Apakah Islam Boleh Merayakan Halloween? Ini Arti Perayaannya

Anggi Mardiana
31 Oktober 2025, 08:51
Apakah Islam Boleh Merayakan Halloween
Unsplah
Apakah Islam Boleh Merayakan Halloween
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Apakah Islam boleh merayakan Halloween? Halloween kini dirayakan di sejumlah negara, termasuk Arab Saudi. Fenomena perayaan yang sempat viral di negara tersebut menimbulkan kehebohan, terutama di kalangan umat Islam. Sebagai negara yang dikenal sebagai pusat dunia Islam, muncul banyak pertanyaan mengenai bagaimana hukum merayakan Halloween jika dilihat dari sudut pandang ajaran Islam.

Menurut pandangan Buya Yahya, Halloween bukan bagian dari tradisi Islam sehingga tidak layak untuk dirayakan oleh umat Islam. Beliau juga menegaskan agar umat Islam tidak cepat berasumsi bahwa seluruh masyarakat atau ulama di Arab Saudi mendukung perayaan tersebut. Sebab, kemungkinan besar perayaan-perayaan besar itu merupakan kebijakan pemerintah semata dan tidak mewakili pandangan seluruh rakyat.

Apa itu Hari Halloween?

Halloween, atau “Hallowe'en”, adalah singkatan dari “All Hallows' Evening” yang berarti malam semua orang kudus. Perayaan ini juga dikenal dengan nama lain seperti Allhalloween, All Hallows' Eve, atau All Saints' Eve.
Halloween dirayakan setiap 31 Oktober, malam sebelum Hari Raya semua orang kudus dalam tradisi kekristenan barat. Perayaan ini merupakan bagian dari Allhallowtide , periode tiga hari dalam kalender liturgi yang diperuntukkan untuk mengenang orang-orang yang telah meninggal, termasuk santo dan santa, para martir, serta seluruh jiwa umat beriman.

Sejumlah sejarawan percaya bahwa beberapa tradisi Halloween berasal dari festival panen bangsa Kelt kuno, terutama Samhain, yang memiliki akar kepercayaan pagan sebelum menyatu dengan ajaran Kristen. Namun, ada juga pandangan yang menyatakan bahwa Halloween berkembang sebagai perayaan keagamaan dalam kekristenan tanpa hubungan langsung dengan ritual kuno tersebut.

Dalam praktik modern, Halloween biasanya dirayakan dengan kegiatan seperti trick or treat, mengenakan kostum menyeramkan, menghadiri pesta bertema horor, menghias rumah, atau mengukir labu dengan wajah menyeramkan. Beberapa orang juga menyalakan api unggun, memainkan permainan ramalan, atau menonton film horor untuk menambah keseruan.

Di sisi lain, di beberapa negara Halloween tetap dirayakan dengan nuansa religius, seperti kebaktian malam Hari Para Kudus dan menyalakan lilin di makam sebagai penghormatan bagi arwah yang telah tiada.

Apakah Islam boleh merayakan Halloween?

Apakah Islam Boleh Merayakan Halloween
Apakah Islam Boleh Merayakan Halloween (Unsplash)

Dalam ajaran Islam, terdapat ketentuan tegas yang melarang umatnya meniru atau menyerupai kaum non-Muslim, terutama dalam hal ibadah maupun simbol-simbol keagamaan. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud)

Hadis ini menegaskan pentingnya bagi umat Islam untuk menjaga jati diri dan tidak meniru ritual, simbol, maupun tradisi yang berasal dari ajaran selain Islam. Para ulama seperti Ali Al-Qari dan Al-Alaqami menjelaskan bahwa siapa pun yang meniru kaum fasik atau kafir dalam hal pakaian, perayaan, atau perilaku tertentu, maka ia dapat dianggap sebagai bagian dari mereka dalam hal konsekuensi dosa maupun pahala.

Meskipun banyak orang hanya melihat Halloween sebagai hiburan semata, asal-usul perayaan ini tetap terkait dengan ritual keagamaan non-Islam dan simbol-simbol paganisme. Oleh karena itu, bagi umat Islam, penting memahami nilai dan makna di balik sebuah perayaan sebelum terlibat di dalamnya. Banyak ulama pun menganjurkan agar umat Islam tidak merayakan Halloween. Dalam Bughyah al-Mustarsyidin dijelaskan bahwa:

• Apabila seseorang meniru kaum non-Muslim dengan tujuan menyukai agama mereka atau mengikuti praktik kekufuran, maka ia bisa dianggap kafir.
• Jika seseorang meniru hanya untuk ikut tren atau hiburan tanpa niat seperti itu, maka hukumnya berdosa, meskipun tidak sampai kafir.
• Bila kemiripan tersebut terjadi tanpa disengaja, maka hukumnya makruh.

Dengan demikian, memakai kostum Halloween atau menghadiri pestanya tidak serta merta membuat seseorang menjadi kafir, namun tetap dianggap perbuatan yang tidak pantas bagi umat Islam karena meniru tradisi non-Islam.
Umat Islam sebaiknya tidak mengikuti perayaan-perayaan seperti Halloween, Valentine, atau tradisi Barat lainnya. Energi dan kreativitas sebaiknya diarahkan untuk melestarikan tradisi Islam yang sarat berkah.

Apakah Islam boleh merayakan Halloween? Berdasarkan ajaran Islam dan pandangan para ulama, umat Islam sebaiknya tidak merayakan Halloween. Meskipun perayaan ini terlihat seperti hiburan semata, akar sejarahnya terkait dengan ritual keagamaan non-Islam dan simbol-simbol paganisme, sehingga menirunya bisa menimbulkan dampak negatif terhadap akidah.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan