17 Puisi Hardiknas 2025 Bertema Pendidikan dan Perjuangan
Setiap tanggal 2 Mei, masyarakat Indonesia mengenang sosok hebat dalam dunia belajar dengan merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tokoh tersebut adalah Ki Hadjar Dewantara, yang membuka jalan bagi pendidikan rakyat. Hari itu dijadikan waktu spesial untuk menghargai jasa-jasanya.
Pendidikan sangat penting agar negara bisa maju dan sejahtera. Lewat peringatan ini, orang-orang diajak untuk berpikir ulang tentang tujuan pendidikan. Kita juga diingatkan bahwa belajar harus terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Biasanya Hardiknas diperingati dengan berbagai kegiatan seru dan bermanfaat. Sekolah dan lembaga pendidikan ikut merayakannya dengan upacara dan lomba. Ini jadi kesempatan untuk menghormati mereka yang ikut membangun dunia pendidikan.
Saat Hardiknas, banyak orang membuat puisi tentang semangat belajar dan guru. Isi puisinya bisa membangkitkan semangat dan penuh makna. Harapan untuk masa depan pendidikan sering dituliskan lewat kata-kata indah.
Puisi-puisi ini bisa menyentuh hati dan membuka pikiran banyak orang. Lewat kata-kata kiasan, puisi membantu menyampaikan pesan yang dalam. Puisi menjadi cara untuk menggambarkan impian pendidikan yang lebih baik.
Kali ini, kami akan memberikan berbagai referensi puisi Hardiknas 2025 dalam berbagai tema. Selengkapnya, simak tulisan di bawah ini.
Puisi Hardiknas 2025
1. Para Pelajar
Karya: Elfrida Octaviani
Kami tumbuh untuk Indonesia
Kami hidup untuk Indonesia
Kami berdiri untuk Indonesia
Kami mati untuk Indonesia
Tidak semata mata kami hanya meminta
Dengan jeritan dan ronta
Tapi kami juga mengalirkan
Ilmu sebagai terapan yang meringankan
Malam tergelap tepat sebelum fajar
Rintangan dan halangan selalu mengajar
Esa hilang dua terbilang
Tak akan ada harapan yang hilang
2. Jam Kosong Kami Bahagia
Karya: Ar Izzal Muflihin
Betapa bahagia kami
Jam kosong tak ada gurunya terasa lagi
Telah menjadi tradisi; lumrahnya kami
Merekah senyum bahagia sana-sini
Dan di sudut kiri
Guru mulai menyibukkan diri; melupa kepada kami
Ada yang membangkit senyum dari tidurnya
Ada yang membaca buku lalu menertawakannya
Ada pula yang mencela, pada daftar nama yang tertera
Begitulah kami
Pelajar generasi negeri ini
Yang gembira tiada henti
Kala jam kosong tak terganti
3. Tombak Keberhasilanku
Karya: Amanda Nudhana D
Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu
Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu
Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guruku...
Kau adalah orang tua keduaku
Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu
4. Dikoyak Suara
Karya: Ika Rahutami
Di ujung sore yang sepi
Terbayang kerinyit kemarahan bercampur bau perjuangan
yang berkobar sekian puluh tahun lalu
"apakah kamu mendidik?"
"iya," jawabku
"mendidik semacam apa?"
"ya mendidik orang muda supaya pintar, supaya tidak bertemu alisnya ketika berbicara teknologi, supaya kelak jadi kaya"
"cukupkah?" desisnya lagi. "Kamu lupa, pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan"
Aku terdiam
Membiarkan suara suara di telinga terganti oleh detak nadiku yang lebih cepat
Tergerus oleh arus yang lebih cepat,
terlupa kemewahan idealisme, kokoh kemauan, dan halus perasaan
terlupa atau sengaja lupa
Itu tetap kegagalan
5. Lelang Pendidikan
Karya: Ahmad Latiful Ansori
Pendidikan...
Kata yang didengungkan oleh banyak kalangan
Katanya
Pendidikan itu tak memandang latar belakang
Namun, apalah daya
Itu 'cuma' slogan
Entah zaman yang telah berevolusi
Atau sedari dulu tetap begini
Pendidikan adalah hak setiap warga
Namun, mana buktinya
Kami beli, kami juga yang menjual
Itu kata yang sering terlontar, dari orang yang katanya
Berpendidikan
Kami beli mahal, maka kami juga mendapatkan yang mahal
Pantas saja jika negara ini tak mencapai kejayaan
Kelakuan orang-orang berpendidikan tak lagi bisa diharapkan
Pendidikan investasi masa depan
Namun, bukan berarti pendidikan sebagai alasan untuk meraup
Pajak besar-besaran
Bukan pula sebagai alasan untuk meletakkan kaki di atas hidung
Anak jalanan
Mau sampai kapan, pendidikan akan terus dilelang
Hingga rakyat kecil musnah dengan perlahan
Atau hingga jas mengkilat tak lagi muat dikenakan?
