Ilmuwan Ungkap Keberadan Manusia di Indonesia 40.000 Tahun Silam

Image title
21 Juli 2024, 18:26
Indonesia
ANTARA FOTO/ FB Anggoro/AW.
Ilustrasi, anggota kelompok Ralsasam memetik daun taro yang digunakan sebagai pewarna alami kain tenun ikat Tanimbar, Maluku.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Para peneliti telah menemukan tanda-tanda pendudukan manusia di Indonesia lebih dari 40.000 tahun yang lalu, yang dinilai dapat memberikan petunjuk baru tentang migrasi awal melalui wilayah tersebut.

Mengutip The Star, dalam sebuah studi baru, tim dari Australian National University (ANU) menemukan bukti adanya pendudukan manusia di Kepulauan Tanimbar, sebelah tenggara Indonesia, sejak 42.000 tahun yang lalu, termasuk pecahan tembikar dan tulang.

Penulis utama studi dan kandidat PhD ANU Hendri Kaharudin mengatakan, lokasi penemuan tersebut menawarkan wawasan baru tentang rute migrasi yang diambil oleh beberapa manusia pertama yang tiba di wilayah tersebut.

Kepulauan Tanimbar terletak di Laut Arafura di sebelah timur Timor, sebelah barat Papua Nugini dan sebelah utara Australia. Pulau-pulau tersebut terletak di lepas landas kontinen Sahul, yang meliputi Australia dan Papua Nugini.

Kaharudin menjelaskan, kedatangan manusia purba di wilayah tersebut dari Asia Tenggara merupakan pertanyaan yang menarik karena diperlukan keterampilan kelautan tingkat lanjut.

“Ada dua jalur utama yang telah dijajaki kemungkinannya sejak pertengahan abad ke-20, yaitu jalur utara melalui pulau-pulau seperti Sulawesi, dan jalur selatan yang melewati dekat Timor dan kepulauan Tanimbar,” ujarnya, dikutip dari The Star, Minggu (21/7).

Menurutnya, penemuan ini menandai salah satu situs paling awal yang diketahui di jalur selatan, menjadikannya bagian penting dari teka-teki mengenai awal keberadaan manusia di Indonesia.

Penelitian tersebut, yang dilakukan bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menunjukkan bahwa penjelajah awal telah mengembangkan teknologi maritim canggih sekitar 42.000 tahun yang lalu untuk melintasi perairan yang jaraknya melebihi 100 kilometer (km).

Kaharudin mengatakan, jelas bahwa migrasi ke landas Sahul terjadi dalam gelombang populasi pelaut yang berurutan, bukan dalam satu peristiwa besar migrasi manusia ke belahan dunia yang selanjutnya disebut Indonesia.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...