Pacu Jalur Tren Aura Farming Akan Kembali Digelar pada Juli 2025, Cek Jadwalnya
Pacu jalur menjadi sorotan warganet di seluruh dunia usai video aksi penari cilik di atas perahu berseliweran di media sosial. Penari cilik memang menjadi bagian dalam perlombaan pacu jalur.
Aksi bocah cilik di atas jalur itu juga menjadi tren “aura farming”, yang bahkan diikuti akun resmi tim sepak bola ternama seperti AC Milan dan Paris Saint-Germain (PSG). Lantas, apa itu tradisi pacu jalur yang tengah viral di laman media sosial?
Tradisi Pacu Jalur
Melansir laman Kemendikbud, tradisi Pacu jalur adalah perlombaan mendayung perahu panjang (disebut jalur) yang berasal dari Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Tradisi ini sudah ada sejak awal abad ke-17, saat jalur digunakan sebagai alat transportasi utama di sepanjang Sungai Batang Kuantan.
Sungai ini terletak di Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu hingga Kecamatan Cerenti di hilir. Namun sejak tahun 1900, jalur mulai dipacukan sebagai bentuk perayaan hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Maulid Nabi.
Asal pacu jalur tak bisa dilepaskan dari budaya masyarakat Rantau Kuantan yang hidup berdampingan dengan alam dan sungai. Jalur dibuat dari satu pohon tanpa sambungan.
Sebelum mengambil kayu besar, seluruh masyarakat harus melakukan ritual terlebih dahulu. Tujuannya untuk menghormati dan meminta izin kepada hutan belantara saat mengambil kayu yang besar.
Satu jalur bisa menampung 40 hingga 60 orang. Selain untuk transportasi penduduk, jalur juga menjadi satu-satunya alat angkut hasil bumi seperti pisang dan tebu.
Lama-kelamaan, jalur dibuat makin indah dengan ditambahkan ukiran, seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayung-nya. Banyak juga yang dilengkapi dengan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri).
Jalur pun tidak lagi sebagai alat angkut, tetapi juga identitas sosial. Saat itu hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias itu.
Sejarah Pacu Jalur
Pacu jalur merupakan pesta rakyat yang kini jadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi. Tradisi ini memiliki akar sejarah yang panjang, dimulai sejak abad ke-17.
Pada masa itu, jalur berfungsi sebagai alat transportasi utama bagi penduduk desa di wilayah Rantau Kuantan, yaitu daerah yang membentang sepanjang Sungai Kuantan, dari Hulu Kuantan hingga Cerenti.
Karena transportasi darat belum berkembang, jalur menjadi sarana mengangkut hasil bumi dan juga orang, bahkan bisa menampung 40 hingga 60 penumpang dalam satu kali perjalanan. Lambat laun, jalur mulai dihias dengan berbagai ukiran artistik seperti kepala ular, buaya, dan harimau.
Jalur juga dilengkapi dengan berbagai ornamen seperti payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang), serta lambai-lambai, yaitu tempat berdirinya penari di ujung perahu seperti yang dilakukan Anak Coki.
Perubahan tersebut menandai pergeseran fungsi jalur yang awalnya sebagai alat transportasi menjadi simbol status sosial. Pada masa itu, hanya para bangsawan dan tokoh adat yang bisa menggunakan jalur berhias.
Beberapa abad kemudian, masyarakat mulai memanfaatkan jalur tidak hanya sebagai kendaraan, tetapi juga untuk berlomba dalam adu kecepatan. Perlombaan ini kemudian berkembang menjadi tradisi budaya yang kini dikenal luas sebagai pacu jalur.
Awalnya, perlombaan diadakan di kampung-kampung sepanjang Sungai Kuantan sebagai bentuk perayaan hari besar Islam. Namun, seiring perkembangan waktu, tradisi ini dijadikan sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap bulan Agustus.
Kini, pacu jalur tidak hanya menampilkan keahlian mendayung, tetapi juga perayaan budaya yang penuh semangat. Warna-warni kostum para peserta, suara meriam yang menandakan dimulainya lomba, serta sorakan penonton menjadi ciri khas dan daya tarik dari warisan budaya asli Kuantan Singingi yang selalu dinanti dan dinikmati masyarakat.
Jadwal Pacu Jalur di Riau Juli 2025
Rangkaian perlombaan pacu jalur di Riau akan berlangsung pada Juli 2025. Salah satu paling terdekat ialah pada 18-20 Juli 2025 di Tepian Datuk Bandaro Lelo Budi, Kari, Kuantan Singingi.
Pacu jalur pada di Tepian Datuk Bandaro Lelo Budi tersebut termasuk dalam perlombaan Rayon IV. Sementara, perlombaan lain yaitu Rayon 1 digelar pada 13-15 Juni, Rayon II pada 20-22 Juni, dan Rayon III pada 4-6 Juli 2025.
Selain itu, event pacu jalur bulan ini juga akan diisi dari jalur mini (Ikatan Pemuda Aro) di Tepian Ronge Biru, Kuantan Tengah. Sesuai agenda, pacuan jalur mini akan digelar pada 25-27 Juli.
Event Festival Pacu Jalur Tradisional tahun ini akan terus digelar hingga puncaknya pada 20-24 Agustus 2025 di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, dengan tema "Pacu Jalur Mendunia UMKM Semakin Jaya”. Dalam perlombaan, jalur atau perahu yang digunakan memiliki ukuran panjang sekitar 25-40 meter.
Jumlah pemain pacu jalur (anak pacu) dalam sebuah perahu bisa mencapai 40-60 orang. Tak kalah menarik tentu aksi tukang tari, yang berdiri di atas telinga jalur dan di depan anak pacu.
Semua jalur akan berlaga di atas sungai dengan jarak sekitar 1 km. Lebar sungai tergantung pada kondisi sungai tempat pacu jalur diadakan. Jika air sungai surut, tentu lebar sungai bisa berubah menjadi lebih sempit, begitu pula sebaliknya.
Sungai Batang Kuantan sendiri diketahui memiliki lebar sekitar 150-200 meter. Berikut jadwal lengkap Festival Pacu Jalur pada bulan Juli 2025:
- Rayon 3
Tanggal: 4-6 Juli 2025
Lokasi: Tepian Rajo, Pangean
- Rayon 4
Tanggal: 18-20 Juli 2025
Lokasi: Tepian Datuak Bandaro Lelo Budi, Desa Kari
- Pacu Jalur Mini Pulau Aro
Tanggal: 25-27 Juli 2025
Lokasi: Tepian Ronge Biru, Desa Pulau Aro, Kecamatan Kuantan Tengah
Demikian ulasan lengkap mengenai pacu jalur, sejarah, dan jadwal gelaran pacu jalur Juli 2025.