Tak hanya tuan yang membutuhkan
Tapi, kami juga tak meminta
Karena kami tak sanggup jika terus bermain lelang
Dengan apa yang seharusnya kami dapatkan
6. Aku dan Masa Depanku
Karya: Ulil Albab af-Farizi
Ketika sang mentari menampakkan sinarnya
Diiringi kicauan burung yang menyapa
Detik demi detik yang berbunyi
Membangunkanku untuk menggapai cita
Buku-buku yang memandangku
Seolah tak rela menenggelamkanku dalam angan
Kutatap mentari dan berkata
Aku siap demi masa depanku
Semangat yang membara
Membangkitkan jiwa dan raga
Lonceng sekolah yang memanggil
Adalah awal mengumpulkan ilmu
Menuntut ilmu
Ialah candu bagiku
Menambah kecerdasan
Dan menjadi jembatan
Akan cita-citaku
7. Guru Sejati
Karya: Gagak Lumayung
Ki Hadjar Dewantara: penggerak, pendidik yang melegenda
Beliau pendiri perguruan di taman siswa
Adalah guru berkarya segenap jiwa
"Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa.."
"Tut Wuri Handayani." Semboyan pendidikan negeri ini
Guru memberi teladan, mendidik, dan memotivasi
Menerangi gulitanya pengetahuanku
Kau santuni aku dengan samudera ilmu...
Ki Hadjar Dewantara: Kau pahlawan nasional Indonesia
Soekarno yang menetapkannya
28 November: apresiasi bangsa atas jasa-jasamu. Kau,
Menjelma prasasti
Guru sejati, panutan di bumi pertiwi
O...Kau kukenal Ki Hadjar Dewantara
Namamu semerbak dalam segala buku
Kau panutan bapak dan ibu guru
Kau dicinta semua siswa Indonesia...
O...Kau kukenang sepanjang hayat
Namamu menjelma pengetahuan tentang doa-doa
Sunyiku dalam bermunajat
Semoga surga untukmu, duhai pahlawan bangsa...
8. Peti Emas Sejuta Mimpi
Karya: Annisah Fatona
Mimpi ini terasa terkubur begitu dalam
Begitu dalam sampai tak bisa tergali
Ingin ku keluarkan mimpi-mimpi itu sekarang
Tapi itu tidaklah mudah...
Butuh sejuta peti emas untuk menggali mimpi itu
Itulah mahalnya pendidikan
Begitu mahal sampai harus mengubur mimpi ini
Sungguh ku butuh peti emas itu
Apalah daya, mengisi perut keroncong pun sulit
Apakah hanya mimpi seorang anak pejabat yang bisa tumbuh?
Apakah niat tidaklah cukup tanpa seperti emas?
Zaman yang begitu kaya...
Bukan karena kebodohan kami tidak bisa menggapai mimpi kami
Tapi karena peti emas yang tidak bisa kami dapatkan
Begitu kaya karena sejuta mimpi yang terkubur dengan sejuta peti emas
Lebih baiklah tak perlu bermimpi
Dari pada harus bermimpi tapi terkubur jua
9. Pendidikan dan Harapan
Karya: Dwi Arif
Pendidikan adalah tangga harapan
Tangga itu menuntun manusia untuk mencapai tujuan
Semua manusia berhak untuk menggunakan
Untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan
Tangga itu tidak boleh disembunyikan
Dari semua insan yang ingin perubahan
Tangga tersebut tidak boleh disalahgunakan
Hanya untuk meraih keuntungan
Tangga itu harus benar-benar kuat
Agar mampu merubah manusia menjadi bermartabat
Tangga tersebut harus selalu dirawat
Agar bisa membimbing kita meraih akal sehat
Tangga itu harus bisa beradaptasi
Dari zaman yang begitu kencang berlari
Tangga itu tidak boleh dinodai
Agar bisa mengantar kita menjadi manusia bermoral yang hakiki
10. Ilmu Abadi
Karya: Medina Muncar Irmaranti
Ilmu adalah cahaya kehidupan
Menjadi penerang dalam gelapnya kehidupan
Begitu luas untuk dijelajahi
Ilmu bagaikan petunjuk
Penuntun ke jalan yang benar
Menjadi dasar atas apa yang kita lakukan
Ilmu tak pernah lekang oleh waktu
Berkembang seiring berkembangnya waktu
Dan akan terus berkembang hingga akhir kehidupan
11. Suara Murid Masa Kini
Karya: Pipit Sriwulan
Inginku bebas inginku lepas
Terserah air mengalir ke mana
Melewati pasir, lembah dan telaga
Berlari sekuat-kuatnya yang tanpa batas
Kebebasan mengolah cipta, rasa, dan karya itu hak kami
'Tuk memupuk sejuta potensi yang terpatri di sanubari
Maka waktu, ilmu dan maju akan tumbuh dalam diri
Kemerdekaan dalam bermain dan belajar haruslah ditaati
Dukunglah kami, bimbinglah kami
Menggapai keemasan sebagai wujud dari mimpi
Doakan kami, agar tiada jalan yang tak pantas 'tuk dilalui
Kami hanyalah seekor semut yang pantas 'tuk disayangi
Sungguh pendidikan adalah pusaka
Harus selalu dijaga kemurnian dan keutuhannya
Mengayomi, memfasilitasi mencetak generasi
sesuai keyakinan falsafah negeri
Menopang kuat kemajuan negara,
berakarkan budaya Indonesia
12. Menggapai Impian
Karya: Ni Nengah Restari
Senyum terukir tipis
Menghias bibir yang manis
Langkah demi langkah berpijak
Mengejar angan yang bijak
Sejuta harapan kurengkuh
Laksa rintangan kutempuh
Laksa menuju kemenangan
Menggapai impian
Riang gembira jalan hidup
Hati ikhlas bahagia datang
Perjuangan dan doa penuh ikhlas
Bawa berkah yang berlimpah
13. Di Sini Aku Dididik
Karya: Vanny Wahyu
Sekolahku...
