulu hingga bersih.
Rupanya pidatoku sampai disini,
Sekian dan terima kasih.
9. Pisau diasah pagi-pagi,
Bawa ke kebun untuk membabat.
Berakhir sudah pidatoku ini,
Semoga bisa memberi manfaat.
10. Bayi merangkak di atas tanah,
Merangkak hingga ke belakang rumah.
Semoga pidato ini menjadi berkah,
Untuk lentera di alam barzah.
11. Pergi memancing ke sungai sula,
Nila dipancing di hari senja.
Salam undur diri dari saya,
Untuk teman-teman semua.
12. Angin berembus berkelana,
Hujan indah rintik-rintiknya.
Tidak ada yang sempurna,
Mohon saran dan kritiknya.
13. Burung dara cendrawasih,
Cari dulu di Papua.
Cukup sekian dan terima kasih,
Moga bermanfaat untuk semua.
14. Pisau menggores menjadi luka,
Rasanya sakit amatlah pedih.
Cukup sekian dari saya,
Saya haturkan terima kasih.
15. Bunga melati di pekarangan,
Tumbuh cepat segera besar.
Saya masih banyak kekurangan,
Maklum masih tahap belajar.
16. Putih-putih bunga melati,
Harum mewangi di pagi hari.
Pidato saya cukup di sini,
Jika rindu harap hubungi.
17. Penjahit benang di dalam peti,
Ibu Tuti menjahit kebaya.
Saya pamit untuk undur diri,
Terima kasih atas perhatiannya.
18. Kalau ada sumur di ladang,
Boleh saya menumpang mandi.
Kalau ada umur yang panjang,
Boleh dong saya pidato lagi.
19. Di China ada pendeta,
Berpidato tak henti cakap.
Semua sibuk entah mengapa,
Sehingga salam penutup tak terjawab.
20. Rumah Budi Rumah Iwan.
Jika bertemu tinggal buka pintu,
Sampai jumpa kawan-kawan.
Semoga bertemu lain waktu.
21. Jalan-jalan ke Taman Mini,
Singgah sebentar membeli kuaci.
Pidato saya sampai sini,
Lain waktu kita sambung lagi.
22. Ambil papan bawalah paku,
Paku dipukul dengan tembaga.
Maafkan salah kata-kataku,
Namanya juga manusia biasa.
23. Burung merpati terbang ke nyonya,
Bawa surat dari dokter gigi.
Terima kasih atas perhatiannya,
Semoga kita bertemu lagi.
24. Siang-siang pergi ke Korea,
Jangan lupa beli alpukat.
Demikian pidato kita,
Semoga bisa bermanfaat.
25. Jalan-jalan ke Surabaya,
Tidak lupa membeli makanan.
Demikian pidato saya,
Jika ada yang salah mohon dimaafkan.
26. Jalan-jalan ke kota Makkah,
Ingin sembah yang berlama-lama.
Semoga pidato ini membawa berkah,
Membawa rahmat untuk bersama.
27. Sapu lidi dan samak,
Digunakan ketika piket Jumat.
Terima kasih telah menyimak,
Semoga bermanfaat.
28. Jari telunjuk untuk menunjuk,
Cincin kawin di jari manis.
Saya lihat teman-teman mengantuk,
Tenang, pidatonya sudah habis.
29. Pergi memancing ikan nila,
Nila dipancing di hari senja.
Salam undur diri dari saya,
Untuk teman-teman semuanya.
30. Dari Irian banyak cenderawasih,
Roti mengembang diberi ragi.
Cukup sekian terima kasih,
Semoga esok berjumpa lagi.
31. Bunga mawar bunga melati,
Jangan lupa hirup baunya yah.
Ambil hikmah dari pidato ini,
Wabillahi taufik walhidayah.
32. Hari panas sawah membelah,
Hutan rimba tempat si rusa.
Maafkan kalau ada salah,
Namanya juga manusia.
33. Ke pulau seberang membawa barang,
Subuh hari berangkat berlayar.
Kalau pidatoku kurang panjang,
Silakan undang lagi, tapi bayar.
34. Bunga mekar di perbukitan,
Sawah luas di pedesaan.
Terima kasih untuk perhatian,
Mohon maaf untuk kesalahan.
35. Hari Senin bersih-bersih,
Pasang bendera biar berkibar.
Cukup sekian dan terima kasih,
Maaf jika pidatonya panjang lebar.
Itulah sederet pantun penutup pidato yang bisa dijadikan referensi. Sejatinya penyampaian pantun tersebut untuk menghibur audiens, karena sudah menyimak materi yang disampaikan.