Siapa Laurens Sigar? Kakek Prabowo yang Dimakamkan di Belanda
Siapa Laurens Siregar? Presiden Prabowo Subianto menyempatkan diri berziarah ke makam kakek-neneknya saat melakukan kunjungan kenegaraan di Kerajaan Belanda pada hari Sabtu. Ia berziarah ke makam Phillip Frederik Laurens Sigar dan Cornelie Emilie Sigar .
“Di sela kunjungan resmi kenegaraan ke Kerajaan Belanda, saya menyempatkan diri berziarah ke pemakaman umum Oud Eik en Duinen di Den Haag,” tulis Prabowo melalui akun Instagram pribadinya, @prabowo, Minggu (29/9/2029).
Prabowo Hadiri Sidang Umum PBB ke-80 di New York
Setelah menghadiri Sidang Umum PBB ke-80 di New York, Prabowo melakukan kunjungan bilateral ke Belanda. Pada 26 September 2025, Prabowo diterima secara hangat di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, oleh Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas sejumlah isu penting, termasuk upaya memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang strategi.
Prabowo menyampaikan bahwa Raja Belanda menyetujui pengembalian 30 ribu artefak Indonesia yang dibawa selama masa penjajahan. “Saya kira ini menunjukkan etika Belanda yang baik dalam memelihara hubungan yang harmonis dengan kita,” ujar Prabowo saat tiba di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusumah, Jakarta, pada 27 September 2025.
Selain itu, Prabowo menambahkan bahwa Ratu Máxima, yang memiliki keahlian di bidang keuangan, dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada tanggal 25 November mendatang untuk berdiskusi dengan para ahli keuangan Indonesia.
Siapa Laurens Sigar?
Philip Frederik Laurens Sigar lahir pada akhir abad ke-19 di Minahasa, Sulawesi Utara, yang saat itu itu masih berada di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Ia berasal dari keluarga Minahasa yang memiliki kedekatan dengan pejabat kolonial Belanda.
Philip Frederik Laurens Sigar merupakan ayah dari Ibu Prabowo, Dora Marie Sigar. Dora Marie Sigar merupakan istri dari Soemitro Djojohadikoesoemo, yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset Indonesia ke-3 sekaligus Menteri Keuangan Indonesia ke-8. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai empat anak: Biantiningsih Miderawati Djiwandono, Marjani Ekowati le Maistre, Prabowo Subianto, dan Hashim Djojohadikusumo.
Karier Philip Frederik Laurens Sigar berkembang di bidang administrasi kolonial. Ia sempat menjabat sebagai anggota Gemeenteraad (Dewan Kota) Manado pada tahun 1920–1922, lalu diangkat menjadi Gewestelijk Secretaris (Sekretaris Residen) Manado pada tahun 1922–1924. Posisi ini menegaskan peran strategisnya dalam birokrasi kolonial, khususnya dalam menangani urusan administratif di wilayah Manado.
Keluarga Sigar juga dikenal dengan latar belakang militernya. Kakek buyut Prabowo, Benjamin Thomas Sigar, pernah menjabat sebagai kapitein atau memimpin Pasukan Tulungan.
Benjamin Sigar tergabung dalam pasukan yang direkrut pemerintah Hindia Belanda untuk mendukung operasi militer, termasuk Perang Jawa (1825–1830) yang berakhir dengan penangkapan Pangeran Diponegoro. Ia juga dianugerahi penghargaan Militaire Willems-Orde kelas 4 oleh Kerajaan Belanda atas jasanya.
Dengan latar belakang nasional tersebut, Philip Sigar dikenal sebagai tokoh yang mewarisi tradisi kesetiaan terhadap pemerintah kolonial Belanda, meskipun gerakanisme Indonesia mulai muncul dan berkembang pada masa itu.
Siapa Laurens Siregar? Laurens Siregar adalah seorang tokoh Minahasa, kakek Prabowo Subianto yang meniti karier di pemerintahan kolonial Hindia Belanda pada awal abad ke-20. Ia pernah menjabat sebagai anggota Gemeenteraad Manado dan Sekretaris Residen Manado. Keluarganya memiliki tradisi loyalitas terhadap Belanda, tercermin dari jasa militernya yang diakui dengan penghargaan Militaire Willems-Orde kelas 4.

