6 Ragam Tradisi Imlek di Indonesia, dari Angpao hingga Barongsai

Ghina Aulia
24 Januari 2025, 17:31
Ragam Tradisi Imlek di Indonesia
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/Spt.
Calon pembeli memilih angpao imlek yang dijual di kawasan Pecinan Glodok, Jakarta, Kamis (16/1/2025). Calon pembeli melihat pernak pernik imlek yang dijual di kawasan Pecinan Glodok, Jakarta, Kamis (16/1/2025). Jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2576/2025 pada 29 Januari 2025 kawasan pecinan Glodok dipenuhi dengan penjualan berbagai macam pernak pernik untuk merayakan Imlek yang dijual dengan harga mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Tahun Baru Imlek diperingati setiap tahun sekitar bulan Januari hingga Desember. Momen ini erat dengan tradisi dan kebudayaan tertentu, tak terkecuali dengan Indonesia yang memiliki sebagian masyarakat dengan keturunan Tionghoa.

Selain esensi dari peribadatan kepercayaan terkait, Imlek juga kental dengan perayaan berupa tradisi turun temurun yang sudah familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Contoh paling sederhana yaitu berkumpul dengan keluarga. Tak hanya itu, tetangga sekitar juga kerap berkunjung untuk merayakan sukacita bersama-sama.

Tak hanya itu, Imlek memiliki berbagai tradisi yang penting untuk dikulik melalui tulisan ini. Anda bisa menjadikannya wawasan dan menggali makna dari perayaan Imlek itu sendiri, sebagaimana yang akan dibahas setelah ini.

Melansir sejumlah sumber, disebutkan bahwa peringatan Imlek atau Tahun Baru Cina—mengacu pada Kalender Lunar Tionghoa. Sedangkan secara makna dan filosofi, Imlek melambangkan tentang kebahagiaan, keberuntungan, dan kesejahteraan. Maka dari itu, Imlek kerap dirayakan dengan penuh sukacita dan harapan di baliknya.

Kali ini, kami ingin menjelaskan lebih lanjut tentang ragam tradisi Imlek di Indonesia yang patut diketahui. Selengkapnya, simak tulisan berikut ini.

Ragam Tradisi Imlek di Indonesia

1. Berbagi Angpao

Salah satu tradisi yang sangat populer selama perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia adalah pemberian amplop merah yang disebut angpao. Amplop ini, yang berisi sejumlah uang, biasanya diberikan oleh individu yang telah menikah kepada anak-anak atau mereka yang belum menikah.

Warna merah yang mendominasi angpao diyakini membawa pesan keberuntungan, kebahagiaan, serta melindungi dari pengaruh buruk. Secara simbolis, tradisi ini mencerminkan keinginan untuk berbagi kebahagiaan dan kemakmuran antara pemberi dan penerima.

Momen berbagi angpao umumnya berlangsung dalam suasana kebersamaan keluarga, seperti di rumah, tempat ibadah, atau saat menghadiri perayaan khusus Imlek. Sebelum menerima angpao, anak-anak sering menyampaikan ucapan selamat dan harapan baik, seperti "Gong Xi Fa Cai," kepada pemberinya.

2. Pertunjukkan Barongsai

Di Indonesia, Barongsai telah menjadi bagian dari tradisi lokal yang diterima oleh berbagai kalangan. Pertunjukan ini dapat ditemukan di berbagai tempat seperti Jakarta, Medan, Surabaya, hingga Pontianak, terutama selama perayaan Imlek.

Barongsai memiliki arti penting dalam budaya Tionghoa, terutama sebagai simbol pembawa keberuntungan. Selain membuat suasana perayaan lebih meriah, pertunjukan ini juga dipercaya mampu mengusir energi buruk dan mendatangkan rezeki bagi rumah, toko, atau tempat ibadah.

3. Membersihkan Rumah

Menjelang Imlek, membersihkan rumah menjadi tradisi yang tidak boleh dilewatkan. Kegiatan ini biasanya dilakukan beberapa hari sebelum Tahun Baru, dengan tujuan menghilangkan hal-hal buruk dari tahun sebelumnya. Rumah yang bersih dianggap membawa energi positif dan membuka jalan bagi keberuntungan serta rezeki di tahun yang baru.

Namun, pada hari pertama Imlek, membersihkan rumah dianggap pantang dilakukan. Menyapu atau membuang sampah pada hari itu dipercaya dapat membuang keberuntungan yang baru datang. Oleh sebab itu, semua kegiatan bersih-bersih selalu diselesaikan sebelum perayaan dimulai.

4. Menggunakan Dekorasi Serba Merah

Dalam perayaan Imlek, warna merah selalu menjadi pilihan utama untuk dekorasi karena dianggap membawa keberuntungan dan kebahagiaan. Selain itu, warna ini juga melambangkan keberanian dan dipercaya mampu mengusir hal-hal buruk, sehingga membuat suasana tahun baru terasa lebih positif. Dekorasi merah seperti lampion atau ornamen khas sering dipasang untuk menambah semarak perayaan.

Di Indonesia, penggunaan dekorasi merah sering dikombinasikan dengan budaya lokal. Contohnya, di daerah seperti Singkawang dan Palembang, lampion merah digantung bersama hiasan tradisional khas daerah. Dekorasi ini tidak hanya mempercantik tempat, tetapi juga menciptakan suasana meriah yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.

5. Petasan dan Kembang Api

Petasan sudah menjadi tradisi yang tak terpisahkan dalam perayaan Imlek di Indonesia. Konon, suara keras petasan dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan, berdasarkan cerita legenda Tionghoa tentang makhluk Nian yang takut dengan bunyi keras. Tradisi ini telah ada selama berabad-abad dan tetap dilakukan oleh banyak orang selama perayaan Imlek.

Selain petasan, kembang api juga sering digunakan untuk merayakan Imlek dengan cara yang lebih aman. Kembang api yang indah dengan berbagai warna menambah suasana meriah dan penuh kebahagiaan. Meskipun tidak sekuat petasan dalam hal makna spiritual, kembang api tetap menjadi simbol perayaan dan keberuntungan, sering ditampilkan dalam festival besar dan acara umum untuk memeriahkan suasana.

6. Bertamu dan Berkumpul Bersama Keluarga

Tradisi berkumpul dengan keluarga saat Imlek kini juga melibatkan banyak orang dari berbagai latar belakang. Selain berkumpul dengan keluarga Tionghoa, banyak yang mengundang teman-teman dari berbagai suku dan agama untuk merayakan bersama, menciptakan rasa kebersamaan dan toleransi di Indonesia.

Berkumpul bersama keluarga saat Imlek lebih dari sekadar merayakan tahun baru. Ini adalah waktu untuk menciptakan suasana hangat, menghargai nilai keluarga, dan berbagi kebahagiaan. Momen ini mengingatkan kita untuk selalu saling menghormati dan berharap yang terbaik untuk masa depan.

Itulah penjelasan tentang ragam tradisi Imlek di Indonesia yang filosofis dan bermakna. Masing-masing memiliki latar belakang yang berkaitan dengan kepercayaan Tionghoa.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan