Profil Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab
Ibrahim Sjarief Assegaf, suami jurnalis sekaligus presenter, Najwa Shihab, meninggal pada Selasa (20/5), pukul 14.29 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta. Kabar wafatnya turut diumumkan oleh Narasi, media yang turut didirikan Najwa Shihab dan di mana Ibrahim menjabat sebagai Komisaris Utama.
Ibrahim Sjarief Assegaf mengembuskan napas terakhir setelah mengalami stroke disertai pendarahan di otak. Selama ini, sosok Ibrahim Sjarief jarang disorot.
Ibrahim Sjarief Assegaf merupakan pakar di bidang hukum yang juga turut mendirikan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK). Jejaknya di bidang hukum, juga termasuk menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera.
Berikut ulasan lengkap mengenai profil Ibrahim Sjarief Assegaf, suami Najwa Shihab.
Profil Ibrahim Sjarief Assegaf
Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf lahir di Surakarta pada tahun 1971. Ibrahim menempuh pendidikan sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Harvard Law School pada tahun 2002–2003 sebagai rekan peneliti tamu di Program Studi Hukum Asia Timur. Tak berhenti di sana, pada tahun 2009 ia meraih gelar Master of Laws (LLM) dari University of Melbourne, Australia, dengan dukungan beasiswa dari Australian Development Scholarship.
Dengan latar belakang akademik yang kuat dan pengalaman bertahun-tahun di bidang hukum, Ibrahim dikenal sebagai spesialis dalam perkara perbankan, keuangan, restrukturisasi, dan kepailitan. Kemampuannya membuatnya dipercaya menangani berbagai kasus penting, baik oleh perusahaan besar maupun individu.
Meski memiliki jabatan strategis dan dikenal luas di kalangan profesional, Ibrahim dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan tidak suka tampil di depan publik. Hal ini diungkapkan langsung oleh Najwa Shihab dalam sebuah podcast.
Penghargaan dan Karier Ibrahim Sjarief Assegaf
Ia dikenal luas sebagai pengacara berintegritas dengan reputasi gemilang. Ia merupakan salah satu mitra di firma hukum ternama Assegaf Hamzah & Partners dan juga menjabat sebagai direktur di PT Justika Siar Public (Hukumonline), platform layanan hukum berbasis digital.
Selain aktif sebagai praktisi, ia juga mengabdikan diri di dunia pendidikan hukum sebagai dosen di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera. Nama Ibrahim dikenal luas di sektor perbankan, keuangan, restrukturisasi utang, serta merger & akuisisi.
Sejumlah penghargaan bergengsi pun pernah ia raih:
- "Highly regarded" Lawyer in Banking and M&A oleh IFLR 1000 pada 2016-2018
- "Band 3" in Banking and Finance" oleh Chambers and Partners Asia Pacific pada 2017-2018
- Banking & Finance, Projects & Energy, Restructuring & Insolvency and Aviation oleh Legal500 Asia Pacific pada 2017-2018
- "Leading Lawyer" in Banking and finance, Corporate and M&A, Restructuring and insolvency oleh Asialaw Leading Lawyers pada 2017-2018
Kisah Cinta dan Keluarga Ibrahim Sjarief Assegaf
Pertemuan Najwa dan Ibrahim terjadi semasa kuliah. Ibrahim merupakan senior Najwa di kampus. Setelah berpacaran selama enam bulan, keduanya memutuskan menikah pada tahun 1997.
Meski sempat menjalani hubungan jarak jauh ketika Ibrahim harus menempuh pendidikan di luar negeri, keduanya tetap menjaga kedekatan. Justru, menurut Najwa, jarak membuat hubungan mereka semakin kuat.
Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak, Izzat Ibrahim Assegaf dan Namiyah Assegaf. Sayangnya, Namiyah meninggal dunia hanya beberapa jam setelah dilahirkan.
Itulah ulasan lengkap mengenai profil Ibrahim Sjarief Assegaf. Kepergian Ibrahim meninggalkan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga, tapi juga bagi dunia hukum Indonesia.