Tanpamu aku tidak tahu apa-apa
Tanpamu aku tidak bisa membaca
Tanpamu aku tidak dapat menulis
Tanpamu aku tidak bisa mengenal apa dunia pendidikan
Sekolahku...
Kau tempatku untuk menambah wawasan
Kau tempatku untuk mencari ilmu
Sekolahku...
Kau tempatku untuk bertemu dengan teman-temanku
Kau tempatku untuk aku menentukan cita-citaku
14. Selamat Ulang Tahun, Buku
Karya: Joko Pinurbo
Selamat ulang tahun, buku. Makin lama
Kau makin keren saja. Tambah cerdas pula
Aku saja yang tambah payah
Dan sekarang mulai pelupa
Maaf, aku tak bisa kasih hadiah apa-apa
Selain sejumlah ralat dan catatan
Yang aku tak tahu akan kutaruh di mana
Sebab kau sudah pandai meralat
Dan menceritakan dirimu sendiri
Kau bahkan sudah tak seperti dulu
Ketika aku berdarah-darah menulismu
Jangan-jangan kau pangling denganku
Selamat ulang tahun, buku. Anggap saja
Aku kekasih atau pacar malangmu
Selamat panjang umur, cetak ulang selalu
15. Benih Generasi
Karya: Irmahadiani Linasari
Lihatlah benih-benih generasi yang penuh mimpi
Tumbuh indah di ladang sang petani
Alam pun menjadi saksi
Ragam budaya yang tumbuh mengiringi
Tak ada yang salah dengan keragaman
Bukankah itu dapat menguatkan?
Namun, mengapa terkadang kita memaksakan
Padahal kodrat alam begitu nyata
Mereka bukan secarik kertas kosong belaka
Melainkan pribadi yang penuh talenta
Walau mungkin sepanjang harinya
Hanya bermain kesibukannya
Yakinlah kita bisa berpihak pada mereka
Mengembangkan bakat dan potensinya
Lewat kearifan lokal yang menjadi budayanya
'Tuk mendapatkan keselamatan dan kebahagiaannya
Mari menuntun sepenuh hati
Membimbing kodrat yang telah terpatri
Layaknya sang petani
Yang menghamba pada benih ini
Memupuk budi pekerti sesuai nilai Pancasila
Dengan cipta, rasa, karsa, dan karya
Tanpa melupakan sebuah perubahan
Kodrat zaman yang penuh tantangan
Ing ngarso sung tulodho
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
Tetaplah menjadi semboyan
'Tuk wujudkan merdeka belajar
16. Ki Hajar Dewantara
Karya: A. K. Wardhani
2 Mei engkau dilahirkan
Tanggal itu pula kami abadikan
sebagai hari Pendidikan Nasional
Karena jasamu,
Mengentaskan kebodohan
Memerangi penjajah dengan cahaya pengetahuan
Putra ningrat yang merakyat
Pengasingan tak menghentikan langkah
Serbuan kritik tajam kau arah
Jiwamu menahan amarah
Dalam doa dan tengadah
Dalam tulisan penuh amanah
Ki Hajar Dewantara... Ki Hajar Dewantara!
Pekik namamu harum kukenang selalu
Engkaulah pendiri Taman Siswa
Engkaulah pejuang Tiga serangkai
Teladanmu terlukis nyata penuh wibawa
Dalam perjuanganmu!
Dalam tulisanmu!
Dalam dedikasimu!
Semboyanmu akan selalu terpatri
Ing ngarsa sung tuladha
Ing madya mangun karsa
Tut Wuri handayani
17. Perjuangan Meraih Mimpi
Karya: Natasha Maylina
Sejuta angan dan mimpi
Menari di kepalaku
Sejuta harapan
Bergema di dalam hatiku
Ke manakah semua ini kubawa?
Kehidupan yang maha keras
Menghadang impian dengan batu rintangan
Takkan kulepas genggaman mimpiku
Melupakan imajinasi sejenak
Berjerih payah mewujudkan mimpi
Setiap jerih payah pasti terbayar
Berikan banyak harapan
Semangat perjuangan berkobar
Demi mimpi di masa depan
Takkan 'ku berpaling darinya
'Kan kuraih mimpi setinggi bintang
Itulah sederet puisi Hardiknas 2025 yang bisa dijadikan referensi. Anda bisa membacakannya di acara bertema pendidikan atau Hardiknas. Semoga bermanfaat.
